"Istilah" ini di masadepan nanti, jika manusia berhasil "Hidup Abadi" pasti akan mengalami perubahan makna dan persepsi, bisa jadi "Takdir" secara fundamental dimaknai sangat berbeda oleh orang-orang dimasa depan.
Takdir, saat ini dapat dipahami sebagai "Sebuah ketetapan" atau "ketentuan" yang diyakini sebagai "sesuatu yang mau tidak mau harus dilalui oleh manusia dan secara sadar manusia harus menerima ketentuan itu" tanpa bisa melawannya, seperti misalnya "Kematian" yang dimaknai sebagai "Sebuah Takdir" atau secara universal bisa disebut "Alamiah"
Dimasa depan, dimana kematian menjadi "hal yang tidak pasti" atau manusia punya hak untuk memilih "Mati" atau "Terus Hidup", kematian akan menjadi "Sebuah Pilihan", artinya, manusia bisa memilih dan menentukan sendiri, kapan dan bagaimana akan mati.
Karna itulah kemudian makna "Takdir Kematian" mengalami semacam perluasan makna, akan tetap dipahami sebagai lawan kata dari Hidup, dan tetap akan mengalami kematian sekalipun manusia telah hidup ribuan tahun lamanya.
Saat ini, kita masih bisa menebak usia maksimal umat manusia, mulai dari 60 hingga 100 Tahun. Dimasa depan, manusia bisa hidup lebih dari 500 tahun seperti cerita orang-orang suci jaman dahulu yang bisa hidup hingga 900 tahun. Tapi tetap saja, karna ia manusia, kejenuhan atau pasti ada hal-hal lain yang membuatnya ingin merasakan mati, sekalipun mungkin bisa hidup kembali setelah ia mengalami kematian.
Yang beda dari kematian manusia saat ini dan di masa yang akan datang hanya pada perkara "Mengetahui waktunya atau tidak". Tetap manusia akan merasakan Mati, karna Mati bukan lagi takdir, melainkan Pilihan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H