Kita kadang lupa berdiskusi politik, mencela calon, mengata-ngatai lawan politik  di dalam mobil yang di dalamnya terdapat anak-anak yang masih kecil. Mereka mendengar celaan-celaan dan mereka belum bisa memilah informasi yang beredar dengan baik.Â
Harus diingat, orang dewasa di sekitar anak adalah model bagi anak-anak. Orangtua, paman, bibi, kakek nenek, tetangga dan sebagainya menjadi acuan anak-anak dalam bersikap dan bertindak.
Lalu lintas informasi khususnya berupa percakapan orang dewasa sangat berpengaruh kepada anak-anak. Jika kata-kata yang lalu lalang di sekitar anak-anak bersifat merusak, maka kita telah meracuni mereka.Â
Sudah seharusnya orang dewasa meski bukan berprofesi sebagai guru, mereka harus berperan sebagai pendidik. Mereka harus fokus kepada pengembangan anak itu sendiri.Â
Anak kita akan menjadi apa di masa datang sangat tergantung dari bagaimana wujud pendidikan yang kita hadirkan kepada mereka.Â
Ingatlah, orang dewasa adalah teladan anak-anak. Bukan saja kepada anak sendiri, tapi juga anak siapa saja yang ada di sekitar kita. Menciptakan lingkungan positif bagi anak agar tumbuh kembang adalah tugas orang dewasa.Â
Termasuk dalam berbahasa, bercakap, dan menyampaikan informasi. Berbagai bahasa termasuk bahasa tubuh orangtua bisa menjadi "asupan bergizi" buat anak-anak. Tapi kata-kata juga berpotensi meracuni masa depan mereka. Tinggal pilih.
Sekian dulu dari saya, Rihad Wiranto.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H