"Memangnya saya bisa apa?"
Pada form wawancara saya menulis:
ACTION: Nihil.
Manusia adalah makhluk yang bergerak dan berpikir untuk mengatasi masalah. Percayalah, sikap pasrah dan tidak mengambil inisiatif seperti itu tidak berubah sebelum dan setelah seseorang bergabung dengan perusahaan. Jadi, waktu itu saya pasti tidak akan meng-hire-nya untuk posisi operator mesin yang saya cari sekalipun dia lulus dengan IPK 4.0, karena nilai di ijazah tidak mencerminkan kemampuan seseorang untuk mampu beradaptasi dan bertahan di dunia kerja.
Aksi tidaklah cukup untuk bisa striving di perusahaan. Di dunia nyata keberhargaan seseorang ditentukan dari hal terakhir yang digali di dalam wawancara dengan Metode STAR.
'R' UNTUK RESULT (HASIL)
Untuk contoh di atas, saya mengakhiri wawancara dengan catatan pada form saya:
RESULT: Nihil.
Mahasiswa tersebut memang keluar dari ruang himpunan empat jam kemudian setelah ruangan itu dibuka dengan paksa oleh teman-temannya. Result yang saya cari dalam interview itu bukan semata-mata si mahasiswa keluar dari ruangan tempat ia terperangkap, tetapi hasil dari aksinya, dari dia melakukan sesuatu supaya bisa keluar. Oleh karena dia tidak melakukan apa pun (action = 0), maka result-nya pun bernilai nol.
Sepanjang wawancara seorang kandidat bebas merdeka menjabarkan kepada pewawancara aksi apa saja yang dia telah ambil pada situasi/tugas tertentu. Akan tetapi, jika semua aksi itu tidak membuahkan hasil, maka kandidat itu tidak tepat untuk perusahaan kita.
Kita mewawancarai banyak sekali pelamar kerja untuk mendapatkan orang yang cocok bekerja di organisasi kita. Tanpa orientasi pada hasil (result), seorang pekerja tidak memiliki tempat di perusahaan. Toh kita adalah perusahaan berorientasi laba yang harus berkembang. Memiliki pekerja yang tidak result-oriented hanya akan membawa perusahaan kepada kemunduran, bahkan kebangkrutan.