Mohon tunggu...
Rifqi Firmansyah
Rifqi Firmansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Bismillah masih hiduo

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Komitmen Karyawan terhadap Efektivitas Biaya Sumber Daya Manusia dalam Organisasi

13 Juni 2024   23:30 Diperbarui: 13 Juni 2024   23:45 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis : Ryan Putra Nuryawan (Mahasiswa Manajemen UPN "Veteran" Yogyakarta)

                   Dr. Purbudi Wahyuni, MM (Dosen UPN "Veteran" Yogyakarta)

Pendahuluan

Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset penting bagi setiap organisasi. Efektivitas pengelolaan biaya SDM menjadi kunci utama dalam mencapai tujuan perusahaan dan menjaga keberlanjutan operasional. Salah satu faktor yang memengaruhi efektivitas biaya SDM adalah komitmen karyawan. Komitmen karyawan terhadap perusahaan tidak hanya berdampak pada kinerja individu, tetapi juga pada efisiensi biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja tersebut. Artikel ini membahas pengaruh komitmen karyawan terhadap efektivitas biaya SDM dalam organisasi, dengan merujuk pada penelitian yang ada dan analisis empiris terkait.

Pengertian Komitmen Karyawan

Komitmen karyawan adalah kesediaan dan keterikatan seorang karyawan terhadap organisasi tempat mereka bekerja. Komitmen ini dapat dilihat dari loyalitas, keterlibatan, dan keinginan karyawan untuk berkontribusi terhadap pencapaian tujuan organisasi. Terdapat tiga jenis komitmen karyawan yang sering dibahas dalam literatur manajemen, yaitu komitmen afektif, komitmen kontinuan, dan komitmen normatif:

  • Komitmen Afektif: Rasa keterikatan emosional karyawan terhadap organisasi. Karyawan dengan komitmen afektif yang tinggi cenderung bekerja dengan lebih baik karena mereka merasa bagian dari organisasi.
  • Komitmen Kontinuan: Komitmen yang didasarkan pada kalkulasi biaya dan manfaat. Karyawan tetap bekerja di suatu organisasi karena merasa bahwa biaya untuk meninggalkan organisasi lebih tinggi daripada manfaat yang diperoleh.
  • Komitmen Normatif: Perasaan kewajiban karyawan untuk tetap berada di organisasi. Karyawan merasa bahwa mereka harus bertahan karena adanya norma atau nilai yang mengharuskan mereka untuk loyal.

Studi Kasus: Implementasi Strategi Komitmen di Perusahaan XYZ

Untuk mengilustrasikan pengaruh komitmen karyawan terhadap efektivitas biaya SDM, mari kita lihat sebuah studi kasus di perusahaan XYZ. Perusahaan ini mengalami tingkat turnover yang tinggi dan produktivitas yang stagnan, sehingga biaya SDM mereka meningkat secara signifikan. Sebagai tanggapan, manajemen XYZ mengadopsi pendekatan strategis yang berfokus pada peningkatan komitmen karyawan melalui berbagai inisiatif yang dirancang untuk memperbaiki situasi ini.

XYZ kemudian mengimplementasikan beberapa strategi untuk meningkatkan komitmen karyawan, termasuk:

  • Program Penghargaan dan Pengakuan: XYZ memperkenalkan program penghargaan untuk mengakui kontribusi karyawan yang luar biasa, yang secara signifikan meningkatkan komitmen afektif. Penghargaan ini tidak hanya dalam bentuk bonus finansial tetapi juga berupa pengakuan publik dan peluang pengembangan profesional, yang mendorong karyawan untuk merasa dihargai dan diakui.
  • Keterlibatan Karyawan: XYZ melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan dan memberikan ruang untuk memberikan masukan yang konstruktif. Ini dilakukan melalui forum terbuka, survei karyawan, dan komite yang terdiri dari perwakilan dari berbagai departemen. Keterlibatan ini tidak hanya meningkatkan rasa memiliki karyawan terhadap perusahaan tetapi juga mengarah pada solusi inovatif yang berdampak positif pada operasional harian.
  • Pengembangan Karir: XYZ menyediakan jalur pengembangan karir yang jelas dan kesempatan untuk pelatihan yang berkelanjutan, yang meningkatkan komitmen kontinuan dan normatif. Program ini termasuk mentoring, pelatihan keterampilan baru, dan rotasi pekerjaan yang memberikan karyawan berbagai pengalaman dan peluang untuk mengembangkan karir mereka di dalam perusahaan.

Setelah implementasi strategi ini, XYZ melihat penurunan tingkat turnover sebesar 20%, peningkatan produktivitas sebesar 15%, dan pengurangan biaya pelatihan sebesar 10%. Selain itu, budaya organisasi yang lebih positif mengarah pada peningkatan kualitas kerja dan pengurangan kesalahan. Hasil ini menunjukkan bahwa dengan menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif dan mendukung, serta memberikan penghargaan yang layak kepada karyawan, perusahaan dapat mencapai efisiensi biaya yang lebih baik dan kinerja yang lebih tinggi. Pengalaman XYZ ini menekankan pentingnya investasi dalam komitmen karyawan sebagai strategi jangka panjang untuk keberhasilan organisasi secara keseluruhan.

Kesimpulan

Komitmen karyawan memainkan peran penting dalam efektivitas biaya SDM dalam organisasi. Dengan meningkatkan komitmen afektif, normatif, dan berkelanjutan, organisasi dapat mengurangi biaya yang terkait dengan turnover, absensi, dan produktivitas yang rendah. Strategi- strategi yang dirancang untuk meningkatkan komitmen karyawan, seperti membangun budaya kerja yang positif, menyediakan peluang pengembangan karir, memastikan kompensasi yang adil, komunikasi yang efektif, dan mendukung keseimbangan kerja-kehidupan pribadi, dapat menghasilkan manfaat yang signifikan bagi organisasi dalam jangka panjang.

Dengan memahami dan mengelola komitmen karyawan secara efektif, organisasi tidak hanya dapat mengoptimalkan biaya SDM tetapi juga dapat mencapai kinerja yang lebih tinggi dan keberlanjutan yang lebih baik. Oleh karena itu, investasi dalam inisiatif yang meningkatkan komitmen karyawan merupakan langkah strategis yang penting bagi setiap organisasi yang ingin sukses dalam lingkungan bisnis yang kompetitif.

Daftar Pustaka

Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2019). Organizational Behavior. 18th ed. Pearson.

Meyer, J. P., & Allen, N. J. (1991). A Three-Component Conceptualization of Organizational Commitment. Human Resource Management Review, 1(1), 61-89.

Locke, E. A. (1976). The Nature and Causes of Job Satisfaction. In M. D. Dunnette (Ed.),

Handbook of Industrial and Organizational Psychology. Chicago: Rand McNally.

Harter, J. K., Schmidt, F. L., & Hayes, T. L. (2002). Business-Unit-Level Relationship Between Employee Satisfaction, Employee Engagement, and Business Outcomes: A Meta-Analysis. Journal of Applied Psychology, 87(2), 268-279.

Katzenbach, J. R., & Smith, D. K. (1993). The Wisdom of Teams: Creating the High-Performance Organization. Harvard Business Review Press.

Armstrong, M. (2014). Armstrong's Handbook of Human Resource Management Practice. 13th ed. Kogan Page.

Lunenburg, F. C. (2011). Expectancy Theory of Motivation: Motivating by Altering Expectations. International Journal of Management, Business, and Administration, 15(1), 1-6.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun