Mohon tunggu...
Rifqi Salsa Fauzi
Rifqi Salsa Fauzi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pendidikan Sejarah Universitas Siliwangi

Historia Magistra Vitae

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ujung Tanduk VOC di Nusantara

6 Juli 2023   22:05 Diperbarui: 6 Juli 2023   22:28 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut beberapa sumber kemunduran dan keruntuhan VOC antara lain dikarenakan oleh terlalu lama VOC mempertahankan monopoli dan timbulnya pesaing kuat dari Inggris, Perancis, Denmark terutama setelah kekalahan Belanda dalam perang dengan Inggris (Burger,1962). 

Day (1972) menambahkan bahwa sistem akunting, operasi pemasaran yang sangat konservatif, merosotna etos kerja kepemimpian dan pengelolaan yang makin lama makin buruk , ikut memperburuk kondisi keuangan VOC pada masa akhir keberadaannya. 

Akibat dari lemahnya sistem kepemimpinan dan pengawasan tersebut adalah meningkatnya penyelundupan (smuggling), perdagangan gelap (clandestein trade), serta meluasnya usaha pribadi yang memanfaatkan faslitas VOC (private bussines) seperti pengiriman barang dagangan pribadi di dalam kapal -- kapal VOC (Schrieke,1960; Semma,2008; Poesponegoro dan Notosusanto, 1990).

Menjamurnya tindakan -- tindakan yang menggerogoti VOC dari dalam tersebut menjadi semakin parah dengan merebaknya korupsi mulai dari para pegawai rendahan hingga pegawai tinggi, sebagai akibat adanya "the insuffisient salaries" yang dirasakan para pegawai, mulai dari level rendah hingga level tinggi.

Dan dari sekian banyak tindakan  yang menggerogoti eksistensi VOC, korupsilah yang paling menonjol. Sehingga Furnivall ( 1944) berpendapat " it is not surprising then that the failure of the Company was attributed to corruption" sehingga dia mengatakan bahwa "V.O.C ( Vereenigde Oost --indische Compagnie ) were interpreted as Vergaan Onder Corruptie - perished by corruption". 

 Kebobrokan pengelolaan tersebut dilukiskan dengan warna hitam yang penuh horor oleh para penulis ekonomi aliran liberal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun