4) Aduk rata dan hidangkan.
Ini hasil jadinya:
Setelah melahirkan, lucunya saya berhenti sama sekali makan kimchi, kecuali ketika diajak makan bersama oleh teman-teman dari dojang taekwondo. Mungkin saya sudah mencapai titik jenuh karena terlalu sering menyantap hidangan ini. Saya baru membelinya lagi sekitar tiga bulan lalu, hampir dua tahun sejak saya ke rumah Kim Ahjumma. Itu adalah perkenalan pertama Kim Ahjumma dengan si Adek.
Sejak saat itu saya kembali ke sana setiap dua atau tiga minggu sekali karena kimchi di rumah cepattt sekali habis. Ternyata bukan hanya saya yang menggemari kimchi; si Kakak yang mencoba menyantap kimchi di sebuah restoran Korea tahun lalu juga sangat menyukainya. Iseng saya bertanya lagi kepada teman yang lain, bagaimana cara membuat kimchi stew atau kimchi jjigae, sop kimchi yang mengepul dan terlihat sangat lezat seperti yang ditunjukkan di drakor.
Kim Ahjumma juga menjual kimchi jjigae dengan bahan-bahan yang sudah lengkap; saya hanya perlu mencemplungkan semua ke dalam air dan memasaknya di dalam panci. Mendengar niat saya membuat kimchi jjigae sendiri, dia malah mengajari saya untuk mempersiapkan apa saja.
1) Kimchi yang dia buat (of course, tentu saja).
2) Tahu putih yang diiris tipis.
3) Daging atau seafood seperti udang dan cumi. Bisa juga memakai ikan tuna dan sarden kalengan. Jangan yang dari ikan utuh, katanya, karena sewaktu dimasak teksturnya akan menjadi keras dan tidak enak.
4) Bawang bombay yang diiris tipis dan bawang daun yang dipotong kecil-kecil.
5) Garam, sedikit gula pasir, dan minyak zaitun.