Manusia memiliki karakter yang benar-benar berbeda dengan robot. Sentuhan fisik seperti kelembutan kulit, tatap mata, senyum, dan aura manusia begitu khas bagi setiap individu.Â
Bagi seorang anak tatapan guru bisa terasa sangat berwibawa. Tapi tak dipungkiri, kewibawaan guru tidak terasa dan menimbulkan efek negatif. Hal ini terlihat dari beberapa berita yang mengenaskan seperti penganiayaan siswa terhadap guru.
Inilah pentingnya fungsi guru sebagai pendidik. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, sering menegaskan bahwa peran guru sebagai pendidik tak dapat digantikan oleh profesi lain maupun teknologi. Untuk mewujudkan guru sebagai pendidik profesional, pemerintah mengajak guru untuk terus mengembangkan kapasitas dan potensi diri.Â
Yang unik dari pendidikan karakter adalah bahwa guru tidak cukup mengajarkan jenis-jenis karakter positif kepada siswa. Mungkin saja siswa dengan mudah menghafal Pancasila bagian dari karakter nasionalisme.Â
Siswa hafal di luar kepala bacaan shalat sebagai bagian dari aspek religius. Siswa bisa menjelaskan dengan fasih arti gotong royong, definisi integritas, dan manfaat kemandirian.Â
Tapi prakteknya bagaimana sehari-hari? Di sinilah guru harus menjadi model dari berbagai macam karakter positif tersebut. Pada sisi pendidikan karakter inilah, peran guru tak bisa tergantikan.
Sekian dulu dari saya Rihad Wiranto. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H