Mohon tunggu...
Rijalul Fadhli
Rijalul Fadhli Mohon Tunggu... Politisi - S1 teknik sipil

Hobi olahraga

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Menanamkan sifat religius di kalangan gen Z melalui tinjauan lima pilar malikussaleh

12 Desember 2024   13:10 Diperbarui: 12 Desember 2024   13:07 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sholat adalah salah satu bentuk religius dalam  islam  (Images may be subject to copyright.) 

6. Pengalaman Mistik dan Spirituality:

 Bagi banyak orang, religiusitas juga melibatkan pencarian pengalaman spiritual atau mistik yang lebih dalam, yang bisa meliputi meditasi, doa, atau pengalaman-pengalaman yang mengubah kehidupan.

Religiusitas memiliki dampak yang luas terhadap banyak aspek kehidupan, termasuk budaya, seni, musik, dan literatur, serta pada nilai-nilai dan norma-norma sosial. Meski agama dapat menjadi sumber inspirasi, kenyamanan, dan kekuatan bagi banyak orang, hubungannya dengan isu-isu seperti politik, kekuasaan, dan identitas juga bisa menimbulkan konflik dan perdebatan.Secara keseluruhan, konsep religius menangkap kompleksitas hubungan antara manusia dengan yang sakral, membawa bersamaan dimensi iman, praktek, dan komunitas dalam kehidupan individu dan masyarakat.

Apa kaitan antara Gen Z dan religius ?

Kaitan antara generasi Z (Gen Z), yang umumnya merujuk kepada mereka yang lahir dari pertengahan tahun 1990-an hingga awal tahun 2010-an, dengan sifat religius adalah topik yang menarik dan kompleks. Ini adalah karena generasi ini tumbuh dalam era yang sangat berbeda dari generasi sebelumnya, dengan akses yang lebih mudah ke informasi dan budaya dari seluruh dunia melalui internet dan media sosial.

Beberapa kaitan antara Gen Z dan sifat religius meliputi:

  • Pluralisme dan Toleransi Agama:

 Generasi Z cenderung lebih terbuka terhadap keanekaragaman dan pluralisme, termasuk dalam hal agama. Mereka lebih mungkin daripada generasi sebelumnya untuk mengenal dan berteman dengan orang-orang dari agama, ras, dan latar belakang etnis yang berbeda, yang dapat mempengaruhi sikap mereka terhadap keberagamaan.

  • Spiritual tapi tidak religius:

Banyak dari generasi Z yang mengidentifikasi diri mereka sebagai spiritual tapi tidak religius. Mereka mungkin mencari makna spiritual dan pertanyaan tentang kehidupan melalui sumber-sumber non-tradisional dan tidak terikat pada dogma atau organisasi agama tertentu.

  • Penggunaan Teknologi dalam Praktik Keagamaan:

Teknologi memainkan peran penting dalam cara generasi Z mengakses informasi dan praktik keagamaan. Misalnya, mereka mungkin lebih cenderung untuk mengikuti ibadah online, berpartisipasi dalam forum diskusi keagamaan di internet, atau menggunakan aplikasi mobile untuk berdoa atau meditasi.

  • Kritik dan Pertanyaan:

Dengan akses mudah ke berbagai informasi, Gen Z memiliki sumber daya untuk mempertanyakan dan mengkritik aspek-aspek tertentu dari agama dan praktiknya. Mereka mungkin lebih kritis terhadap institusi agama dan lebih fokus pada agama sebagai pengalaman pribadi ketimbang ketaatan pada tradisi.

  • Nilai-Nilai Agama dan Aktivisme:

Bagi beberapa anggota Gen Z, agama adalah sumber utama nilai-nilai moral dan etis dan sering kali mereka menghubungkan ini dengan aktivisme, termasuk isu lingkungan, keadilan sosial, dan hak asasi manusia.

  • Keinginan akan Autentisitas:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun