Mohon tunggu...
Rijo Tobing
Rijo Tobing Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis buku kumpulan cerpen "Randomness Inside My Head" (2016), novel "Bond" (2018), dan kumpulan cerpen "The Cringe Stories" (2020) dalam bahasa Inggris. rijotobing.wordpress.com. setengah dari @podcast.thechosisters on Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Memercayai Diri Sendiri

15 Februari 2021   00:36 Diperbarui: 15 Februari 2021   19:39 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Photo by Emma Bauso from Pexels

Saya berharap anak saya, ketiga-tiganya, sepanjang hidup mereka akan mengenal dan mengakui diri mereka sendiri sebagai ciptaan Tuhan yang berharga, berfokus pada talenta dan potensi yang dianugerahkan kepada mereka, dan bekerja sesuai dengan panggilan di dalam hidup mereka masing-masing.

Tanpa memedulikan apa kata orang.

2. Memantaskan diri untuk sebuah posisi/pekerjaan.
Ada orang yang mendapatkan sebuah posisi atau pekerjaan padahal, menurut kita, dia tidak memiliki kompetensi atau kecakapan yang cukup untuk posisi/pekerjaan tersebut. Itu menurut kita. Pendapat kita bisa jadi berbeda dengan pendapat orang lain yang memberikan orang itu sebuah posisi/pekerjaan.

Pemilihan adalah soal konsensus. Ada sebagian orang yang memiliki pendapat yang sama, memegang suara mayoritas, dan pada akhirnya memutuskan yang terbaik untuk kelompok di mana mereka bernaung. 

Apakah orang yang tidak terpilih berarti berkualitas kurang dibandingkan dia yang terpilih? Belum tentu. Perkara konsensus adalah perkara yang relevan terhadap tiga hal: situasi, kondisi, dan rentang waktu tertentu. Di luar tiga hal tersebut, pemilihan bisa jadi memberikan hasil yang berbeda.

Anak saya boleh jadi percaya diri dapat menjalankan amanah untuk menjadi ketua kelas. Akan tetapi, pendapatnya berbeda dengan pendapat teman-teman sekelasnya. Apakah dengan begitu, dia boleh menjadi down, bersedih terus, atau malah merasa kesal dengan ketua kelas terpilih? Tentu saja tidak boleh.

Dia boleh merasa sedih karena ibarat pemanah yang melepaskan anak panah, anak panah si Kakak tidak mencapai sasaran yang dituju. Setelah itu dia harus bangkit dan mulai mengerjakan hal-hal yang harus dikuasai oleh seorang ketua kelas, yang orang lain lihat belum cukup ada pada dirinya. Dia harus memantaskan diri, bukan hanya untuk menjadi seorang ketua kelas, tetapi menjadi seorang individu yang bertanggung jawab dan bisa memimpin orang lain jika diperlukan.

Saya jadi ingat awal perjalanan saya untuk menjadi seorang penulis fiksi. Pada awalnya saya menulis karena saya memiliki bakat. Akan tetapi, di tengah perjalanan saya merasa harus memantaskan diri menjadi seorang penulis, supaya saya menghasilkan tulisan-tulisan yang berkualitas. Oleh karena itu, tanpa ragu saya mengikuti banyak sekali kelas, les, workshop, mencari ilmu supaya saya bisa menjadi seorang penulis yang pantas, yang menulis hal-hal yang berharga.

Hari ini saya bertanya lagi kepada si Kakak, apakah dia masih sedih karena tidak terpilih sebagai ketua kelas waktu itu. Dia hanya menggeleng dan berkata:
"No. But I still believe in myself and I want to work harder so I can do a better job."
Mama senang mendengarnya, Kak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun