Besok bangsa ini akan melangsungkan pemilihan umum untuk memilih presiden, wakil presiden, dan legislatif. Masih banyak orang yang sudah tahu siapa pasangan yang tidak akan dipilihnya, tapi belum memutuskan siapa pasangan yang akan dipilihnya. Daripada hanya berpegangan pada prinsip 'choose the lesser evil' atau 'memilih yang terbaik dari yang terburuk', sebagai mantan profesional di Human Resources Departement saya mau membagikan cara jitu yang kami pakai untuk memilih kandidat terbaik dari sekian banyak pelamar kerja.
GUNAKAN METODE STAR
Metode STAR adalah sebuah metode yang digunakan dalam mewawancarai seorang pelamar kerja. Jaman sudah berubah, berbagai metode baru dalam wawancara pekerjaan telah diperkenalkan, tetapi bagi saya Metode STAR tetap relevan dengan kebutuhan perusahaan dan mampu menggali berbagai aspek di dalam diri si kandidat.
STAR sendiri adalah singkatan dari kata-kata 'Situation/Task', 'Action', dan 'Result'. Prinsip utama dari Metode STAR adalah memprediksi perilaku si kandidat di masa depan dengan cara menganalisa perilakunya di masa lalu. Oleh karena itu, pertanyaan-pertanyaan pengandaian seperti 'Seandainya kamu diberi tugas A' atau 'Seandainya kamu menduduki posisi B' dan seterusnya, tidak akan ditemukan di dalam Metode STAR.Metode ini cocok digunakan untuk mewawancarai kandidat untuk berbagai jenjang posisi dan juga fresh-graduate yang notabene belum memiliki pengalaman kerja.
'S' DAN 'T' UNTUK SITUATION (SITUASI) ATAU TASK (TUGAS)
Setiap manusia adalah kumpulan dari berbagai pengalaman di dalam hidupnya. Dari setiap pengalaman dia menumbuhkan kemampuan menganalisa, berpikir kritis, mencari solusi, dan sebagainya. Hal pertama yang ditanyakan kepada kandidat adalah ketika mereka menghadapi situasi tertentu atau mendapatkan tugas tertentu yang mengharuskan mereka men-deliver result.
Pada suatu kesempatan wawancara di sebuah politeknik untuk mengisi posisi operator mesin, saya bertanya kepada mahasiswa di depan saya situasi sulit yang baru-baru ini dia hadapi. Dia menceritakan pengalamannya terperangkap di ruang himpunan yang gagang pintunya rusak dan terletak cukup terpencil di gedung fakultas, dan dia dalam keadaan tidak membawa handphone. Pada form wawancara saya menulis:
SITUATION: Terperangkap di ruang himpunan.
Constraint: 1) gagang pintu rusak, 2) letak ruangan terpencil, 3) tidak membawa HP.
Yang membuatnya memiliki TASK: bagaimana meminta pertolongan untuk keluar dari ruangan itu dengan semua constraint yang ada. Terlihat tidak ada harapan untuk keluar kan ya? Tunggu sampai dia menceritakan aksi apa yang dia lakukan supaya bisa keluar dari ruangan itu.
'A' UNTUK ACTION (AKSI)
Langkah kedua dalam Metode STAR sangat krusial untuk menentukan apakah wawancara perlu dilanjutkan atau tidak. Jika kandidat yang sedang diwawancarai terlihat bengong, tidak bisa mengutarakan aksi (action) apa pun untuk mengatasi situasi/tugas (situation/task) yang diberikan, maka sebaiknya waktu wawancara digunakan untuk kandidat lain.
Pada wawancara yang saya adakan di atas, si mahasiswa tidak berbuat apa-apa untuk mengeluarkan dirinya dari ruang himpunan. Dia memilih tidur dan menunggu sampai ada orang yang datang dan menyadari gagang pintu yang rusak serta dirinya yang terperangkap di dalam. Waktu saya tanya mengapa ia memilih aksi tersebut, jawabannya adalah: