Padahal saya masih ingin makan di situ, apalagi kalau ada menu lain yang juga enak. Rasa kimchi yang tidak pas langsung membuat mood teman saya ini buyar, hahaha.
Menenggarai sifatnya, kami membiarkan dia menentukan tempat setiap kali kami janjian makan bersama. Lama-lama saya rasa dia ada benarnya juga; semua restoran favorit kami menyajikan kimchi yang sangat enak dan menu lain yang tak kalah enak.Â
Setelah bertahun-tahun saya jadi bisa memetakan restoran mana yang unggul karena samgyetang-nya, naengmyeon-nya, galbi-nya, dll, dan yang pasti menyajikan kimchi yang sangat lezat.
Pandemi ini membuat saya tambah rindu pada mereka. Sejak bulan Maret lalu kelas Taekwondo untuk ibu-ibu diliburkan entah sampai kapan. Tidak ada lagi kegiatan makan dan mengobrol bersama.Â
Saya rindu makan bersama mereka karena kehebohannya. Makanannya banyak, semua orang bisa mencicipi semua menu, dan ekspresi setiap orang saat makanan yang dihidangkan sangat enak sungguh komikal.
Buat orang Korea yang saya kenal, makan adalah kegiatan komunal. Semakin ramai, semakin banyak yang dibagi, semakin afdhal. Sudah terbukti dari betapa mereka menyukai kegiatan memasak bersama.Â
Teman saya yang saya ceritakan barusan malah pernah mengajak saya makan ramyeon di rumahnya waktu suaminya dan suami saya sedang dinas ke luar kota. Bagaimana dia tetap langsing setelah makan 1 mangkok besar ramyeon pada pukul 10 malam, masih menjadi misteri bagi saya.
Bagi orang Korea rasa autentik makanan mereka sangatlah penting dan semuanya dimulai dari kimchi. Selain itu, teman-teman Korea saya juga sangat rewel dengan masakan restoran fusion Korea-Indonesia yang ada di banyak mal. Mereka memprotes banyak hal, mulai dari rasa kimchi, mie, banchan, dan lain-lain.
Pernah suatu kali saya makan di restoran semacam itu bersama teman orang Indonesia, sebelum saya bertemu dengan seorang eonni untuk urusan bazar. Waktu dia menawari saya makan siang, saya cerita bahwa saya baru saja makan di Restoran M.
Saya tidak menyangka dia langsung berteriak, "Rijo, di situ bukan makanan!"
Lah, jadi gue ngapain tadi di situ? Memamah biak? Wkwkwk.