Mohon tunggu...
Rijo Tobing
Rijo Tobing Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis buku kumpulan cerpen "Randomness Inside My Head" (2016), novel "Bond" (2018), dan kumpulan cerpen "The Cringe Stories" (2020) dalam bahasa Inggris. rijotobing.wordpress.com. setengah dari @podcast.thechosisters on Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mendampingi Ia yang Sulit Memiliki Anak

13 Maret 2020   00:37 Diperbarui: 13 Maret 2020   00:33 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena yang bicara bukan Tuhan atau asisten-Nya, kata 'mungkin' dipakai walaupun tidak meyakinkan baik si pengucap maupun si pendengar.

"Coba cek, apa kalian punya masalah dengan orang tua atau mertua sehingga doa kalian untuk mendapatkan anak terhambat?"

Saran yang terdengar masuk akal, tapi seperti mengulik-ngulik privasi orang lain.

"Pasti kamu susah hamil karena kamu sibuk bekerja/sibuk jalan-jalan/terlalu gemuk/suka makanan tidak sehat/dan lain sebagainya."

Wah, ini sih komentar yang mengajak berantem.

Respon-respon di atas lebih cenderung menghakimi daripada mendukung perempuan yang punya masalah reproduksi, dan pastinya membuat mereka antipati berbagi cerita dengan kita.

Begitu menikah saya langsung dikaruniai anak, seperti 95% perempuan di keluarga besar saya, baik dari pihak ayah ataupun ibu. Masalah sulit mendapatkan anak yang pertama kali saya dengar adalah saat sepupu saya menikah pada tahun 2000.

Ipar saya yang baru punya masalah skeliosis. Supaya dia bisa mengandung tanpa masalah, tulang belakangnya harus diperbaiki terlebih dahulu. Si Kakak memakai semacam rompi ketat untuk menyokong tubuh dan meluruskan tulang belakang hampir 24 jam sehari, rompi hanya dilepas pada saat mandi, selama hampir 2 tahun.

Usaha tersebut menghilangkan skeliosisnya tapi tidak berujung pada kehamilan. Masalah berikutnya ada pada indung telur. Satu dari dua indung telurnya terpaksa diangkat karena membusuk. Harapan untuk mengandung dan melahirkan secara alami pupus sudah. Adopsi adalah jalan terakhir yang diambil oleh sepupu saya dan istrinya.

Ulang tahun saya dan kakak ipar hanya selisih 2 hari dan kami cocok; kami bisa mengobrol tentang berbagai macam hal selama berjam-jam. Namun usia saya yang lebih muda 12 tahun membuat saya waktu itu sungkan menanyakan kabarnya selama dia berjuang untuk mendapatkan keturunan. Berita yang saya dapat biasanya bersumber dari mama dan tante saya.

Hal ini saya sesali karena saya sebenarnya ingin sekali menjadi teman curhat dia. Hal ini dia juga sesali karena sebenarnya dia ingin saya perhatikan. Yang menyedihkan, penyesalan kami berdua baru ketahuan akhir-akhir ini. Dua puluh tahun kemudian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun