Mohon tunggu...
rifqi yosi abdilah
rifqi yosi abdilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Makan

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Strategi pembelajaran di masa depan

10 Januari 2025   12:30 Diperbarui: 10 Januari 2025   11:52 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seiring dengan semakin tersedianya kesempatan pendidikan dan pelatihan-sesuai permintaan, di mana saja, kapan saja, dan sepanjang rentang hidup kita-individu semakin mengalami ledakan dan gelombang pembelajaran yang terputus-putus, sementara, dan episodik. Oleh karena itu, tantangan kita, sebagai praktisi ilmu pembelajaran, adalah membantu pembelajar menyaring gangguan data, berfokus pada informasi yang relevan, dan menghubungkan pembelajaran baru dengan pengalaman masa lalu secara bermakna.

Selama beberapa dekade, desain strategi pengajaran (dan sistem pembelajaran, secara umum) sebagian besar diperlakukan sebagai aktivitas tingkat mikro, reduksionistis, dan linier-yang berfokus pada analisis hasil pembelajaran tertentu, menyelaraskannya dengan strategi pengajaran yang disarankan, lalu menyampaikan instruksi dengan cara yang lugas untuk memperoleh respons yang diinginkan. Namun, saat ini, pembelajaran terjadi dalam kerangka multidimensi, memadukan pengalaman formal, nonformal, dan informal yang melampaui waktu, ruang, media, dan format. Kompleksitas kehidupan kita dan keragaman teknologi yang tersedia menuntut adanya pergeseran dalam teori pembelajaran, menjauh dari episode pembelajaran mandiri yang mendorong informasi secara tunggal dan menuju pandangan multititik dan multimoda di mana pembelajaran melintasi batas waktu, konteks, metode penyampaian, dan perangkat.

Meskipun teknologi jaringan telah memungkinkan untuk mendukung pembelajaran seumur hidup yang ada di mana-mana, metode pengajaran dan strategi pengajaran kita belum mampu mengimbangi kemampuan pembelajaran baru ini. Kita masih merancang di tingkat modul, kursus, atau program, mengabaikan jalur pembelajaran yang lebih luas, dan mengabaikan peristiwa periferal tambahan yang dialami pelajar sepanjang hidup mereka. Kita perlu memodernisasi konseptualisasi kita tentang "strategi pengajaran," dan memperluas prinsip-prinsip ini untuk mendukung ekosistem pembelajaran yang lebih terbuka, fleksibel, dan personal. Kita perlu menciptakan pembelajaran seumur hidup yang berkelanjutan dan bermakna serta menemukan cara untuk menggabungkan elemen-elemen dari konteks yang beragam dan informal ke dalamnya.

Berikut ini merupakan beberapa strategi yang dapat di lakukani untuk mendorong

pembelajaran masa di depan:

1. Pembelajaran yang berorientasi pada masa depan

Di negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, pendidikan perlu selalu mengutamakan siswa yang kurang beruntung. Oleh karena itu, diperlukan adanya pengaturan yang tegas dari pemerintah untuk memberi perhatian khusus pada kurikulum serta metode pengajaran yang ditujukan bagi mereka yang memiliki risiko tertinggal. Salah satu langkah penting dalam hal ini adalah memberikan kurikulum yang lebih sederhana kepada sekolah. Sekolah yang mengimplementasikan kurikulum yang lebih mudah cenderung mengalami penurunan prestasi belajar yang lebih minimal. Reformasi pendidikan yang dilakukan di Indonesia seharusnya berlangsung dalam jangka waktu yang cukup panjang untuk mencapai hasil yang terbaik. Penekanan pada pembelajaran yang lebih mendalam dan pengalaman belajar yang lebih berpusat pada tawaran siswa akan menjadi kunci bagi kesuksesan pendidikan Indonesia di masa depan.

2. Pembelajaran emersif

Pembelajaran imersif memanfaatkan teknologi untuk menciptakan suasana digital atau buatan yang menyeluruh. Para pengajar kemudian "memasukkan" siswa mereka ke dalam materi pelajaran, memungkinkan mereka untuk merasakan dan berinteraksi dengan proses belajar, bukan hanya sekadar membaca atau mendengarnya. Pembelajaran yang memiliki makna dalam pendidikan menggunakan pendekatan yang berbeda untuk mengubah cara siswa memperoleh dan memahami informasi, menjadikan kelas sebagai tempat yang menarik, menantang, dan berkesan bagi mereka. Dengan munculnya teori baru mengenai pengalaman belajar imersif setiap hari, penelitian menunjukkan bahwa ini menyediakan banyak kesempatan. Pembelajaran imersif terbukti menjadi metode yang sangat efektif untuk membantu banyak siswa dalamm engembangkan pengetahuan dan keterampilan mereka. Ini menawarkan materi dan lingkungan buatan yang dirancang secara digital, yang meniru situasi dunia nyata dengan akurat, sehingga keterampilan dan teknik baru dapat dipelajari dan diperbaiki. Siswa bukan sekadar penonton; mereka berperan sebagai partisipan aktif yang berpengaruh terhadap hasil pembelajaran.


3. Pembelajaran jarak jauh

Kita perlu mengenali sarana dan infrastruktur Pembelajaran Jarak Jauh di tingkat Sekolah Dasar agar metode ini dapat berjalan dengan efektif selama pandemi dan setelahnya. Proses identifikasi ini harus mencakup tidak hanya sekolah- sekolah di perkotaan, tetapi juga daerah 3T yang tidak memiliki akses internet.

Kita perlu mengetahui jenis interaksi pembelajaran yang dapat dilakukan dengan baik sesuai prinsip-prinsip yang ada untuk menggantikan proses belajar mengajar secara langsung. Kita juga harus menilai apakah orang tua dapat memberikan dukungan dalam proses PJJ ini. Selain itu, kita menganalisis sekolah-sekolah yang belum memiliki fasilitas yang diperlukan untuk pembelajaran jarak jauh. Kebutuhan sarana dan prasarana PJJ di tingkat Sekolah Dasar menunjukkan bahwa saat ini, perangkat yang paling umum digunakan untuk PJJ daring adalah smartphone. Mereka juga membahas konten-konten yang dapat diakses lewat perangkat elektronik. Sebab, dalam PJJ, terdapat hubungan antara pengajar dan peserta didik yang tidak bisa dilakukan dalam satu tempat dan waktu.

4. Strategi pembelajaran efektif

Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan, dapat disimpulkan secara singkat bahwa pengajaran yang baik dan produktif adalah pengajaran yang memperhatikan seluruh komponen, mulai dari perencanaan, pelaksanaan (termasuk faktor perubahan) hingga hasil akhir. Dengan adanya siswa yang sehat, lingkungan yang mendukung, serta kurikulum yang tepat, proses pembelajaran yang fokus pada siswa dapat dilakukan untuk mencapai pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Hasil dari pendidikan yang berkualitas dapat dilihat dari siswa yang sehat, lingkungan yang kondusif, nyaman, serta aman, isi kurikulum yang relevan, dan pembelajaran yang berfokus pada siswa serta holistik, mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

Kesimpulan

Strategi pembelajaran yang baik dapat membuat murid lebih nyaman dan materi yang

disampaikan lebih mudah dimengerti. dengan memanfaatkan teknologi digital secara optimal. Pendekatan yang berpusat pada siswa, seperti pembelajaran berbasis proyek, personalisasi, dan kolaborasi lintas disiplin, menjadi kunci untuk meningkatkan keterampilan abad ke-21, seperti berpikir kritis, kreativitas, dan kemampuan beradaptasi. Selain itu, penguatan literasi digital, pengembangan soft skills, dan pembelajaran sepanjang hayat harus diintegrasikan dalam kurikulum. Dengan sinergi antara teknologi, pendidik, dan kebijakan yang inovatif, pembelajaran masa depan akan mampu menciptakan generasi yang kompeten, kreatif, dan siap bersaing di dunia yang dinamis.

desain by canva
desain by canva

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun