Mohon tunggu...
Rijo Tobing
Rijo Tobing Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis buku kumpulan cerpen "Randomness Inside My Head" (2016), novel "Bond" (2018), dan kumpulan cerpen "The Cringe Stories" (2020) dalam bahasa Inggris. rijotobing.wordpress.com. setengah dari @podcast.thechosisters on Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Word Vomit

23 Maret 2022   01:46 Diperbarui: 23 Maret 2022   01:51 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Contoh sederhana Diagram Ishikawa (dokpri)

Yang pertama, word vomit ditemukan pada film "Mean Girls" dan berarti tidak sengaja mengucapkan hal yang sudah lama terpikirkan, tapi tidak pernah diniatkan untuk diucapkan. Intinya ada pada kata "tidak sengaja".

Yang kedua,word vomit berarti menuliskan kata apa pun yang terlintas di kepala di selembar kertas dan kemudian membacanya lagi dan menyusunnya ulang untuk menjadi sebuah tulisan utuh. Konsepnya sama dengan free writing, menuliskan apa pun isi kepala tanpa jeda, tanpa penyuntingan di tengah, dan dalam durasi tertentu.

Yang ketiga, word vomit berarti berbicara sekaligus banyak dalam satu waktu, kurang lebih seperti merepet. Biasanya orang yang melakukan ini kehilangan kendali atas kata-kata mereka karena mereka lelah, stres, atau kecewa.

Dari ketiga definisi di atas, saya bisa mengambil benang merahnya: word vomit adalah menulis (atau mungkin berbicara) tanpa banyak pertimbangan.

Tuliskan (atau mungkin ucapkan) saja dulu, dan pikirkan maksud, struktur, diksi, dan lain sebagainya belakangan.

Saya berterima kasih kepada Mbak Elsa karena sudah memperkenalkan saya pada istilah ini, dan saya langsung mempraktikkannya kemarin ketika merasa buntu saat harus menulis sesuatu yang saya tidak kuasai sama sekali.

Tidak menguasai tidak berarti tidak tahu sama sekali, bukan? Itu yang saya katakan kepada diri saya sendiri.

Jadi, saya tulis satu per satu hal yang saya ketahui, lalu saya buat korelasinya. Dari tiga poin bisa menjadi sembilan poin karena setiap poin saya pecah lagi menjadi tiga subpoin. Dari setiap subpoin saya bisa menulis satu sampai dua paragraf. Voila, tulisan yang padat informasi (walaupun saya bukan ahli di bidang yang saya tulis) akhirnya jadi juga dan cukup untuk memberikan pengantar kepada mereka yang mau mendalami bidang itu lebih lanjut.

Sebagai kesimpulan dari tulisan ini, saat merasa tidak bisa menulis, tetaplah menulis. Tidak tahu harus menulis apa? Gali sumber-sumber ide berupa bacaan, tontonan, obrolan, dan lain sebagainya. Tidak tahu harus menulis dari mana? Coba pakai teknik word vomit.

Selamat mencoba dan semoga berhasil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun