Ditengah terminal
seorang anak begitu lusuh
bersandar pada bangku ruang tunggu
menahan lapar yang teramat sangat
Tak lama berselang
Datang keluarga kaya
Duduk dibangku yang sama
menghela nafas dan berkata
"Sungguh bau sekali tempat ini"
Dengan sedikit senyuman
lantas segera bergegas
bermaksud beranjak
dengan sesekali berucap maaf
Melangkah dengan tertatih
Air mata deras mengalir
Berjatuhan satu demi satu
hinaan bukanlah hal baru baginya
Terjatuh
terprosok
bangkit
Terluka
bangkit
Dan tetap bangkit
tak perduli  dunia menertawakan
Tak perduli pada anggapan maupun cercaan
Putuskan untuk terus melangkah
Menyandarkan mimpi pada ketidak pastian
Karna hidup terus berjalan
Hari esok Menjadi harapan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H