Bethany yang aslinya perempuan tertarik pada Kapten Seaplane, seorang laki-laki yang ganteng (ternyata Nick Jonas bisa jadi dewasa juga #sigh). Wajar kan? Jadi ga wajar karena di dalam game Bethany memakai avatar seorang laki-laki dan semua gerak-geriknya untuk mendekati Kapten Seaplane sedikit banyak mengingatkan saya pada Si Emon yang naksir Si Boy di dalam film Catatan Si Boy (ya elah ketauan banget saya ini generasi tahun berapa, wkwk).
Terlepas dari dua hal tersebut, menurut saya film Jumanji punya porsi komedi, petualangan, nilai persahabatan yang cukup seimbang, dan menurut saya Dwayne Johnson sangat cocok memerankan karakter yang bukan superhero. Walaupun di dalam game Jumanjiavatar dari Spencer adalah Dr. Smolder Bravestone yang tidak punya kekurangan apa pun (catetttt ..), akan tetapi sebagai Spencer si Dwayne Johnson ini jadi ga sempurna.Â
Oh iya hal terakhir yang saya tidak suka adalah alur percintaan yang disisipkan di dalam film ini antara Spencer dan Martha. Sebagai anak SMA mungkin usia mereka tidak terpaut jauh, tapi sebagai avatar Dr. Bravestone dan Ruby Roundhouse fisik mereka menunjukkan usia seorang paman dan keponakannya. Saya jadi agak gimana gitu.
Akhir kata, film ini cukup menarik untuk ditonton cukup sekali saja dan film ini tidak kena "kutukan" Dwayne Johnson. Yang paling saya dan mama saya ingat dari film ini tentu saja teater yang hanya diisi oleh kami selama 30 menit pertama. Di tengah-tengah film datang sepasang kekasih yang mengambil tempat duduk di pojok belakang banget dari bioskop yang hanya berisikan empat orang manusia. Harapan kami, semoga mereka juga menikmati film Jumanji sama seperti kami.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H