Sabtu (5/10) hari ini adalah HUT TNI yang ke-79. Dilansir dari tni.mil.id, perayaan HUT TNI tahun ini dirayakan dengan tema "TNI Modern Bersama Rakyat Siap Mengawal Suksesi Kepemimpinan Nasional Untuk Indonesia Maju."
Dalam rangka merayakan HUT yang ke-79, TNI mengadakan beberapa kegiatan seperti, operasi katarak gratis di Klinik Mata RSPAL (10 September-10 Oktober 2024), Pagelaran Wayang Golek (20/9) lalu, hingga Acara Hiburan Puncak yang diadakan di Silang Monas hari ini.
Acara puncak peringatan HUT TNI ke-79 sendiri diadakan dalam bentuk hiburan gratis untuk rakyat. Sederet nama besar pun turut memeriahkan acara tersebut di antaranya, Dewa 19, Ari Lasso, SLANK, Noah. Acara yang berlangsung sejak pukul 07.30 pagi hingga 22.00 malam itu juga dipandu oleh pembawa acara kondang, yakni Raffi Ahmad dan Okky Lukman.
Namun, tahukah kamu mengapa tanggal 5 Oktober ditetapkan sebagai hari jadi TNI? Bagaimana sejarahnya? Simak penjelasan berikut!
Sejarah Pembentukan TNI
Dikutip dari buku Sejarah Nasional Indonesia Jilid 6, tanggal 5 Oktober adalah hari dikeluarkannya Maklumat Pemerintah yang menyatakan pembentukan tentara nasional yang dikenal dengan nama Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
Sebelum pembentukan TKR, pemerintah melalui Sidang PPKI sudah terlebih dahulu membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR) pada 22 Agustus 1945. Pembentukan BKR dilakukan dalam rangka menjaga keamanan umum di daerah-daerah di bawah koordinasi Komite Nasional Indonesia (KNI) setempat.
Satu hari setelahnya, Presiden Soekarno mengumumkan bahwa para pemuda bekas tentara Peta, Heiho, dan yang lainnya dianjurkan untuk masuk ke dalam BKR sebelum tentara kebangsaan secara resmi dibentuk. Segera setelah pengumuman tersebut keluar, para pemuda mulai membentuk BKR.
Pertama, pembentukan BKR pusat di Jakarta di bawah pimpinan bekas Daidancho Peta Jakarta Kasman Singodimedjo yang kemudian diganti Kaprawi setelah dirinya diangkat menjadi Ketua Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).
Pembentukan BKR pusat dimaksudkan sebagai koordinator dan pengendali BKR daerah. Selain BKR pusat, BKR Jakarta juga dibentuk di bawah pimpinan Mufraeni Mukmin. Â