Mohon tunggu...
Rifqi Vaian Fadhlullah
Rifqi Vaian Fadhlullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Memiliki Hobi dalam dunia sepak bola, makanan, dan traveling.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Green Nord 27: Between Football, Humanity, and Fanaticism

19 Mei 2023   22:20 Diperbarui: 19 Mei 2023   22:21 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Abstrak

Masyarakat di Indonesia seringkali memberikan stigma negatif terhadap kelompok Bonek, terutama terkait kekerasan yang dilakukan oleh suporter sepak bola. Pandangan negatif yang diberikan masyarakat kepada Bonek tidak hanya terkait dengan kekerasan yang terjadi di dalam negeri tetapi juga kekerasan yang terjadi dalam kekerasan sepak bola di luar negeri. 

Dalam perkembangannya, kata Bonek menjadi kata yang dipilih untuk mengartikulasikan suporter sepak bola yang melakukan kekerasan dan anarki. Meski begitu, kejadian ini tak membuat redup grup Bonek. 

Stigma negatif yang mereka berikan justru membuat Bonek semakin besar, bahkan kini Bonek menjadi salah satu kelompok yang menjadi contoh positif dalam dunia suporter sepakbola. Fokus penelitian ini adalah bagaimana upaya kelompok Green Nord 27 yang masih merupakan kelompok Bonek mengubah citra dan stigma negatif yang melekat pada masyarakat Indonesia. 

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Bourdieu yaitu teori praktek. Teori ini digunakan untuk menganalisis bagaimana kelompok Green Nord 27 melawan stigma negatif terhadap Bonek. 

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dan teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi dan wawancara yang didukung dengan dokumentasi sebagai bukti. Hasil penelitian ini adalah 1) terbentuknya BDRT 27 (Tim Tanggap Bencana Bonek) 2) Melakukan bakti sosial bagi korban bencana yang terjadi di Cianjur, meletusnya Gunung Semeru dan bencana alam di Lombok 3) Munculnya Gerakan Peduli Bonek 4) Selain menggelar konser musik yang dilakukan oleh Green Nord 27 hal ini dilakukan sebagai upaya Bonek melalui Green Nord 27 untuk merubah pandangan buruk yang diberikan oleh masyarakat.

Kata kunci: Bonek, Stigma, Sosial, Suporter.

Awalan

Penggemar sepak bola kini banyak tersebar di berbagai kota di Indonesia, seiring dengan semakin mudahnya mendapatkan informasi dari berbagai media massa, budaya penggemar sepak bola dari luar negeri banyak diadopsi oleh para penggemar sepak bola di Indonesia. Lirik lagu, gaya suporter, penamaan dan perilaku budaya suporter bola asing sering digunakan oleh suporter dalam negeri.

Fenomena mengadopsi budaya suporter ultras (sebutan suporter sepak bola dari Italia) bisa menjadi contoh. Beberapa suporter sepak bola di Indonesia menyebut dirinya dengan nama yang berasal dari kata Italia, seperti BCS (Brigata Curva Sud) yang merupakan suporter asal Sleman. 

Perilaku suporter luar negeri juga diikuti oleh suporter dalam negeri seperti menyalakan suar, menggunakan Balaclava (topeng yang menutupi wajah) untuk membuat coreografi, menyanyikan yel-yel ala Ultras Italia dan sebagainya. Ada juga para suporter sepak bola yang memakai gaya pakaian suporter Italia, seperti pada saat bertanding mereka menggunakan gaya pakaian casual, sehingga beberapa brand pakaian ditiru.

Keberadaan suporter sepak bola di Indonesia sebenarnya sudah muncul sejak lama, sejak zaman liga perserikatan, liga perserikatan sendiri merupakan kompetisi besutan federasi PSSI yang diikuti oleh beberapa tim di Indonesia. Salah satu kelompok suporter yang sudah terbentuk di Indonesia adalah Bonek, Bonek sendiri berasal dari bahasa Jawa Bondho (modal) dan nekat.

