Mohon tunggu...
Rihad Wiranto
Rihad Wiranto Mohon Tunggu... Penulis - Saya penulis buku dan penulis konten media online dan cetak, youtuber, dan bisnis online.

Saat ini menjadi penulis buku dan konten media baik online maupun cetak. Berpengalaman sebagai wartawan di beberapa media seperti Warta Ekonomi, Tempo, Gatra, Jurnal Nasional, dan Cek and Ricek.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Jaga Lalu Lintas Kata di Hadapan Balita

3 Desember 2019   07:24 Diperbarui: 3 Desember 2019   12:49 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orang dewasa melindungi balita (pixabay)

Kita kadang lupa berdiskusi politik, mencela calon, mengata-ngatai lawan politik  di dalam mobil yang di dalamnya terdapat anak-anak yang masih kecil. Mereka mendengar celaan-celaan dan mereka belum bisa memilah informasi yang beredar dengan baik. 

Harus diingat, orang dewasa di sekitar anak adalah model bagi anak-anak. Orangtua, paman, bibi, kakek nenek, tetangga dan sebagainya menjadi acuan anak-anak dalam bersikap dan bertindak.

Lalu lintas informasi khususnya berupa percakapan orang dewasa sangat berpengaruh kepada anak-anak. Jika kata-kata yang lalu lalang di sekitar anak-anak bersifat merusak, maka kita telah meracuni mereka. 

Sudah seharusnya orang dewasa meski bukan berprofesi sebagai guru, mereka harus berperan sebagai pendidik. Mereka harus fokus kepada pengembangan anak itu sendiri. 

Anak kita akan menjadi apa di masa datang sangat tergantung dari bagaimana wujud pendidikan yang kita hadirkan kepada mereka. 

Ingatlah, orang dewasa adalah teladan anak-anak. Bukan saja kepada anak sendiri, tapi juga anak siapa saja yang ada di sekitar kita. Menciptakan lingkungan positif bagi anak agar tumbuh kembang adalah tugas orang dewasa. 

Termasuk dalam berbahasa, bercakap, dan menyampaikan informasi. Berbagai bahasa termasuk bahasa tubuh orangtua bisa menjadi "asupan bergizi" buat anak-anak. Tapi kata-kata juga berpotensi meracuni masa depan mereka. Tinggal pilih.

Sekian dulu dari saya, Rihad Wiranto.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun