Mohon tunggu...
Rizky Saputra
Rizky Saputra Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Mahasiswa

Nama : Rizky Saputra NIM : 46122110020 Mata Kuliah : Kewirausahaan Dosen : Prof. Dr. Apollo, Ak., M.Si. Universitas Mercu Buana Menteng

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Lebih Penting Pengalaman Bekerja atau Ijazah? Simak Penjelasannya Disini!

10 Maret 2023   20:28 Diperbarui: 13 Maret 2023   23:47 967
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut anda perusahaan lebih mementingkan Pengalaman Bekerja atau Ijazah? Simak Penjelasannya dibawah ini.

Dalam mencari pekerjaan, banyak orang terkadang merasa bingung untuk menentukan apakah pengalaman atau ijazah yang lebih penting. Namun, pada kenyataannya, keduanya memiliki peran yang sama penting dalam dunia kerja.

1. Pendukung Ijazah

Pendukung ijazah menganggap bahwa ijazah adalah syarat mutlak dalam mencari pekerjaan. Mereka berpendapat bahwa ijazah menunjukkan bahwa seseorang telah memiliki kemampuan akademik yang diperlukan dalam pekerjaan tertentu. Sebagai contoh, seorang dokter perlu memiliki ijazah yang sesuai untuk bisa bekerja sebagai dokter profesional.

Selain itu, ijazah juga bisa meningkatkan peluang seseorang untuk dipromosikan dalam pekerjaan. Dengan memiliki ijazah, seseorang bisa memperoleh pengalaman kerja yang lebih beragam dan menambah kemampuan yang bisa dijadikan modal untuk promosi karir. Selain itu, ijazah juga bisa membuka kesempatan untuk bekerja di bidang tertentu yang membutuhkan kemampuan akademik.

2. Pendukung Pengalaman

Sementara itu, pendukung pengalaman berpendapat bahwa pengalaman kerja lebih penting dibandingkan ijazah. Mereka menganggap bahwa pengalaman kerja bisa memberikan keterampilan praktis yang tidak bisa dipelajari di kelas. Dengan pengalaman kerja, seseorang bisa belajar langsung di lapangan, mengatasi berbagai tantangan, dan meningkatkan kemampuan beradaptasi.

Pengalaman kerja juga bisa meningkatkan kemampuan seseorang untuk berkomunikasi dengan baik dan bekerja sama dalam tim. Selain itu, pengalaman kerja bisa membuka peluang karir yang lebih luas karena seseorang telah memiliki pengalaman kerja yang sesuai dengan bidang yang diminati.

3. Menyeimbangkan Ijazah dan Pengalaman

Meskipun ada pendukung dari kedua sisi, namun sebenarnya pengalaman dan ijazah tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Seorang pelamar kerja yang memiliki ijazah saja, namun tidak memiliki pengalaman kerja bisa menjadi kurang menarik bagi pengusaha karena pengalaman kerja bisa mengajarkan keterampilan praktis yang tidak bisa diperoleh dari ijazah.

Sebaliknya, seorang pelamar kerja yang hanya memiliki pengalaman kerja saja, namun tidak memiliki ijazah bisa menjadi kurang diminati karena ijazah bisa menjadi salah satu syarat  mutlak dalam beberapa pekerjaan tertentu.

Cara pandang perusahaan terhadap calon kandidat yang tidak memiliki pengalaman bekerja bisa bervariasi tergantung pada beberapa faktor, seperti jenis pekerjaan yang dilamar, industri tempat perusahaan tersebut berada, dan kebijakan rekrutmen yang diterapkan oleh perusahaan tersebut. 

Namun, ada beberapa pandangan umum yang dapat dijadikan patokan.

1. Terbuka terhadap pelamar yang tidak memiliki pengalaman

Beberapa perusahaan terbuka terhadap calon kandidat yang tidak memiliki pengalaman bekerja. Mereka melihat peluang untuk merekrut karyawan yang belum terpengaruh oleh kebiasaan atau budaya kerja yang sudah terbentuk di perusahaan lain. Oleh karena itu, mereka akan mempertimbangkan pelamar yang memiliki keterampilan dan kemampuan yang dibutuhkan untuk pekerjaan yang dilamar meskipun belum memiliki pengalaman.

2. Memperhitungkan kemampuan dan potensi pelamar

Perusahaan juga dapat mempertimbangkan kemampuan dan potensi pelamar yang belum memiliki pengalaman kerja. Mereka akan mengevaluasi keterampilan dan prestasi akademik pelamar, serta kemampuan mereka untuk mempelajari dan beradaptasi dengan cepat. Jika pelamar menunjukkan potensi dan kemampuan yang baik, perusahaan dapat memberikan kesempatan pada mereka untuk belajar dan mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan dalam pekerjaan yang dilamar.

3. Mengikuti kebijakan rekrutmen perusahaan

Beberapa perusahaan memiliki kebijakan rekrutmen yang ketat dan menuntut pelamar untuk memiliki pengalaman kerja tertentu. Hal ini mungkin terjadi dalam industri yang memerlukan tingkat keahlian yang tinggi, seperti bidang teknologi atau keuangan. Dalam hal ini, pelamar yang tidak memiliki pengalaman kerja mungkin memiliki kesulitan untuk diterima di perusahaan tersebut.

Untuk mengatasi hal ini, seorang pelamar dapat mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kesempatan mereka dalam mencari pekerjaan. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah mengikuti magang, melamar untuk posisi yang lebih rendah di perusahaan, atau mempertimbangkan pekerjaan sambil belajar untuk mendapatkan pengalaman kerja yang dibutuhkan.

Mungkin pertanyaan ini mewakili teman-teman semua yang sedang membaca artikel ini, "bagaimana jika ada 2 pelamar pekerjaan dibidang sales marketing, pelamar 1 memiliki pengalaman dibidang sales marketing selama 2 tahun tapi tidak memiliki ijazah s1 sedangkan pelamar 2 memiliki ijazah s1 tapi tidak memiliki pengalaman dibidang sales marketing?

Contoh kasus ini menunjukkan pilihan yang sulit bagi perusahaan untuk memilih antara pelamar 1 yang memiliki pengalaman tetapi tidak memiliki ijazah S1 dan pelamar 2 yang memiliki ijazah S1 tetapi tidak memiliki pengalaman.

Pelamar 1 yang memiliki pengalaman dibidang sales marketing selama 2 tahun tetapi tidak memiliki ijazah S1, dapat membuktikan bahwa ia mampu bekerja dan beradaptasi dengan lingkungan kerja yang ada. Selain itu, ia juga mungkin memiliki keterampilan dan kemampuan yang dibutuhkan dalam pekerjaan tersebut, sehingga dapat memberikan kontribusi yang positif untuk perusahaan.

Sementara itu, pelamar 2 yang memiliki ijazah S1 tetapi tidak memiliki pengalaman dibidang sales marketing, dapat menunjukkan bahwa ia memiliki kemampuan dan keahlian dalam bidang studinya, dan mungkin juga mampu mempelajari keterampilan baru dengan cepat. Namun, ia memerlukan waktu untuk belajar dan beradaptasi dengan lingkungan kerja yang baru.

Dalam hal ini, perusahaan harus mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti kemampuan komunikasi, sikap, kepribadian, dan kemampuan belajar calon kandidat sebelum memutuskan pilihan. Jika posisi yang dilamar memerlukan keterampilan teknis yang spesifik, maka pengalaman kerja lebih diutamakan. Namun, jika posisi tersebut lebih membutuhkan kemampuan akademis dan analitis, maka pemilik ijazah S1 mungkin lebih diutamakan.

Dalam situasi seperti ini, penting bagi perusahaan untuk melakukan wawancara dan penilaian yang cermat terhadap calon kandidat untuk menilai kemampuan dan potensi mereka secara keseluruhan, dan kemudian membuat keputusan yang terbaik bagi perusahaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun