Sudah tak terhitung berapa cerpen yang saya sudah tulis sejak usia 6 tahun sampai saya memberanikan diri menulis novel pada tahun 2018 lalu. Dari pengalaman saya menulis cerpen, berikut ini beberapa hal yang saya pelajari dan mungkin bisa menjadi tips yang bermanfaat bagi Anda.Â
1. Mengandaikan diri sebagai orang lain.Â
Bercerita dengan sudut pandang penceritaan (PoV) 1 yang seakan-akan mengalami sendiri cerita itu akan lebih berdampak bagi pembaca dibandingkan PoV 3 yang mengambil posisi sebagai pengamat.Â
2. Buat beberapa pintu kemungkinan plot yang akan bercabang di beberapa tahap.Â
Misal: cerita tentang Si Gendut yang suka mencuri batagor dari tukang batagor di kantin sekolah. Cerita selengkapnya bisa Anda baca di sini.
Buat beberapa percabangan: 1) Si Gendut ketahuan mencuri dan dilaporkan ke wali kelasnya, 2) Si Gendut tidak pernah ketahuan mencuri tapi dia selalu diare setiap kali habis makan batagor.Â
Dari poin 1 cabangkan lagi menjadi poin: 1.1) Si Gendut menyangkal dan bersumpah dia telah membayar, hanya si tukang batagor tidak menyadari, 1.2) Si Gendut mengakui dan memohon untuk tidak dilaporkan ke orang tuanya, 1.3) Si Gendut mengakui dan bersedia membayar batagor yang dia sudah curi. Lakukan hal yang sama untuk poin 2, dan seterusnya.Â
Lakukan hal ini secukupnya. Jangan sampai terjebak dengan permainan kemungkinan sampai lupa menyelesaikan menulis cerita, hehehe.Â
3. Membuat plot twist.
Resep sederhana untuk plot twist adalah pengkhianatan.Â
Dikira cinta, ternyata berselingkuh. Dikira teman, ternyata berniat membunuh (cerita "Gendut"). Dikira seorang kakek yang lugu, ternyata merancang sebuah permainan yang menggemparkan warga perumahannya yang sempit (cerita "Mobil di Pengkolan", bisa Anda baca di sini). Dikira lucu ternyata membuat ngeri.Â