Mohon tunggu...
Rifqina Ulya
Rifqina Ulya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa, Universitas Syiah Kuala

As a college student, Writer should have learned about the studies she was taking. Writer has an interest in graphic design activities and started it at the agrotechnology student association in her first year until now. Her interest in technology makes Writer happy to learn new things and get several awards and new abilities from the activities that Writer has participated in. With the knowledge she has, Writer is happy to help and spread her writing to public.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Siapa Lembu Amangkurat? Mengenal Budaya Kalimantan Selatan Melalui Museum Lambung Mangkurat

26 Maret 2024   16:32 Diperbarui: 26 Maret 2024   16:37 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah itu, ada juga pakaian raja yang juga digunakan untuk pernikahan yang disebut bagajah gamuling yang berkembang sejak zaman Kerajaan Hindu dengan aksen Melayu dan bangmar galung pancar matahari dimana pakaian ini muncul setelah adanya pengaruh Islam dengan aksen Cina-Arab. 

Ada juga naga darat yang merupakan sampung (kepala) perahu yang digunakan untuk arak-arakan pengantin. Naga di sini dianggap sebagai penolak bala yang dapat mencegah gangguan alam dan simbol pengharapan agar kedua mempelai tidak mendapatkan halangan dalam berumah tangga.

Ulya, Bangmar Galung Pancar Matahari
Ulya, Bangmar Galung Pancar Matahari

Ulya, Bagajah Gamuling
Ulya, Bagajah Gamuling

Setelah menikah dan memiliki anak, masyarakat banjar akan mengadakan Tian Mandaring, yaitu mandi di bawah jam 12 malam dengan harapan orang tua dan bayi diberikan rezeki yang baik. Ada juga mandi badudus untuk calon pengantin sebelum pernikahan.

Ulya, Mandi Baya
Ulya, Mandi Baya

Bayuun Maulud, yang diadakan pada bulan kelahiran bayi atau bulan maulid, bertujuan untuk mengharapkan keberkahan bagi bayi yang baru lahir. Sebelum Islam masuk, tradisi ini dilakukan untuk memperkenalkan bayi kepada penguasa daerah (Datuk) agar anak tersebut tidak penyarikan atau dalam bahasa Indonesia disebut pemarah.

Ulya, Bayuun Maulud
Ulya, Bayuun Maulud

Ada juga kegiatan Basunat yang merupakan upacara siklus hidup bagi penduduk muslim Kalimantan Selatan ketika menjelang dewasa. Alat-alat yang digunakan untuk basunat antara lain pancucuk, sasanggan, penyangga tapih dan lain-lain. Pada masa itu, antibiotik kimia belum ditemukan, sehingga masyarakat menggunakan daun nangka sebagai antibiotik. Setelah basunat berlangsung, sang anak akan diberi hadiah oleh orang tuanya seperti baju baru.

Ulya, Basunat
Ulya, Basunat

Jangan lupa untuk masuk ke dalam pameran Syeh Muhammad Arsyad Al Banjari. Beliau adalah seorang ulama yang dihormati di seluruh negeri. Beliau mendapat julukan anumerta "Datuk Kelampaian". Beliau adalah penulis kitab Sabilal Muhtadin yang telah menjadi referensi bagi banyak umat Islam di Asia Tenggara. Di Museum ini kita dapat melihat langsung tulisan-tulisan beliau dan karya-karya lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun