Mohon tunggu...
rifqi mozlem
rifqi mozlem Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belajar Psikologi di Ilmu Komunikasi?

16 November 2017   08:09 Diperbarui: 16 November 2017   13:46 1266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Contoh penggunaan ilmu psikologi bisa diterapkan pada konsentrasi apapun, seperti marketing communication ataupun broadcasting journalism. Contoh penggunaannya dalam marketing communication akan terlihat nyata sekali, dikarenakan setiap segala sesuatu yang berbau dengan penyampaian pesan pemasaran, seorang komunikator harus mengetahui kondisi pasar, ya istilahnya survey gitu sih. Diteliti dulu, gimana sih kira-kira gimana sih kondisi target audience yang bakalan disasar. Sesederhana contoh "Jualan es lilin di kutub utara" atau "jualan kaos pink ke cowok rocker", mungkin orang-orang yang memiliki kesalahan seperti itu perlu banget untuk direhabilitasi ya wkwkw. Mereka salah menempatkan barang yang mereka jual, karena mereka tidak memahami psikologi sekaligus kondisi orang kutub utara yang pengennya anget-anget dan cowok rocker yang selalu keliatan garang, pake item-item.

Sama dengan broadcasting journalism. Mereka yang menempati posisi creative team diperlukan analisis juga terhadap khalayaknya. Contohnya membuat program TV pada hari minggu pagi. Sekarang TV mulai kurang membaca psikologi anak-anak yang menyukai tayangan animasi, mereka kebanyakan menayangkan acara-acara music seperti dahsyat dan inbox yang didalamnya banyak sekali umpatan-umpatan dan bullying. Si anak kecil ya otomatis nonton, karena dia gak mungkin melewatkan untuk menikmati kesempatan seminggu sekalinya inib dalam menonton TV. Hingga akhirnya merekapun mengikuti apa yang mereka saksikan di layar kaca yang semakin biadab ini.

Kemungkinan ada beberapa sih emang, anak kecil yang gak suka dengan tayangan TV minggu pagi. Eit, tp jangan salah. Mereka juga berbahaya, karena bosan menonton TV, mereka akan beralih ke media sosial Instagram atau youtube yang kain hari orang tua harus makin waspada dengan tontonan anaknya. Salah satu korbannya bisa jadi si anak kecil cewek ngik-ngik-ngik itu ya wkkwk

Saat kalian ingin mendapatkan perhatian lawan jenis, kalian juga harus memahami kondisi psikis dari mereka. Perlu adanya pemahaman-pemahaman yang harus kalian lakukan, sebelum akhirnya maju dan salah langkah. Contoh kejadiannya bisa cek di post saya sebelumnya ya hehe

Wah, seperti itu intinya kawan, psikologi itu memang harusnya digunakan sebaik mungkin di dalam berkomunikasi. Sekian dulu yak dari saya. Sampai jumpa di post berikutnya :)))))))))

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun