Bonek adalah suporter yang cukup besar dan tertua di Indonesia. Pada awalnya suporter Persebaya disebut Green Force. Munculnya Stigma Bonek Bonek awalnya adalah nama komunitas suporter pendukung sepak bola Persebaya. Kata Bonek merujuk pada suporter yang fanatik mendukung Persebaya, meski memiliki kemampuan yang terbatas.
Faktor eksternal
Faktor ini berasal dari luar Bonek sendiri, termasuk media massa dan masyarakat. Keduanya sangat erat kaitannya karena media massa berperan dalam membentuk opini publik.
- Media
Seiring perkembangannya, Bonek bukan lagi milik suporter Persebaya. Kata Bonek yang berarti Bondo Nekat memiliki makna di luar konteks sepak bola. Media massa lebih sering menyematkan kata Bonek pada kekerasan yang dilakukan suporter sepak bola. Bonek dalam berbagai pemberitaan di media massa terlihat sangat brutal dan liar, serta sangat ditakuti masyarakat. Tingkah laku negatif Bonek yang mengarah pada kekerasan menjadi bahan pemberitaan yang mudah dikemas sebagai berita yang layak jual untuk meningkatkan rating.
- Stigma Negatif dari Masyarakat
Merusak pagar atau tembok stadion, menjarah makanan atau minuman dari pedagang, merusak kendaraan yang melintas, tawuran dan masih banyak lagi. Banyak tindakan Bonek yang dianggap menyimpang bahkan berujung pada kejahatan. Seseorang yang dikatakan menyimpang dan dia mendapatkan perilaku tersebut, sedikit banyak akan mengalami stigma, dan jika dilakukan secara terus menerus, dia akan menerima atau terbiasa dengan sebutan itu. Masyarakat menganggap Bonek adalah sekelompok orang yang menyimpang dan berlabel negatif.
Menurut tindakan Howard S. Becker perilaku menyimpang sebenarnya tidak ada. Setiap tindakan sebenarnya "netral" dan "relatif". Artinya, makna tindakan itu relatif menilai itu. Suatu tindakan disebut perilaku menyimpang karena orang lain/masyarakat menafsirkan dan menamainya (pelabelan) sebagai kelakuan menyimpang.
Faktor internal
Faktor ini berasal dari dalam atau internal di dalam tubuh masyarakat Bonek.
1. Para Perusuh
Bonek adalah pendukung yang sangat besar, dengan berbagai macam karakter pendukung di dalamnya. Ada penggemar yang tertib, dalam arti tertentu jangan melakukan tindakan perusakan atau melakukan anarkis. Ada juga suporter yang menjadi pemicu munculnya stigma yang berkembang di Indonesia masyarakat luas.Â
Pendukung ini sering membuat kekacauan dan bertindak anarkis. Sebenarnya suporter seperti ini hanya terdiri dari sedikit orang, tetapi mereka dapat memprovokasi banyak penggemar lain untuk bergabung dalam aksi tersebut anarkis. Ada 3 alasan lainnya kenapa Bonek suka brutal, antara lain: (1) Orang yang berpendidikan rendah mudah terprovokasi. Cara berpikirnya tidak terbiasa berpikir panjang memikirkan akibat dari perbuatannya. Yang penting bahwa crash datang dari dipukul, tentang risikonya nanti. Berbeda dengan orang yang berpendidikan tinggi.Â