Mohon tunggu...
Rihaadatul Aisyi
Rihaadatul Aisyi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IAIN Pekalongan

Mahasiswa IAIN Pekalongan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi Membangun Critical Thinking di Era Industri 4.0

15 Juli 2021   13:38 Diperbarui: 11 November 2022   01:53 1146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selanjutnya, untuk apa dan mengapa kita harus berpikir kritis?. Alasan kita harus mempunyai kompetensi berpikir kritis sekarang ini terletak pada manfaat-manfaat yang akan kita dapatkan dari berpikir kritis. 

Banyak sekali manfaat yang akan kita dapatkan jika memiliki keterampilan berpikir kritis, salah satunya adalah kita dapat mencermati dan mencari solusi atas segala permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan.

Berikutnya, bagaimana cara kita agar terbiasa berpikir kritis dalam kehidupan sehari-hari?. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk membiasakan diri berpikir kritis, diantaranya adalah:

Yang pertama, melakukan tindakan untuk mengumpulkan bukti-bukti. Bukti maksudnya adalah suatu hal yang bisa bersifat empiris (bisa kita lihat, sentuh, dengar, kecap, cium) ataupun berbagai bentuk fakta yang dapat kita peroleh dari sebuah otoritas, kertas riset, statistik, testimoni, dan informasi lainnya. 

Tetapi, yang paling penting adalah mendapatkan bukti secara langsung (empiris) karena bukti dari pihak kedua kadang patut dicurigai. Bukti yang kita temukan langsung dari indra kita tidak dapat dibantah.

Yang kedua, menggunakan otak bukan perasaan (berpikir logis). Membiasakan berpikir logis merupakan jalan untuk menemukan pikiran kritis. 

Kebanyakan manusia belum mampu berpikir rasional, apalagi di tengah serangan irasionalitas media seperti zaman sekarang. 

Karenanya, harus dibiasakan. Logika bukanlah sebuah kemampuan yang dapat berkembang sendiri, melainkan merupakan sebuah skill atau disiplin yang harus dipelajari dan dilatih, baik dalam pendidikan formal maupun dalam hari-hari kita.

Yang ketiga, skeptis. Skeptis merupakan rasa ragu karena adanya kebutuhan atas bukti. Maksudnya, tidak percaya begitu saja sebelum menemukan bukti yang kuat. Ini adalah elemen yang penting bagi pemikiran kritis.

Sebenarnya ada banyak cara yang dapat kita lakukan untuk mengembalikan hakikat kita sebagai manusia normal (tidak seperti binatang dan benda), yaitu berpikir kritis dan bertindak produktif dalam kehidupan. 

Berpikir benar dan bertindak benar, strategis-taktis, tidaklah mudah. Kita harus mengasah pikiran kita. Latihan berpikir kritis dapat dilakukan, selain dengan membaca dan menulis, dengan menjalankan investigasi dan observasi langsung pada persoalan yang dihadapi baik oleh diri sendiri maupun orang lain, atau masalah bersama (masyarakat). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun