Sebagai sebuah cerminan, jika isi rekening bank hanya X, jangan berharap bisa berbelanja X+1. Meskipun ada "fasilitas" yang bernama kartu kredit, pay later, dan lain-lain, ingatlah bahwa itu semua bukan hibah yang membuat hati senang dan berangan-angan uang bisa dipetik dari pohon laksana daun. Itu sih halu....
Semua utang harus dibayar. Berutang sekarang akibat berbelanja tetap harus dibayar. Jika isi rekening adalah X dan pada bulan ini kita berbelanja sebanyak X+1, maka bersiaplah mendapatkan isi rekening yang hanya X-1 untuk mengkompensasi si pasak yang lebih besar dari tiang pada bulan sebelumnya.
Bagaimana menahan keinginan berbelanja yang sering tiba-tiba gragas seperti melihat deretan piring makanan di restoran padang?
Saya akan memberikan tips yang sebenarnya kita semua sudah tahu, hanya pura-pura tidak tahu karena saat ini kondisi finansial masih memungkinkan kita berbelanja sesuai keinginan.
PAGI CASH, SORE FLOW
Pernah dengar istilah cashflow, kan? Iya, ini tentang aliran uang kas dan juga sebuah anekdot di antara para budak korporat (di mana saya pernah tergabung selama bertahun-tahun).
Pagi cash, sore flow.
Gaji itu hanya mampir di rekening bank.
Di kantor saya yang terakhir gaji selalu ditransfer pada tanggal 27 pagi setiap bulannya. Pagi gaji masuk ke rekening (cash), sore uang itu sudah dikirim ke berbagai tujuan (flow):
(Untuk kasus saya) perpuluhan, orang tua, biaya kos, biaya bensin, tagihan listrik/air/handphone, tagihan kartu kredit, tabungan berencana, premi asuransi, baru terakhir kebutuhan sehari-hari untuk makan. Dari semua itu jika ada sisa, maka akan masuk ke dana untuk hiburan: ke bioskop, beli novel, liburan, dan sebagainya.
Berbagai tujuan itu melambangkan skala prioritas yang saya sudah buat. Jadi, aktivitas saya setiap tanggal 27 sore adalah memastikan saya setia pada skala prioritas tersebut.