Bonek sendiri kemudian berkembang menjadi budaya suporter yang dikenal ugal-ugalan. Setiap Persebaya bertanding Bonek selalu datang memberikan dukungan. Bonek tidak hanya sebagai suporter dan suporter, tetapi mereka juga menjadi pengikut Persebaya dimanapun mereka bermain. Tribun stadion tempat Persebaya bertanding selalu diisi oleh Bonek, bahkan Bonek datang dalam jumlah yang banyak. Bonek sendiri dalam pandangan media adalah kata yang dipilih jika terjadi aksi anarkis yang terjadi di dunia sepakbola Indonesia.

Salah satu peristiwa anarkis yang dilakukan pendukung Bonek adalah ASUSEMPER ( Amuk Pendukung Empat September ). Pertandingan antara Persebaya dan Arema selalu diwarnai dengan emosi. 

Pertemuan mereka sering berakhir dengan kekacauan. Publik Surabaya mungkin masih ingat dengan tragedi amukan Bonek akibat tim kesayangannya ditahan imbang Arema tanpa gol pada 2006 lalu. 

Green Nord 27 sebagai grup yang terdiri dari bonek . Bonek adalah suporter yang merupakan bentuk eksistensi masyarakat yang bangga dan cinta terhadap tim sepak bola. Hal ini membuat fanatisme Bonek terhadap Mubarok muncul . A.(2008). Mereka akan senang jika tim mereka menang tetapi bisa menjadi sangat marah jika sebaliknya. 

Sebagai kelompok suporter Green Nord, mereka ingin melihat tim yang mereka dukung menang karena Green Nord sangat mendukung tim Persebaya . Mereka rela menempuh jarak yang sangat jauh untuk mendukung tim Persebaya . Selama bertanding, mereka juga selalu membuat koreografi untuk menyemangati para pemain yang bertanding. Koreografi ini juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Oleh karena itu jika tim Persebaya kalah, mereka akan merasa kesal dan terkadang melakukan tindakan anarkis, misalnya: merusak fasilitas di dalam stadion dan tidak jarang menyerang pemain lawan. Mereka juga marah kepada pemain dari tim Persebaya , bahkan ada yang merusak rumah warga yang tinggal di sekitar stadion. Keterikatan emosional dengan klub kesayangannya sangat tipis, bahkan cenderung dibuat-buat ( Yustinus , 2010:12). 

Umumnya karena kekecewaan suporter atas hasil pertandingan, apalagi saat tim kesayangannya mengalami kekerasan. Tindakan anarkis juga kerap muncul akibat kekecewaan terhadap pihak yang terlibat dalam pertandingan, yakni wasit atau hakim garis. Seringkali kemarahan fans muncul karena ketidakpuasan terhadap kepemimpinan wasit. Mereka menganggap tim Persebaya selalu diperlakukan tidak adil.

Meski Green Nord dan Bonek pernah melakukan kesalahan di masa lalu, mereka perlahan mulai berubah menjadi lebih baik. Green Nord telah melakukan banyak hal baik, mereka sering mengadakan kegiatan sosial seperti penggalangan dana untuk orang yang membutuhkan dan membantu korban bencana. Mereka juga tak segan-segan membantu Aremania saat terjadi tragedi Kanjuruhan atas nama kemanusiaan. Kemanusiaan adalah ras manusia, yang mencakup semua orang di Bumi.

Mereka tidak tanggung-tanggung ketika ingin membantu para korban, Green Nord 27 bahkan membuat BDRT ( Tim Tanggap Bencana Bonek ) dimana BDRT ini akan membantu siapapun yang membutuhkan pertolongan. BDRT ini lebih fokus untuk membantu korban bencana alam. 

Banyak korban bencana alam yang tertolong, seperti saat Gunung Semeru meletus dan saat banjir melanda kota Batu. Terakhir, mereka juga membantu korban gempa di Cianjur . Bahkan mereka memiliki kendaraan pribadi seperti pick-up dan ambulan yang siap membantu korban bencana kapanpun dan dimanapun. Green Nord ingin menunjukkan kepada dunia bahwa kebiasaan buruk bisa berubah menjadi kebiasaan baik.

Bonek adalah suporter yang cukup besar dan tertua di Indonesia. Pada awalnya suporter Persebaya disebut Green Force. Munculnya Stigma Bonek Bonek awalnya adalah nama komunitas suporter pendukung sepak bola Persebaya. Kata Bonek merujuk pada suporter yang fanatik mendukung Persebaya, meski memiliki kemampuan yang terbatas.

Faktor eksternal

Faktor ini berasal dari luar Bonek sendiri, termasuk media massa dan masyarakat. Keduanya sangat erat kaitannya karena media massa berperan dalam membentuk opini publik.

  • Media

Seiring perkembangannya, Bonek bukan lagi milik suporter Persebaya. Kata Bonek yang berarti Bondo Nekat memiliki makna di luar konteks sepak bola. Media massa lebih sering menyematkan kata Bonek pada kekerasan yang dilakukan suporter sepak bola. Bonek dalam berbagai pemberitaan di media massa terlihat sangat brutal dan liar, serta sangat ditakuti masyarakat. Tingkah laku negatif Bonek yang mengarah pada kekerasan menjadi bahan pemberitaan yang mudah dikemas sebagai berita yang layak jual untuk meningkatkan rating.

  • Stigma Negatif dari Masyarakat

Merusak pagar atau tembok stadion, menjarah makanan atau minuman dari pedagang, merusak kendaraan yang melintas, tawuran dan masih banyak lagi. Banyak tindakan Bonek yang dianggap menyimpang bahkan berujung pada kejahatan. Seseorang yang dikatakan menyimpang dan dia mendapatkan perilaku tersebut, sedikit banyak akan mengalami stigma, dan jika dilakukan secara terus menerus, dia akan menerima atau terbiasa dengan sebutan itu. Masyarakat menganggap Bonek adalah sekelompok orang yang menyimpang dan berlabel negatif.

Menurut tindakan Howard S. Becker perilaku menyimpang sebenarnya tidak ada. Setiap tindakan sebenarnya "netral" dan "relatif". Artinya, makna tindakan itu relatif menilai itu. Suatu tindakan disebut perilaku menyimpang karena orang lain/masyarakat menafsirkan dan menamainya (pelabelan) sebagai kelakuan menyimpang.

Faktor internal

Faktor ini berasal dari dalam atau internal di dalam tubuh masyarakat Bonek.

1. Para Perusuh

Bonek adalah pendukung yang sangat besar, dengan berbagai macam karakter pendukung di dalamnya. Ada penggemar yang tertib, dalam arti tertentu jangan melakukan tindakan perusakan atau melakukan anarkis. Ada juga suporter yang menjadi pemicu munculnya stigma yang berkembang di Indonesia masyarakat luas. 

Pendukung ini sering membuat kekacauan dan bertindak anarkis. Sebenarnya suporter seperti ini hanya terdiri dari sedikit orang, tetapi mereka dapat memprovokasi banyak penggemar lain untuk bergabung dalam aksi tersebut anarkis. Ada 3 alasan lainnya kenapa Bonek suka brutal, antara lain: (1) Orang yang berpendidikan rendah mudah terprovokasi. Cara berpikirnya tidak terbiasa berpikir panjang memikirkan akibat dari perbuatannya. Yang penting bahwa crash datang dari dipukul, tentang risikonya nanti. Berbeda dengan orang yang berpendidikan tinggi. 

Mereka akan selalu berpikir dengan hati-hati tindakannya. (2) Orang yang lebih tua biasanya lebih bijaksana beraksi. Tidak terburu-buru asalkan ikut. Mereka tentu mempertimbangkan konsekuensi dari segalanya perbuatannya. (3) Sering mendengar Bonek menjarah makanan atau bensin. Mereka pergi dukung Persebaya hanya dengan modal pas-pasan atau modal sembrono. Yang penting adalah untuk melihat Persebaya sedang bermain, salah satunya dengan membeli tiket atau tidak. Soal transportasi, Bonek bisa mengandalkan truk atau kereta api jika kompetisi di luar kota. Dan kalau soal makanan, mereka akan menjarah warung atau toko di pinggir jalan. Jika para pedagang menolak, mereka akan marah dan merusak.

Banyak fans yang menggunakan nama Bonek lebih brutal, karena merasa banyak yang takut dengan Bonek . Sehingga mereka semakin sewenang-wenang dalam melakukan aksi anarkis dan penjarahan truk serta pedagang makanan dan minuman. Kata-kata Bonek cenderung provokatif. Banyak tulisan atau hanya coretan dari para Bonek untuk menunjukkan jati diri mereka. Tulisan itu bisa berupa grafiti atau grafiti biasa yang bermakna etnosentrisme atau mengolok-olok pendukung lain. Tak jarang tulisannya menggunakan kata-kata kasar.

Upaya Mengembalikan Stigma Bonek

Membentuk BDRT (Bone Disaster Response Team).

Green Nord 27 mendirikan BDRT untuk mengembalikan nama Bonek , BDRT sendiri merupakan grup yang dinaungi oleh Green Nord yang memiliki tujuan untuk membantu korban bencana alam dimana-mana, BDRT sendiri memiliki pengurus sendiri, organisasi ini memiliki mobil pick up dan memiliki ambulans yang selalu siap siap membantu, kendaraan-kendaraan tersebut dimiliki melalui hasil kerja keras mereka, namun ada juga yang merupakan sumbangan dari orang-orang yang bersimpati pada kemanusiaan.

Melaksanakan Bakti Sosial

Bonek juga sering melakukan bakti sosial yaitu membuat kegiatan kemanusiaan seperti mengadakan pemeriksaan kesehatan gratis, memberikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan, kegiatan tersebut didukung oleh dokter yang berpengalaman di bidang kesehatan.

Membuat Bonek Gerakan Peduli

Gerakan Bonek Peduli adalah gerakan yang bertujuan membantu korban bencana alam, seperti gempa Cianjur , tsunami Lombok, gempa bumi, dan letusan Gunung Semeru . Gerakan ini bertujuan berdasarkan kemanusiaan, meskipun Bonek adalah suporter sepak bola mereka tetap memiliki rasa simpati dan empati terhadap kemanusiaan.

Membuat acara musik

Green Nord juga membuat acara musik yang diadakan setahun sekali, kegiatan ini dibuat agar Bonek dan warga sekitar dapat bersatu dan menikmati konser musik yang diadakan, kegiatan ini juga diisi oleh para pengusaha UMKM, oleh karena itu Bonek juga menunjukkan penampilan mereka. simpati terhadap pedagang

Bonek membuat kegiatan kemanusiaan di atas dengan tujuan agar kedepannya Bonek dapat lebih fokus pada hal yang positif daripada hal yang negatif, hal ini dapat menjadi langkah Bonek dalam melawan stigma negatif yang dilakukan oleh Bonek di masa lalu.

PENUTUPAN

Kesimpulan

Stigma yang muncul di masyarakat terjadi karena terlalu banyak pemberitaan di media massa. Saat terjadi kerusuhan, Bonek akan menjadi headline di media massa. Nyatanya, tidak semua Bonek rusuh, hanya sebagian Bonek muda cenderung mudah terprovokasi.

Untuk memperbaiki atau mengembalikan stigma Bonek ada beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain : 1) Bonek dan Green Nord untuk menghindari kegiatan atau perilaku anarkis lebih baik membuat kegiatan yang bermanfaat seperti kegiatan kemanusiaan, karena dengan kegiatan tersebut stigma yang ada di Bonek dapat perubahan 2) Selain itu, dengan mengubah kata Bonek , kata Bonek cenderung provokatif dan bermakna negatif, 3) Perbaikan diri setiap individu juga merupakan solusi untuk memperbaiki stigma Bonek , setiap individu harus memiliki kesadaran untuk ikut menjaga nama baik Bonek . Mengajak aparatur untuk ikut menjaga ketertiban, dan mengajak masyarakat untuk melihat secara langsung dan tidak berpikiran negatif terhadap Bonek , 4) Membentuk koordinator daerah (koordinator wilayah) untuk mengkoordinir setiap daerah untuk pembagian tim dalam pembenahan pemikiran Bonek . Bonek diarahkan untuk lebih terorganisir dan diharapkan dapat mengurangi aksi rusuh di dalam dan di luar lapangan selama pertandingan berlangsung .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun