Atau pesan dari tukang antar paket dan abang ojol yang mau nanya alamat rumah aja pake bahasa terlalu sederhana yang lagi-lagi tidak mencerminkan maksudnya?
Apa yang salah, di mana yang salah?
Pendidikan kita di sekolah, di rumah, atau bagaimana?
Saatnya menelisik ke diri sendiri, mengambil kesimpulan berdasarkan pengalaman, dan introspeksi:
Kurangnya saya di mana sampai saya tidak bisa berpikir runut, berbicara teratur, dan menulis terstruktur?
Kepada koleganya yang menanyakan cara menulis email suami saya hanya menjawab begini:
Rajin membaca.
Sederhana, ya? Namun, itu adalah tips yang paling dasar dan paling manjur.
Rajin-rajinlah membaca. Selamilah pemikiran orang lain. Bandingkanlah dengan pemikiran dirimu sendiri. Buat perbandingan dan kontras, dan terakhir ambillah keputusan berdasarkan pengamatan dan analisis mendalam.
Dari membaca kita mendapat wawasan yang akan membantu kita merunutkan pikiran, membuat diagram relasi dari berbagai hal acak yang menyesaki pikiran kita.
Dari membaca kita terdorong dan diberikan semangat untuk memiliki suara kita sendiri. Sesungguhnya hakikat dari membaca adalah mendengarkan orang lain berbicara kepada kita. Itu bagus untuk menemukan nada yang teratur saat kita berbicara, bukan?
Dari membaca kita memperkaya perbendaharaan kosakata, cara menjalin kalimat demi kalimat sampai membentuk sebuah paragraf, sampai pada akhirnya membentuk sebuah tulisan yang utuh.