Perbanyak cemilan berupa roti dan buah. Mbak kasir di Ind***ret langganan tadi sampai terbelalak melihat jumlah roti, biskuit, dan susu yang saya beli.
"Ibu, ini stok seminggu atau Ibu nimbun?"
Saya tersenyum kecut. "Enggak, Mbak, orang rumah memang makannya banyak."
Si mbak kasir tertawa. "Iya ya, apalagi si adek (merujuk pada anak saya yang bungsu). Gendut dan gemesin. Pasti makannya banyak."
Dalam hati: untung bukan saya yang dibilang gendut dan menggemaskan. Hehe.
Si kecil memang paling sering saya ajak ke toko itu waktu kakak abangnya sedang di sekolah. Para pegawai toko semua kenal dan senang padanya, apalagi waktu dia mengambil sendiri popoknya dan menyeret kantong besar itu ke kasir. Imut sekali.
Syukurlah semasa pandemi ini ada kehangatan yang tak terlupakan. Walau sekarang pembicaraan kami dibatasi jarak, masker, dan sehelai tirai plastik di antara tempat saya mengantri membayar dan si mbak kasir.
Para pegawai toko itu termasuk orang-orang yang masih bertahan di kota kecil kami. Orang-orang lain yang bekerja di rumah makan, salon, jasa pengiriman paket, dan lain-lain, yang kami kenal karena kami sudah tinggal lama di sini, sudah pulang kampung sejak awal pandemi karena tempat usaha ditutup dan karyawan dikurangi.
Kembali ke soal masak dan makan. Pukul 4 sore tadi saya memutuskan untuk rehat sejenak dan menonton serial televisi. Anak-anak sudah selesai SFH, sudah mengerjakan PR, dan sudah mandi. Bisalah bersantai sekejap sebelum harus turun ke dapur lagi untuk memasak makan malam.
Niat menonton yang hanya 1 jam bablas jadi 2.5 jam. Ju Ji Hoon dalam serial "Kingdom" memang keren sekali. Suami yang baru selesai WFH datang ke kamar dan bertanya, Â "Mau makan apa malam ini?"
Wah saya girang sekali mendengar pertanyaan begitu. Artinya dia mau memasak, Saudara-saudara! Saya senang sekali kalau bisa bebas tugas malam ini, apalagi dia lebih pintar memasak dari saya.