Mohon tunggu...
Rijal Maulana Sidqi
Rijal Maulana Sidqi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Membersamai hidup itu dengan ilmu pengetahuan dan sosialisasi yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Film

Analisis Film "Fetih 1453" Melalui Perspektif Neorealisme

2 November 2021   11:55 Diperbarui: 2 November 2021   12:12 5424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Tidak ada pilihan lain kecuali penggabungan gereja Orthodoks terhadap Katolik. Selain itu, kaisar Konstantinopel memerintahkan Adipati Notaras untuk menyuruh Urban membuatkannya meriam besar namun Urban menolak dan Ia diancam dibunuh dan berhasil diselamatkan oleh Hasan. Sebagai tanda jasa, Urban memenuhi permintaan sultan Mehmed untuk membuat meriam raksasa yang belum pernah ada sepanjang sejarah.

Pengepungan pertama yang dilakukan oleh Sultan Mehmed pada hari Jumat, 6 April 1453 M dengan membawa 250.000 prajurit. Sebelum melakukan penyerangan Sultan Mehmed memberikan pilihan kepada Kaisar Konstantinopel, apakah mau menyerah atau perang, Kaisar Konstantinopel dengan angkuhnya memilih perang. Peperangan pun tidak dapat dihindarkan, pada hari itu juga meriam Basilica pertama kali digunakan dan membuat celah pada tembok Konstantinopel. Namun celah tersebut berhasil ditutup oleh pasukan Konstantinopel. Peperangan hari pertama dimenangkan oleh Konstantinopel. Setelah 5 hari setelah penyerangan pertama Sultan Mehmed memerintahkan kepala penggali Mustapa untuk membuat terowongan. Namun hal tersebut ketahuan oleh pasukan Konstantinopel. Setelah 12 hari penyerangan pertama Sultan Mehmed memanggil Hasan untuk melakukan serangan kedua pada malam hari. Serangan ini juga gagal dan hampir membuat Hasan tewas dalam serangan ini.

Pada hari ke 40 ada 3 kapal bantuan untuk Konstantinopel berhasil melewati pertahanan pasukan Sultan Mehmed. Hal tersebut membuat Sultan Mehmed menjadi frustasi dan mengurung diri. Di tengah kefrustasian Sultan Mehmed, datanglah gurunya Syaikh Agung Samsettin. Syaikh Samsettin mengajak Sultan Mehmed untuk mengunjungi makam Abu Ayyub Al-Ansyari r.a yang terletak dekat tembok Konstantinopel. 

Akhirnya keyakinan Sultan Mehmed kembali lagi. Setelah itu, Sultan Mehmed menemukan strategi yang sangat luar biasa. Pada malam hari Sultan Mehmed memerintahkan pasukannya menyeret kapalnya melewati jalan darat ke Teluk Golden Horn, tempat terlemah Konstantinopel. Strategi tersebut tidak pernah ketahuan oleh Konstantinopel sehingga membuat pasukan Konstantinopel panik. 

Sebelum melakukan serangan secara besar-besaran. Pada malam harinya Sultan Mehmed berpidato memberi semangat kepada ribuan pasukannya yang tersisa. Salah satu kata-katanya dalam pidato tersebut “Kemulian hanya bisa di capai dengan Keyakinan”. Setelah pagi, pasukan Sultan Mehmed melakukan solat dhuha berjamaah yang dipimpin sendiri oleh Sultan. Setelah itu, kepala penggali Mustapa akhirnya berhasil meledakkan tembok Konstantinopel dengan cara meledakkan diri lewat terowongan yang mereka buat.

Akhirnya tembok Konstantinopel berhasil diruntuhkan sehingga pasukan Sultan Mehmed bebas menerobos masuk. Dalam kisah terjadi kisah heroik yang dilakukan oleh Hasan yang berhasil membunuh Guistiniani tentera elit Genoa yang membantu Konstantinopel. Kaisar Konstantinopel dikisahkan gugur dalam peperangan. Sejak saat itu wilayah Konstantinopel resmi diambil alih kembali oleh Muslim. Sultan juga memberikan kebebasan beragama kepada rakyat Konstantinopel.

Analisis Strategi dalam Film dengan Neo-realisme

Terdapat beberapa strategi dalam film tersebut yang dapat dianalisis oleh penulis yang akan dijelaskan oleh penulis dalam beberapa poin. Penaklukan Konstantinopel adalah salah satu penaklukan terbesar dalam sejarah dunia. Pertama, strategi menerima perjanjian damai dengan Konstantinopel. Sebenarnya ini merupakan sebuah siasat yang dilakukan oleh Konstantinopel untuk menghancurkan Turki Ustmani. Namun Sultan Mehmed justru memanfaatkan perjanjian ini untuk membuat lengah Konstantinopel, sehingga Sultan dapat menstabilisasikan kekuasaan dan menghimpun kekuatan untuk menakhlukan Konstantinopel (Offensive Realism).

Kedua, mengutus mata-mata ke Konstantinopel. Strategi ini dilakukan atas dasar keraguan dan sikap antisipasi satu sama lain. Seperti pada teori realisme, yang beargumentasi bahwa tidak ada teman di dunia ini, homo homini lupus yaitu Manusia adalah serigala bagi sesamanya, sehingga harus selalu waspada dengan orang lain. Strategi ini ternyata dapat membuat kita merespon strategi lawan dan lebih unggul dari mereka. 

Ketiga, membiarkan Hilal Pasha untuk tetap menjabat. Sultan Mehmed menunjukan kebijaksaaan nya kepada Hilal Pasha, meskipun Beliau memiliki bukti yang cukup dan kuat untuk menghukum Hilal Pasha. Sultan Mehmed tidak ingin gegabah dalam mengambil keputusan dan Beliau menunjukan kepercayaannya kepada Perdana Menteri yang juga merupakan salah satu gurunya semasa kecil.

Keempat, pembangunan benteng Rumeli Hisari di Bogazkesen. Pembangunan benteng ini ditujukan Sultan Mehmed untuk mengontrol kapal yang datang dari Laut Hitam untuk memberikan pasokan makanan dan persenjataan untuk Konstantinopel, dan Sultan Mehmed ingin memutus hal tersebut. Selain itu pembangunan ini juga untuk mempersiapkan pengepungan yang akan dilakukan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun