Mohon tunggu...
Rika WatiDewi
Rika WatiDewi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Semester 5 PGSD Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kendala Kegiatan Menyimak dalam Pembelajaran Online di Era Pandemi Covid-19

4 November 2020   11:33 Diperbarui: 4 November 2020   11:43 2004
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang guru tentunya memiliki peran yang menjadi kewajiban utamanya yaitu mengajar. Selain mengajar guru juga dituntut untuk mendidik dan membimbing peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. 

Pandemi covid-19 ini proses pembelajaran mengalami banyak kendala dan dunia pendidikan harus siap beradaptasi dengan situasi yang baru, yaitu tetap melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara daring (dalam jaringan). 

Dalam melaksanakan pembelajaran tentunya siswa harus menguasai keterampilan berbahasa, salah satunya keterampilan menyimak. Karena dalam situasi sekarang menyimak adalah faktor utama pendukung keberhasilan tujuan pembelajaran, Apakah dalam kegiatan menyimak dimasa pandemi saat ini menjadi salah satu kendala yang menghambat proses pembelajaran? Dan apa sajakah kendala itu?

Masalah yang terjadi bukan hanya terdapat pada sistem media pembelajaran akan tetapi fakta kuota yang membutuhkan biaya cukup tinggi harganya bagi siswa dan guru dapat memfasilitasi kebutuhan pembelajaran. 

Kuota yang dibeli untuk kebutuhan internet menjadi melonjak dan banyak orangtua siswa yang tidak sanggup untuk menambah anggaran dalam jaringan internet.

1. Ketersediaan alat/gadget

Penggunaan media online atau media berbasis multimedia merupakan salah satu solusi untuk membuat peserta didik mampu memahami materi pelajaran dengan baik. Pembelajaran daring menggunakan gadget maupun laptop melalui beberapa portal(aplikasi sekolah). 

Tidak semua peserta didik memiliki alat telekomunikasi untuk sistem pembelajaran online (daring). Akhirnya pihak sekolah mengadakan pembelajaran offline atau tatap langsung yang pelaksanaannya dengan cara pertemuan langsung secara tatap muka tiga kali dalam seminggu dengan mematuhi protokol kesehatan.

2. Sinyal dan kuota

Koneksi jaringan internet menjadi salah satu gangguan proses belajar siswa yang tempat tinggalnya sulit untuk mengakses internet, apalagi siswa yang bertempat tinggal di daerah terpencil atau pedesaan.  

Walaupun ada yang menggunakan jaringan seluler terkadang jaringannya yang tidak stabil dikarena letak geografis yang masih jauh dari jangkauan sinyal seluler. 

Hal ini juga menjadi permasalahan yang terjadi pada siswa yang mengikuti pembelajaran sehingga kurang optimal pelaksanaannya. Selain itu harga kuota yang terlalu tinggi atau mahal menjadikan siswa kesulitan mendapatkan kuota walaupun sudah mendapat bantuan dari Kemendikbud tetapi tidak semua mendapatkan kuota itu.

3. Metode dan media pembelajaran

Proses belajar yang dilakukan online juga perlu memperhatikan metode dan media yang digunakan. Karena akan berpengaruh terhadap pemahaman dan hasil belajar siswa. 

Guru sebaiknya menyediakan metode dan media pembelajaran yang bisa diakses oleh semua peserta didik, contohnya dalam hal menyimak bisa menggunakan video youtube yang bisa ditonton semua siswa dengan tidak perlu mendownloadnya terlebih dahulu. Namun guru tetap harus memperhatikan kemampuan siswa dalam pemberian media ini.

4. Suasana

Dengan pembelajaran jarak jauh yang dimana siswa dan guru berada pada tempat yang berbeda-beda. Tidak mustahil suasana di rumah masing-masing pun berbeda. 

Dengan suasana yang berbeda ini kemungkinan memfokuskan siswa pada perhatian yang sama adalah hal yang membutuhkan banyak usaha. Terlebih dalam hal menyimak yang membutuhkan perhatian dan fokus yang tinggi agar memahami isi materi yang dibicarakan.

Dari beberapa kendala yang kami temukan, bisa ditarik sebuah kesimpulan bahwa kendala dari kegiatan menyimak yang menjadi tantangan tersendiri dalam pembelajaran daring. 

Seharusnya melalui sistem pembelajaran daring, setiap peserta didik dapat memperoleh akses terhadap pendidikan yang berkualitas seperti halnya pendidikan tatap muka atau reguler pada umumnya. 

Dengan perolehan akses yang mudah, sistem pembelajaran daring diharapkan mampu meningkatkan pemerataan kualitas pendidikan bagi setiap orang. 

Namun pada kenyataannya masih banyak kendala yang dialami oleh peserta didik, hal tersebut tentu dapat menghambat tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Sehingga perlu adanya evaluasi terhadap efektivitas dari pembelajaran daring agar tujuan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.

Penulis : Anggie Septya Murfiana, Ayu Komalasari, Azizah Mulyani, Farhah Athifah, Rika Wati Dewi - Mahasiswi semester 5 PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun