Gen Z cenderung menghargai keautentikan, baik dalam ekspresi diri mereka sendiri maupun dalam lembaga-lembaga yang mereka dukung, termasuk lembaga keagamaan. Mereka mungkin lebih cenderung untuk terlibat dengan agama atau spiritualitas yang mereka rasakan sebagai otentik dan relevan dengan kehidupan mereka.
Secara keseluruhan, kaitan antara Gen Z dan sifat religius adalah dinamis dan terus berkembang, dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, teknologi, dan juga personal. Meskipun mungkin ada kecenderungan umum, penting untuk diingat bahwa Gen Z adalah generasi yang sangat beragam, dengan banyak perspektif dan pengalaman individu.
Seperti yang kita ketahui bahwa religius merupakan alah satu pilar kejayaan di masa kerajaan islam pertama yaitu kerajaan malikussaleh, sultan pemimpin kerajaan tersebut menanamkan nilai-nilai religius di masa kekuasaanya baik bagi dirinya sendiri dan juga masyarakatnya. Sehingga kerajaan Malikussaleh mampu mencapai masa-masa kemilaunya pada masa tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H