Sesederhana itu, kok. Sekali saja saya melenceng, misalnya mendahulukan membeli novel dari mengirim uang ke orangtua, maka pengelolaan finansial saya pada bulan itu pasti kacau-balau.
Disclaimer: skala prioritas di atas hanyalah contoh ya dan pasti berbeda untuk setiap orang. Yang pasti, jujurlah pada diri sendiri saat membuat skala prioritas. Buka-bukaan pada kemampuan diri berbelanja dan kelemahan mata saat melihat-lihat di market place, misalnya.
BATASI AKSES PADA UANG
Serius, cara ini manjur sih. Di tengah berbagai kemudahan berbelanja saat ini, saya yang cukup tahu diri saya meng-keukeup dompet dengan cara:
1. Tidak memakai fasilitas internet dan mobile banking. Cukup buku tabungan dan kartu ATM.
2. Hanya memiliki akun di satu market place dan di satu apps pembayaran elektronik.
Saya baru memiliki akun di To*** pada bulan Desember tahun lalu. Sebelum-sebelumnya, jika saya membutuhkan sesuatu maka saya akan browsing dan membagikan link-nya ke suami saya yang menggunakan mobile banking dan memiliki akun di market place itu.
Cukup satu market place, ya. Saya tidak merasa perlu menjadi member platinum di berbagai tempat, hehe. Dengan cara ini, saya menahan keinginan diri saya dan pada akhirnya pengeluaran rumah tangga jadi terpusat dan terukur. Win-win solution buat semua.
PENUTUP
Pada hakikatnya berbelanja itu adalah tentang
menentukan skala prioritas dan pengendalian diri.