Mohon tunggu...
Muhammad Rigan Agus Setiawan
Muhammad Rigan Agus Setiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Rigan

Mahasiswa Ilmu Sejarah UI

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kerajaan Aru: Kisah Negeri Perompak yang Kalah di Tanah Emas

17 September 2023   13:24 Diperbarui: 17 September 2023   13:29 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melihat kedua bukti tersebut, penulis melihat adanya inkonsesistensi dalam penyebutan Kerajaan Aru sebagai kerajaan yang besar atau kecil. Menurut hemat penulis, hal tersebut menunjukkan adanya sebuah bentuk kerajaan yang sedikit berbeda dengan kerajaan-kerajaan pada umumnya. Meskipun demikian, sebagian besar sumber dan catatan dari Cina, Timur Tengah, Jawa, dan Eropa menyebutkan peranan dari kerajaan yang cukup besar, yakni Aru. Dalam kaitannya dengan perdagangan maritim, aspek pelabuhan merupakan subyek yang sangat penting untuk diketahui. Karena fungsi laut sebagai jembatan penghubung tidak akan berjalan baik tanpa kehadiran pelabuhan-pelabuhan yang bertebaran di seluruh wilayah kepulauan Indonesia. Kota-kota pantai baik yang kecil maupun yang besar merupakan kota-kota pelabuhan yang menjadi titik simpul perdagangan laut dan tempat berkumpulnya kapal-kapal dan pedagang baik lokal maupun asing. Hal ini berarti kota pelabuhan merupakan 'market place' yang memiliki berbagai fungsi. Menurut R. Bintarto, pelabuhan memiliki tiga arti, 1. Arti ekonomis, pelabuhan sebagai tempat ekspor-impor dan kegiatan ekonomi lainnya, 2. Arti budaya, pelabuhan sebagai tempat pertemuan berbagai kebudayaan yang dibawa oleh para saudagar yang berasal dari berbagai bangsa, 3. Arti politis, karena pelabuhan memiliki potensi ekonomi yang besar dan menjadi urat nadi perekonomian Negara sehingga harus dipertahankan keberadaannya (Pradjoko, 2013: 10). Menurut Frank Broeze, kota pelabuhan memiliki peran besar dalam pembentukan sejarah di Asia Tenggara, yakni sebagai pusat perdagangan, pemukiman, sistem politik yang luas, dan pintu masuknya budaya. 

Menurut Tan Tan Sen, perkembangan pelabuhan-pelabuhan di sekitar Malaka dipicu pula oleh keruntuhan Sriwijaya, beberapa pelabuhan tersebut diantaranya seperti: Samudera Pasai, Aru, Perlak, Deli dan Aceh. Mereka kemudian mengambil alih kekuasaan maritim di Sumatera (Tan Sen, 2009: 150).  Berkaitan dengan hal ini, Aru sebagai kerajaan diperkirakan memiliki pelabuhan yang cukup ramai, yakni Pelabuhan Kota Cina. 

Kemudian, terdapat asumsi yang menyatakan bahwa kemungkinan pusat Kerajaan Aru adalah di Kota Cina tersebut. Akan tetapi, asumsi tersebut bisa saja keliru, karena letak kerajaan tersebut cukup luas. Pelabuhan Kota Cina ini secara topografi terletak di lembah Sungai Deli Pantai Timur Sumatera Utara, sekitar 14 km menuju arah Utara dari Kota Medan dan sekitar 2 km ke arah hulu muara Sungai Deli. Kota Cina ini terletak di 7 km pantai timur Sumatera Utara sehingga diperkirakan kota tersebut merupakan pelabuhan kuno yang dahulunya sudah sangat ramai dan menjadi tempat singgah dari kapal-kapal Arab, India, Thailand, dan Cina. Hal ini didasarkan pada penemuan situs-situs yang diduga berasal dari negara-negara di atas. Mc Kinnon menyebutkan bahwa Kota Cina telah dimukimi oleh orang-orang Tamil pada masa itu, dan di Kota Cina diduga terdapat jaringan dagang perserikatan besar pedagang Tamil yang bernama Ayyavole ainnuarruvar dan Mannikiram yang melakukan kegiatan di wila yah Asia Tenggara, orang-orang Tamil ini pernah Berjaya di wilayah Sumatera bagian utara, mulai dari Barus, Banda Aceh, Kota Cina, dan Sumatera Barat (Bandar Bapahat).

Pelabuhan ini dilakukan ekskavasinya oleh E. Edwards Mc Kinnon pada tahun 1972 bersama dengan tim dari Lembaga Purbakala dan Peninggalan Nasional yang bekerja sama dengan The University of Pennsylvania Museum pada tahun 1973. Kemudian, ditemukan tiga buah struktur binaan bata yang dibuat dengan perekatan langsung (tanpa spesi semen), empat buah arca batu, serta pecahan-pecahan keramik dan tembikar. Pecahan keramik Cina yang ditemukan terdiri dari celadon lung-chuan berbentuk mangkuk dan sejumlah piring putih Song Awal (abad ke-10 Masehi), serta keramik Yuan (abad ke-13-14 Masehi). Di samping pecahan-pecahan keramik Cina dan tembikar, ditemukan juga beberapa buah fragmen perunggu dan alat-alat untuk pengerjaan barang-barang logam, terutama logam emas. Berdasarkan temuan-temuan di atas dan hasil dari analisis makmal karbon C-14 dapat disimpulkan bahwa daerah tersebut pernah menjadi pemukiman sekitar abad ke 11-14 Masehi (Pradjoko, 2013: 114). 

Selain munculnya aktivitas perdagangan, diperkirakan juga telah berlangsung aktivitas kegamaan yang didukung dengan ditemukannya 4 buah arca Buddha bercorak Tamilnadu pedesaan, hal tersebut mengindikasikan bahwa arca tersebut dibawa oleh para pedagang tamil. Arca tersebut ditemukan secara bertahap pada tahun 1942 dan 1974. Kemudian, ditemukan tiga situs yang berafiliasi dengan agama Hindu, yakni dua buah arca; Wisnu dan Sri serta lapik batu granit yang didalamnya ditemukan sebuah yoni, ditengahnya terdapat lingkaran untuk menempatkan lingga.

Pada tahun 1979, ditemukan sebuah stuktur binaan bata melalui sebuah ekskavansi yang dilakukan tim Arkeologi Nasional. Di atasnya terdapat struktur membulat. Susunan bata tersebut  diduga merupakan sisa dari pembangunan kuil Hindu, karena ditemukan didekat situs Hindu. Ditemukannya binaan tersebut dinyatakan oleh Miksic sebagai salah satu bukti adanya kegiatan keagamaan di Kota Cina. Apabila dilihat dari luas sebaran tinggalan budayanya, merupakan sebuah pelabuhan penting yang eksistensinya berlangsung sekitar 2-3 abad. Penanggalan Karbon C-14, mata uang, stilistik keramik, maupun arca telah memperkuat asumsi tersebut.

Berdasarkan pemaran diatas dapat digambarkan bahwa Pelabuhan Deli di Kota Cina pada abad ke-11 hingga 14 berfungsi sebagai pusat perniagaan serta pelabuhan yang cukup ramai karena letaknya yang dekat dengan Malaka, berdasarkan dari dari peninggalannya dapat diketahui mayoritas kelompok masyarakat yang bermukim adalah orang Tamil. Seyogyanya Kota Cina dapat terus berkembang, tetapi terdapat beberapa faktor kemundurannya, diantaranya; 1) pendangkalan jalur pelayaran, 2) pasokan komoditas dari pedalaman, 3) daya tarik Pelabuhan Kedah di seberang Kota Cina, 4)  situasi politik yang kurang mendukung. 

Aspek kemaritiman yang terakhir adalah perompakan. Perompakan juga sangat erat dengan perdagangan. Perompakan sering terjadi pada jalur-jalur perdagangan yang ramai tapi kurang mendapat pengawasan. Untuk menjelaskan fenomena ini penulis meminjam perspektif Tarling dan Majul yang menyatakan, bahwa merosotnya keadaan politik pada kerajaan-kerajaan di Asia Tenggara memaksa mereka untuk melakukan pembajakkan untuk kelangsungan hidupnya (Lapian, 1997: 23). Barang kali, hal inilah yang terjadi dengan Aru. Catatan Tome Pires memberikan gambaran tersebut, dalam menjalankan kerajaannya, rakyat dan para pedagang dari Cina pergi merompak, mereka membagi hasil rampasannya dengan raja, karena mereka harus membayar setengah armadanya (Cortesao, 2018: 182-183). Fenomena ini kembali menjelaskan sub sistem yang dijelaskan oleh A.B. Lapian, yakni mengenai orang laut, bajak laut, dan raja laut. 

Sementara itu, keruntuhan kerajaan ini diperkirakan karena serangan dari Kerajaan Aceh pada tahun 1539. Namun, Aru berhasil bangkit kembali dengan bantuan Johor. Akan tetapi, penaklukan kembali dilakukan oleh Aceh pada tahun 1564. Sekali lagi, Aru meminta bantuan Johor dan mendapatkan kemerdekaannya. Hal tersebut tidak berlangsung lama, karena Sultan Iskandar Muda pada tahun 1613 berhasil menangkan raja aru, kemungkinan besar Kerajaan Aru berkembang menjadi Kesultanan Deli. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun