Mohon tunggu...
rifqinuryadinrifqinuryadin
rifqinuryadinrifqinuryadin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi bermain bola

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pengaruh Pornografi Pada Psikologis Remaja

27 Desember 2024   19:11 Diperbarui: 27 Desember 2024   19:11 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Penulis/KECANDUAN PORNOGRAFI

Penulis: Rifqi Nuryadin, Taufik Rohman Assyam, Abil Izz Azzuhri, Lehon Hutabarat, Ester Mimin Josepin

Permasalahan yang banyak terjadi pada masa saat ini yaitu kecanduan pornografi pada remaja. Remaja merupakan peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Perubahan kognitif, fisik, dan emosional terjadi pada fase ini (Hurlock, 1999). Seksualitas menjadi bagian penting dari proses tersebut. Remaja mengembangkan kemampuan untuk mengekspresikan perasaan seksual mereka dan menjadi lebih sadar akan seksualitas mereka sendiri. Didorong rasa ingin tahu yang besar dan minat yang meningkat terhadap seksualitas, mereka mulai mencari informasi tentang seksualitas, terutama di internet.

Namun sayangnya, aksesbilitas informasi terkait seksualitas secara online, menjadi salah sasaran. Mereka rentan terpapar konten pornografi, berupa foto, video, atau film dewasa. Tercatat, Indonesia menempati urutan ketiga pengakses pornografi terbesar di dunia (Maisya & Masitoh, 2020). Iklan yang mengandung pornografi sering muncul di layar meskipun kita tidak sedang mengakses situs porno (Fevriasanty, 2020).

Umumnya, remaja terpapar pornografi kali pertama pada rentang usiai 12 -- 15 tahun (Yunengsih & Setiawan, 2021). Remaja sangat rentan terhadap dampak pornografi karena otak dan tubuh mereka yang masih berkembang. Bentuk kecanduan pornografi pada remaja, diantaranya sexting(Fs et al., 2021), sex chat (Aprisye et al., 2019), cybersex (Anggreiny & Sarry, 2018), mengakses situs porno, maupun menonton video porno (Hasyim et al., 2018). Fenomena sexting ini meningkat seiring dengan perkembangan telepon pintar, misalnya dengan mengirim gambar, video, maupun teks yang mengandung unsur seksual secara eksplisit (Strasburger et al., 2019).

Ditinjau dari segi gender, ditemukan bahwa laki-laki cenderung lebih banyak mengakses dan melakukan imitasi perilaku seksual dibandingkan dengan perempuan Jurnal Flourishing, 2(8), 2022, 553--558 555 (Hasyim et al., 2018; Pradita, 2019). Diduga, faktor budaya ikut berperan dimana laki-laki cenderung lebih bebas dalam mengakses situs maupun materi pornografi.

Berdasarkan survey yang dilaksanakan Kemenkes tahun 2017 sebanyak 94% siswa pernah mengakses konten porno yang diakses melalui komik sebanyak 43%, internet sebanyak 57%, game sebanyak 4%, film/TV sebanyak 17%, Media sosial sebanyak 34%, Majalah sebanyak 19%, Buku sebanyak 26%, dan lain-lain 4%.

Pornografi sendiri merupakan sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan lain melalui berbagai bentuk media komunikasi dan atau pertunjukan di muka umum, yang memuat kecabulan atau eksploitas seksual yang melanggar norma kesusilaan (UU No. 44 Th 2008 tentang pornografi). Sudah menjadi rahasia umum bila pornografi dapat menimbulkan kecanduan, candu pornografi menjadi salah satu isu serius di seluruh dunia, termasuk indonesia.

Dari hasil survey di atas bahwa terdapat beberapa ciri-ciri anak atau remaja yang kecanduan pornografi perlu diketahui oleh orang tua adalah :

  • Sering tampak gugup apabila ada yang mengajaknya komunikasi, menghindari kontak mata.
  • Tidak punya gairah aktivitas, prestasi menurun
  • Malas, enggan belajar dan enggan bergaul, sulit konsentrasi
  • Enggan lepas dari gawainya (gadget), bila ditegur dan dibatasi penggunaannya akan marah
  • Senang menyendiri, terutama dikamarnya, menutup diri
  • Melupakan kebiasaan baiknya.

Menurut Hald dan Malamuth (2008), perilaku penggunaan pornografi mempunyai dampak positif dan negatif terhadap masyarakat. Di satu sisi, pornografi dapat berfungsi sebagai sarana informasi pendidikan dan seksual yang tidak tersedia di tempat lain, demi kepentingan sebagian orang. Namun, terlepas dari manfaat seks yang sehat, penggunaan pornografi dapat menimbulkan dampak negatif dalam arti dapat memutarbalikkan gagasan tentang seksualitas, menumbuhkan ketidakpuasan dalam hubungan, dan mengganggu kemampuan untuk membentuk interaksi sosial yang sehat. Selain itu, seperti yang ditunjukkan oleh beberapa penelitian, konsumsi pornografi juga dapat mendorong terbentuknya kebencian terhadap perempuan dan mengurangi empati terhadap pasangan seksual.

Dampak dari Pornografi

Pornografi dapat memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan mental individu yang mengonsumsinya secara berlebihan. Berikut adalah beberapa dampak dari pornografi:

  • Depresi dan Kecemasan 

Berbagai penelitian telah menemukan hubungan antara konsumsi berlebihan pornografi dengan risiko depresi dan kecemasan yang lebih tinggi.

  • Perasaan Bersalah dan Rasa Malu 

Dampak dari pornografi selanjutnya adalah perasaan bersalah dan malu. Beberapa orang mungkin merasa bersalah atau malu setelah mengonsumsi pornografi, terutama jika mereka menganggapnya bertentangan dengan nilai-nilai moral atau agama mereka.

  • Perubahan Persepsi tentang Seksualitas 

Adanya perubahaan persepsi tentang kehidupan seksual juga menjadi salah satu dampak dari pornografi. Pornografi sering menampilkan adegan dan situasi yang tidak realistis dalam konteks hubungan seksual.

  • Kurangnya Kepuasan dalam Hubungan Intim 

Dampak dari pornografi telah dikaitkan dengan masalah dalam hubungan intim antara pasangan. Individu yang terlalu sering mengonsumsi pornografi mungkin menaruh lebih banyak perhatian pada fantasi seksual yang tidak realistis daripada hubungan nyata dengan pasangan.

  • Isolasi Sosial 

Kecanduan pornografi dapat menyebabkan isolasi sosial karena individu lebih memilih menghabiskan waktu di depan layar daripada berinteraksi dengan orang lain.

  • Disfungsi Seksual 

Pada beberapa individu, dampak dari pornografi telah dikaitkan dengan disfungsi seksual, seperti disfungsi ereksi atau ejakulasi tertunda.

  • Kurangnya Perhatian dan Fokus 

Dampak dari pornografi dapat menyebabkan individu mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian dan fokus pada tugas-tugas sehari-hari.

  • Gangguan Tidur 

Terpapar konten pornografi sebelum tidur atau di malam hari dapat mengganggu pola tidur dan menyebabkan masalah tidur, seperti insomnia atau gangguan tidur lainnya.

Cara mengatasi kecanduan pornografi

Setiap orang bisa memiliki cara mereka masing-masing untuk mengatasi kecanduan poernografi tersebut berdasarkan atau sesuai dengan penyebabnya, seperti tramuma masa lalu dan lain-lain.

Namun di bawah ini kami akan memaparkan cara mengatasi kecanduan pornografi secara umum seperti:

  • Batasi akses terhadapat konten-konten yang berbau pornografi

National Council on Alcoholism and Drug Dependence menyebutkan bahwa semakin mudah akses Anda terhadap konten pornografi, semakin tinggi pula risiko Anda mengalami kecanduan.

Maka dari itu, Anda harus mencoba membatasi aksesnya. Anda bisa melakukannya dengan cara memblokir situs-situs dewasa agar Anda tidak dapat mengaksesnya.

  • Kurangi menyendiri

Menyendiri merupakan suatul faktor yang dapat menimbulkan keinginan untuk mengakseskonten-konten yang berbau pornografi, untuk mengatasi kesepian Anda bisa mencari aktivitas- aktivitas di luar rumah.

  • Hapus konten pornografi yang Anda miliki

Apabila Anda memiliki foto, video, atau media lain yang berbau pornografi pada ponsel, computer atau media sosial lainnya, pastikan anda menhapusnya dengan segera.

Jika Anda sudah melalukan berbagai cara diatas atau cara lain, tetapi anda mendapatkan kesulitan untuk melepas kecanduan pornografi maka sudah saatnya anda harus menghubungi psikologi atau psikiater untuk melakukan konsultasi terkait masalah yang Anda hadapi.

Adapun cara agar tidak kecanduan pornografi

  • Pahami dampak negatifnya

Ketahui dan pahami dampak dari pornografi baik bagi kesehatan mental, hubungan sosial, dan kualitas hidup keseluruhan.

  • Temukan alternative positif

Cari kegiatan yang positif  dan menyenangkan sebagai pengganti konsumsi pornografi

  • Cari dukungan sosial

Berkumpul dengan keluarga, teman, atau lingkungan positif yang mendukung dan bisa memberi memotivasi

  • Atur waktu pengguan gawai

Batasi diri dalam menghabiskan waktu di depan layar, terutama pada perangkat yang dapat menimbulkan keinginan untuk mengkonsumsi konten berbau pornografi selain itu menjaga kesehatan mata.

Penting bagi individu untuk menyadari potensi dampak negative dari pornografi dan untuk mecari sumber informasi yang lebih sehat mengenai seksualitas. Namun penting untuk diingat bahwa setiap orang dapat merespons pornografi dengan cara yang berbeda, dan beberapa orang mungkin tidak merasakan dampak dari pornografi yang serius. Namun, bagi Anda yang merasa terganggu oleh dampak pornografi pada kesehatan mental, penting untuk mencari bantuan profesional, seperti konselor atau psikolog, untuk mendapatkan dukungan dan pengelolaan yang tepat.

Artikel ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir semester III mata kuliah Psikologi Kognitif dengan dosen pengampu Ibu Flora Grace Putrianti, S.Psi., M.Si., M.Psi., Psikolog. Nama Anggota : 1) Rifqi Nuryadin 2) Taufik Rohman Assyam 3) Abil Izz Azzuhri 4) Lehon Hutabarat 5) Ester Mimin Josepin.

REFERENSI

Hardi (10 january 2024) Awas! Ini 8 Dampak dari Pornografi untuk Kesehatan Mental https://www.ciputramedicalcenter.com/dampak-dari-pornografi/#:~:text=Perubahan%20Persepsi%20tentang%20Seksualitas,menyebabkan%20ketidakpuasan%20dalam%20hubungan%20nyata.

https://sardjito.co.id/2019/10/30/dampak-pornografi-bagi-kesehatan-pada-remaja-apakah-berbahaya/

Permana (9 Januari 2024) KECANDUAN PORNOGRAFI https://hellosehat.com/mental/kecanduan/kecanduan-pornografi/

Saputra, Movitaria, (November 2022) ANALISIS KEMAMPUAN KOGNITIF PADA

REMAJA PECANDU PORNOGRAF, JURNAL PENGETAHUAN ISLAM, Vol. 2, No.2 https://ojs.iaisumbar.ac.id/index.php/ikhtisar/article/view/72/77

Ramadhan, Fatir, Priatna, (Desember 2024) Persepsi Diri Terhadap Efek Positif dan Negatif Konsumsi Pornografi di Kalangan Mahasiswa Universitas Pamulang, Vol 4 (1) Hal 1056-1067 file:///C:/Users/user/Downloads/Jurnal+Penelitian+-+khairul+ramadhan+(1).pdf

Ramdhani, Asfari (2022) Pornografi pada Remaja: Faktor Penyebab dan Dampaknya, Jurnal Flourishing file:///C:/Users/user/Downloads/553558-pornografi-pada-remaja-faktor-penyebab-amin.pdf

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun