Tahun lalu saya mengajari anak saya cara mengerti soal cerita dalam matematika. Entah saya yang tidak sensitif dengan kondisi anak yang sedang tidak fokus, atau saya yang sedang lelah, atau apa, pokoknya kalimat berikut meluncur dari mulut saya tanpa saya sadari.
"Kok gini aja ga ngerti-ngerti sih?"
Kontan anak saya menjawab, "Ya belum ngerti karena belum diajarin."
Waw, saya pikir. Saya ini kenapa? Anak saya benar sekali, tentu saja dia belum mengerti karena dia belum belajar. Tentu saja itu tugas saya untuk mengajarinya dan tugas saya memahami otaknya yang belum berkembang sempurna seperti orang dewasa.
Pemahaman dan daya tangkapnya belum sama dengan saya. Sementara itu, saya memaksakan sebuah ilmu yang sudah membeku di otak saya selama bertahun-tahun untuk secara cepat diterima dan dipahami oleh seorang anak berusia 9 tahun yang baru beberapa tahun mempelajari ilmu itu. Jelas saya yang keliru!
Seandainya saya tahu sedikit banyak tentang psikologi anak, mungkin saya tidak akan salah berbicara seperti itu.
2. Pedagogi
Pedagogi, kata Wikipedia, adalah ilmu atau seni untuk menjadi seorang guru yang mencakup strategi dan gaya dalam mengajar. Orangtua semestinya juga belajar pedagogi supaya mereka bisa menerapkan strategi dan gaya mengajar yang tepat untuk anak mereka.
Mas tahu kan bahwa ada banyak tipe pembelajar: visual, audio, kinestetik, dan lain sebagainya. Tidak banyak orangtua yang tahu hal ini, apalagi mencari tahu lebih banyak untuk membantu mereka dalam mengajar anaknya. Kesibukan orangtua dalam bekerja dan terlalu berlimpahnya informasi di internet membuat beberapa orangtua yang saya kenal jadi enggan belajar.
Padahal, jika pedagogi menjadi ilmu yang wajib bagi orangtua, tidak akan ada yang kewalahan walau aktivitas belajar di sekolah dipindahkan ke rumah. Orangtua malah bisa mengecek pemahaman anak terhadap suatu materi sesuai dengan gaya belajarnya; sebuah hal yang mungkin luput dari perhatian seorang guru yang harus mengajar dan memperhatikan banyak anak di sekolah.
Selain itu, Mas, dengan ilmu pedagogi orangtua juga bisa tahu cara menilai kemajuan anak dalam penguasaan sebuah materi. Apakah dengan tes pilihan berganda, menulis esai, atau membuat eksperimen, ilmu pedagogi bisa memberikan tambahan wawasan pada orang tua dalam memilih kriteria assessment.
Dear Mas Menteri,