Mohon tunggu...
Rijo Tobing
Rijo Tobing Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis buku kumpulan cerpen "Randomness Inside My Head" (2016), novel "Bond" (2018), dan kumpulan cerpen "The Cringe Stories" (2020) dalam bahasa Inggris. rijotobing.wordpress.com. setengah dari @podcast.thechosisters on Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tren 2021, Platform Belajar Daring Tambah Berjaya

7 Januari 2021   00:00 Diperbarui: 7 Januari 2021   00:12 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar pribadi dari Coursera.com

Bagaimana dengan anak-anak, apakah mereka ikut berburu ilmu pengetahuan juga? Ya, tentu saja. Ada begitu banyak kursus daring yang tersedia untuk anak-anak dari berbagai rentang usia. Taruhlah dasar-dasar menggambar, coding, sampai menulis fiksi.

Sebagai penulis dan pelatih menulis kreatif, saya juga memanfaatkan momen #dirumahaja untuk mengajak anak-anak berusia 10 sampai 15 tahun untuk belajar langkah demi langkah menulis cerita pendek. Workshop daring yang saya adakan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris cukup banyak peminatnya; saya bahkan mendapatkan murid privat dari Singapura yang ingin belajar menulis cerpen.

Tak hanya untuk anak-anak, saya juga menyelenggarakan pelatihan yang sama untuk sesama anggota komunitas Kelas Literasi Ibu Profesional (KLIP), anggota komunitas Rumah Belajar dari Institut Ibu Profesional (IIP), dan anggota komunitas Good Work Community (GWC) yang berfokus pada self-care bagi orang tua dan pengasuh anak-anak berkebutuhan khusus.

Saya datang dengan semangat memperkenalkan menulis sebagai media terapi, alat melepaskan stres, dan penyembuhan dari trauma. Saya juga datang dengan semangat mengubah menulis dari sekedar passion menjadi skill dan akhirnya menjadi mastery. Dari hanya hobi menjadi sebuah keahlian sampai pada akhirnya mencapai sebuah kepakaran.

Sebelum pandemi, saya biasa mengadakan pelatihan menulis kreatif di sekolah-sekolah di Jabodetabek. Saya menghabiskan satu hari penuh untuk perjalanan, workshop, sharing session, dan lain-lain. Sekarang semuanya bisa dilakukan dari rumah. Waktu bisa digunakan dengan lebih efektif dan efisien. Setiap workshop yang saya adakan tahun lalu tidak terbatas pada wilayah Jabodetabek saja, tapi bahkan lintas kota dan negara.

Diberkatilah mereka yang menciptakan teknologi. Yang menemukan platform video conferencing seperti Zoom dan Google Meets. Yang terus berinovasi supaya kegiatan berbagi bisa diakses dengan gratis/biaya terjangkau dan bisa menjangkau sebanyak mungkin orang. Tanpa mereka para penemu yang lazim kita gunakan sekarang, saya yakin kita mati gaya di tahun-tahun yang masih dilanda pandemi.

Selain berbagi lewat kanal yang khusus diakses dengan invitasi, platform untuk belajar secara daring pun tumbuh subur seperti jamur di musim hujan, dalam artian yang sangat baik, tentu saja. Sejak awal pandemi, iklan platform “Udemy” dan “Coursera” bermunculan terus-menerus di semua media sosial saya.

Well, diberkatilah Google dan algoritmanya yang memetakan dan menerka kebutuhan keluarga kami. Pada akhirnya saya mengikuti beberapa kursus gratis dari kedua platform itu. Saya tahu ada platform-platform lain yang menawarkan belajar secara daring ilmu-ilmu yang populer ataupun spesifik, dengan tenaga pengajar profesional seperti universitas/sekolah tinggi ataupun profesional yang memang ahli di bidangnya, yang gratis ataupun berbayar. Ada begitu banyak pilihan, silakan ambil keputusan setelah mempertimbangkan kebutuhan pribadi kita.

Tanpa bermaksud beriklan, saya mau berbagi sedikit tentang platform belajar daring yang keluarga saya ikuti. Platform “Coursera” menawarkan kursus-kursus yang lebih bersifat akademis, dengan tenaga pengajar yang berasal dari universitas ternama. Oleh karena sifat akademisnya, beberapa kursus memiliki kelanjutan, seperti misalnya: kursus “Mengenal Sistem Aksara Korea” yang kemudian dilanjutkan dengan “Bahasa Korea untuk Percakapan Sehari-hari”.

Contoh lainnya adalah kursus tentang statistika yang saya ikuti dari sebuah universitas di Belanda. Setelah menyelesaikan kursus tersebut, saya disarankan untuk melanjutkan topik ke data mining, data science, dan machine learning. Jadi ada sebuah kesinambungan, suatu kurikulum besar yang tidak kasatmata tapi didesain sedemikian rupa oleh Coursera sehingga kita menjadi pelanggan tetap dan bisa belajar banyak hal dengan tujuan. Mereka juga menawarkan sertifikat (gratis ataupun berbayar) untuk membuktikan peningkatan keahlian kita di sebuah bidang.

Sifat inilah yang sedikit berbeda dengan platform “Udemy”. Udemy juga menawarkan kursus berdurasi singkat yang berfokus pada keahlian yang spesifik, seperti: fotografi atau dasar komputer. Siapa saja bisa menawarkan kursus di Udemy. Kita menjatuhkan pilihan setelah biasanya googling reputasi dan kredibilitas dari pengajarnya (kalau di Coursera setelah googling reputasi dan kredibilitas dari institusi yang menaungi si pengajar).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun