Literasi adalah kemampuan untuk memahami dan menggunakan bahasa tulis yang diperlukan oleh masyarakat atau yang bernilai bagi individu PIRLS, 2001 (dalam Bahrul Hayat dan Suhendra Yusuf, 2010). Dalam pengertian yang lebih luas literasi mengacu pada tingkat kecendikiawan seseorang dalam memahami, mengolah, dang mengembangkan sejumlah konsep dasar yang dihadapi dalam kehidupannya (Alwi, 2002). Sedangkan literasi dalam (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008) diartikan sebagai sesuatu yang berhubungan dengan tulis menulis. Literasi juga dapat diartikan sebagai melek teknologi, politik, berpikir kritis dan peka terhadap lingkungan sekitar. Sederhananya, budaya literasi dapat diartikan sebagai kemampuan menulis dan membaca masyarakat dalam suatu negara.
Terdapat tiga jenis literasi, yaitu yang pertama literasi visual merupakan kemampuan individu memiliki kemampuan mengenali penggunaan garis, bentuk, dan warna sehingga dapat menginterpretasikan tindakan, mengenali objek, dan memahami pesan lambang . Yang kedua adalah literasi lisan, kemampuan bahasa yang menekankan pada aspek berbicara dan mendengarkan. Ketiga, literasi terhadap teks tertulis digambarkan sebagai aktivitas dan keterampilan yang berhubungan secara langsung dengan teks yang tertulis baik melalu bentuk pembacaan maupun penulisan.
A. Konsep Revitalisasi Literasi terhadap Pembelajaran bagi Guru PAI
Revitalisasi pembelajaran saat ini menjadi topik baru dalam dunia pendidikan, mengingat di dalam pembelajaran suatu aktivitas literasi sanat di butuhkan atau menjadi point utama dalam pembelajaran. Tanpa literasi, pembelajaran hanya sebatas sebuah kegiatan yang tidak mempunyai dasar dalam menjalankannya. Hal ini menjadikan literasi harus mempunyai beberapa teori yang saling berkaitan dan terkonsep. Konsep revitalisasi literasi bagi pembelajaran guru PAI tersebut mencakup tiga aspek penting yaitu
menumbuhkan kembali tentang membaca, berpikir dan menulis. Dalam konteks membaca, literasi berkaitan dengan kemampuan dan kebiasaan membaca serta memperoleh informasi dan pengetahuan seluas-luasnya. Dalam konteks berpikir, literasi berkaitan dengan perkembangan dan kemampuan untuk berkembang dan menganalisis fenomena dari berbagai masalah dengan membaca informasi dan pengetahuan yang dimiliki atau diperoleh dari aktivitas pengetahuan. Dalam konteks menulis, literasi berkaitan dengan ungkapan ide yang diperoleh dalam proses berpikir maju, dan hasilnya diekspresikan dalam bahasa tertulis atau untuk dibaca oleh pembaca
B.IMPLEMENTASI LITERASI PADA GURU PAI
Implementasi literasi di mulai dengan pengenalan literasi melalui kegiatan yang memungkinkan orang yang tidak bisa membaca menjadi bisa membaca. Kegiatan ini disebut kegiatan pemusnahan buta huruf agar mengerti tentang literasi dasar, dengan mengajari seseorang untuk mampu membaca dan ingin menjadi kegiatan membaca sebagai sarana memperoleh informasi, data, ilmu, dan
teknologi (Didiharyono & Qur'ani, 2019). Makna literasi juga mencangkup melek visual, yang artinya kemampuan untuk mengenali serta memahami ide-ide yang yang disampaikan secara visual, seperti melalui adegan, video, dan gambar Kemudian guru PAI dapat mengimplementasikannya dengan melatih peserta didik untuk lebih memanfaatkan waktu luang nya untuk berfikir secara kritis serta mengolah informasi dan kemampuan komunikasi dengan kreatif, sehingga literasi ini dapat memperoleh perkembangan pengetahuan baik dalam aspek kognitif dan psikomotorik. Untuk memaksimalkan impelementasi ini , guru PAI juga bisa membuat
sebuah proram literasi yang membebankan dalam pembiasaan. Program tersebut seperti pembiasaan kegiatan tadarus al quran , membaca buku buku pendidikan, dan menulis kembali menjadi sebuah rangkuman dari buku yang sudah di baca. Kemudian dapat juga guru PAI memfasilitasi buku pendidikan dan di sediakan perpustakaan mini dengan rak buku sebagai sarana nya, sehingga terdapat buku buku yang menarik minat pembacanya
C. Â Strategi Revitalisasi Literasi Bagi Guru PAI Dalam Nilai Pendidikan
Islam di Abad 21