Bentuk Konservasi Alam
Manusia hidup selaras dengan alam, sehingga penting untuk selalu menjaga keseimbangan alam. Selain sebagai upaya untuk melindungi dan melestarikan alam, konservasi juga diartikan sebagai upaya manusia dalam mengolah dan memanfaatkan sumber daya alam untuk mendapatkan keuntungan.Â
Pelestarian alam merupakan kontribusi yang sangat penting dalam menjaga  lingkungan dan kehidupan di bumi. Cara efektif untuk melakukan konservasi  adalah dengan menanam pohon.Â
Menanam pohon tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi juga memperkaya kehidupan manusia. Dalam usaha pelestarian alam maka bisa dilakukan dengan dua cara yaitu Konservasi In Situ dan Konservasi Ek Situ.
Konservasi In Situ, kegiatan pelestarian alam untuk melindungi dan melestarikan satwa dan tumbuhan. Misalnya pembuatan taman nasional, hutan lindung, suaka margasatwa dan cagar alam.Â
Sedangkan Konservasi Eks Situ merupakan konservasi yang diselenggarakan oleh lembaga konservasi daerah. Suatu misal mengambil dengan tujuan untuk melindungi tumbuhan dan hewan yang terancam punah dengan memindahkannya dari habitat yang berbahaya atau terancam dan menempatkannya di bawah perlindungan manusia.
Mengapa Konservasi Alam Identik dengan Menanam Pohon
Kita tidak menyadari bahwa penanaman pohon seringkali hanya sekedar ritual atau kegiatan yang tidak bermakna dan membosankan. Menanam pohon memiliki banyak manfaat tidak hanya bagi manusia, tapi juga bagi seluruh makhluk hidup di sekitarnya.Â
Kesatu, pohon berperan dalam siklus karbon  alam. Mereka menyerap karbondioksida (CO2) dan melepaskan oksigen melalui proses fotosintesis. Semakin banyak pohon yang ditanam, semakin banyak CO2 yang  diserap, sehingga membantu menjaga keseimbangan iklim dan mengurangi pemanasan global.Â
Kedua, akar pohon bisa mengikat tanah sehingga mencegah banjir dan erosi.Â
Ketiga, dengan menanam pohon, kami menciptakan ruang di mana beragam kehidupan dapat hidup dan melestarikan keanekaragaman hayati setempat. Keempat, pohon memberikan keindahan alam, memberikan perlindungan, menurunkan suhu serta menciptakan lingkungan hidup yang lebih nyaman.
Konservasi Alam dalam Sudut Pandang Etika
Mengingat pentingnya konservasi, maka hal tersebut perlu disosialisasikan kepada masyarakat luas. Menurut  penulis, setidaknya ada tiga bidang strategis yang bisa digarap untuk mendakwahkan konservasi kepada masyarakat: melalui keluarga, lembaga pendidikan, dan ulama.Â
Pertama, etika lingkungan di ranah keluarga. Hendaknya para orang tua berpesan kepada anak untuk mencintai lingkungan tidak hanya dengan kata-kata tetapi juga tindakan. Alasannya, orang tua menjadi role model bagi anak-anaknya.Â
Contoh sederhananya orang tua bisa mengajarkan anak untuk membuang sampah pada tempatnya. Dalam hal ini, orang tua harus mempraktikkannya setiap hari.
Kedua, etika lingkungan di ranah lembaga pendidikan. Dalam hal ini, bentuk materi dapat dikemas secara integratif di dalam mata pelajaran sekolah atau dikembangkan sebagai materi yang berdiri sendiri sebagai mata ajaran muatan lokal (Parwiyanto, 2009).Â
Contoh nyatanya adalah siswa diajak mengunjungi hutan yang kondisinya baik maupun hutan yang sudah rusak. Pendidik dapat membimbing siswa untuk membandingkan dan merasakan  langsung  kondisi hutan yang masih baik dibandingkan dengan hutan yang rusak.Â
Ketiga, betapapun pentingnya dan sentralnya peran ulama dalam masyarakat, tidak heran jika tokoh ulama  diharapkan dan dipercaya untuk mendakwahkan perlindungan alam dalam perspektif Islam kepada masyarakat luas.Â
Selain itu, banyak ajaran Islam yang mengajarkan  pentingnya menjaga  lingkungan. Oleh karena itu, para ulama mempunyai kewajiban moral untuk mendukung etika lingkungan dari perspektif Islam di masyarakat yang lebih luas. (rig's)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya