Intinya adalah, jika semua tindakan medis tidak membuahkan hasil dalam kurun waktu 3 minggu, keluarga pasien harus menyetujui melepas ventilator.
Comfort Care juga disarankan jika pasien diasumsikan tetap hidup dengan fungsi organ vital yang terganggu/cacat, sehingga ia akan membutuhkan medical support sampai akhir hidupnya.
Walaupun pedih dan menyakitkan, teman saya dan keluarganya mulai mengikuti program tersebut dan mendapatkan informasi tentang euthanasia sebagai salah satu alternatif untuk melepas kakeknya pergi dengan damai jika saatnya tiba.
Apa itu euthanasia?
Euthanasia menurut Wikipedia adalah sebuah tindakan mengakhiri hidup seseorang dengan sengaja untuk membebaskannya dari rasa sakit dan penderitaan. Kata kunci dari euthanasia adalah adanya persetujuan (consent) dari si pasien (voluntary euthanasia).
Euthanasia tanpa persetujuan pasien secara lisan/tulisan yang hanya berfokus pada pembebasan rasa sakit dan penderitaannya adalah pembunuhan (non-voluntary dan involuntary euthanasia) dan ilegal di semua negara.
Ini menjadi pelik saat pasien berada dalam kondisi koma dan tidak mungkin memberikan persetujuan. Consent yang diberikan anggota keluarga dikhawatirkan ditunggangi oleh kepentingan lain, seperti perebutan harta warisan dan usaha untuk menghindari tugas merawat orang sakit.
Mendengar hal ini saya jadi teringat sebuah drama Korea yang berjudul "Doctor John" (2019) dan dibintangi oleh Ji Sung. Drama ini adalah satu-satunya drakor yang saya tahu menyinggung euthanasia dan implikasinya. Saya akan menceritakan sedikit sinopsisnya jadi tulisan ini juga sekaligus review dari drakor "Doctor John".
Alkisah Cha Yo Han (Ji Sung) adalah seorang dokter anestesi yang dipenjarakan dan dicabut ijin prakteknya karena melakukan euthanasia pada seorang pasien yang sakit berat dan sedang meregang nyawa. Pasien yang dimaksud adalah pembunuh dua orang anak kecil. Kekejian si pembunuh membuat publik memihak Cha Yo Han dan hakim hanya mengganjarnya dengan hukuman kurungan 3 tahun.
Hukuman yang sedemikian singkat membuat khawatir jaksa penuntut di dalam kasus ini, Seon Sok Ki. Walaupun ia adalah ayah dari salah satu korban si pembunuh, rasa keadilannya membuat ia terus merongrong Cha Yo Han bahkan setelah ia keluar dari penjara.Â
Seon Sok Ki tidak menyukai dokter yang mengambil peran sebagai Tuhan, yang bisa seenaknya memutuskan kapan mempertahankan atau mengambil nyawa. Seon Sok Ki khawatir Cha Yo Han akan kembali melakukan euthanasia, mengatasnamakan kepentingan pasien dan keluarganya, untuk melegalkan pembunuhan.