"Ini lho, freckles aku, jelek dan mendominasi wajah kecil ini. Kamu masih mau terima ga?"
'Kan tinggal tanya begitu. Kalau Seo Joon tidak mau terima, ya sudah move on saja. Buat apa terpaku pada Seo Joon yang sekarang jadi cakep padahal waktu kecil gendut menggemaskan? Memangnya cuma dia yang fisiknya boleh berubah dan Jung Eum tidak?
Masih banyak pria di laut, dear Jung Eum, tuh ada Siwon di sebelahmu. Akhirnya saya meninggalkan drama ini pada episode ke-7 atau ke-8. Rasanya tidak seru lagi karena potensi Siwon disia-siakan begitu saja.
Dia terlalu bagus, untuk Jung Eum, untuk sahabat Jung Eum. Pokoknya dia jadi bintang paling bersinar yang jelas-jelas salah tempat di dalam drama itu.
Nah itulah definisi second lead syndrome menurut saya. Mereka adalah para pemeran pendukung yang tidak memiliki banyak cerita, yang sering diabaikan, padahal kehadiran dan aktingnya jauh lebih cemerlang daripada para pemeran utama.
Syukurlah tidak ada satu pun dari second male lead favorit saya yang mendapat hati si first female lead. Jika ya, rasanya potensinya yang besar akan tersia-siakan oleh para pemeran utama yang kurang bersinar.
Penjelasan di atas adalah untuk versi pertama dari definisi second lead syndrome. Versi keduanya diejawantahkan dalam diri dua orang aktor, satu pria dan satu wanita, yang saya sukai aktingnya dan saya kasihani porsi penampilannya yang sedikit di layar kaca. Lebih dari itu, peran mereka sebagai second lead dari drama ke drama sangat membuat saya miris.
Memang benar industri perfilman di Korea Salatan sana sangat kejam. Agensi berlomba merekrut bakat. Aktor lama dan baru timbul tenggelam begitu cepat.Â
Tuntutan untuk selalu tampil cantik menawan, tanpa tanda-tanda pernah menjalani operasi plastik, harus diimbangi dengan sikap yang cool ketika menghadapi perundungan netizen.
Tak heran jika mereka yang bergabung dengan agensi besar dan selalu tampil terawat akan lebih cepat naik daun daripada para second lead yang saya gemari ini. Siapa sajakah mereka?
1. Kang Ki Doong