Mohon tunggu...
Rifqiyudin Anshari
Rifqiyudin Anshari Mohon Tunggu... Buruh - Independent, Bebas dan Merdeka

rifqiyudinanshari@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Bagaimana Konsep Takdir Kematian Jika Manusia Berhasil Hidup Abadi?

23 Februari 2024   11:43 Diperbarui: 23 Februari 2024   11:50 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Istilah" ini di masadepan nanti, jika manusia berhasil "Hidup Abadi" pasti akan mengalami perubahan makna dan persepsi, bisa jadi "Takdir" secara fundamental dimaknai sangat berbeda oleh orang-orang dimasa depan.

Takdir, saat ini dapat dipahami sebagai "Sebuah ketetapan" atau "ketentuan" yang diyakini sebagai "sesuatu yang mau tidak mau harus dilalui oleh manusia dan secara sadar manusia harus menerima ketentuan itu" tanpa bisa melawannya, seperti misalnya "Kematian" yang dimaknai sebagai "Sebuah Takdir" atau secara universal bisa disebut "Alamiah"

Dimasa depan, dimana kematian menjadi "hal yang tidak pasti" atau manusia punya hak untuk memilih "Mati" atau "Terus Hidup", kematian akan menjadi "Sebuah Pilihan", artinya, manusia bisa memilih dan menentukan sendiri, kapan dan bagaimana akan mati.
Karna itulah kemudian makna "Takdir Kematian" mengalami semacam perluasan makna, akan tetap dipahami sebagai lawan kata dari Hidup, dan tetap akan mengalami kematian sekalipun manusia telah hidup ribuan tahun lamanya.

Saat ini, kita masih bisa menebak usia maksimal umat manusia, mulai dari 60 hingga 100 Tahun. Dimasa depan, manusia bisa hidup lebih dari 500 tahun seperti cerita orang-orang suci jaman dahulu yang bisa hidup hingga 900 tahun. Tapi tetap saja, karna ia manusia, kejenuhan atau pasti ada hal-hal lain yang membuatnya ingin merasakan mati, sekalipun mungkin bisa hidup kembali setelah ia mengalami kematian.

Yang beda dari kematian manusia saat ini dan di masa yang akan datang hanya pada perkara "Mengetahui waktunya atau tidak". Tetap manusia akan merasakan Mati, karna Mati bukan lagi takdir, melainkan Pilihan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun