Mohon tunggu...
rifqiaunillah
rifqiaunillah Mohon Tunggu... Seniman - Mahasiswa

saya berpengalam didunia musik dan mempunyai band bernama The Rosewood dan sekarang saya memasuki organisasi kesenian yaitu teater karoeng di unviersitas pakuan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sifat dan Karakteristik Keilmuwan Sosiologi

31 Desember 2024   09:23 Diperbarui: 31 Desember 2024   09:23 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pengertian sosiologi

Sosiologi ditetapkan sebagai sebuah ilmu pada abad ke XIX yang dicetuskan oleh filsafat Prancis bernama Auguste Comte.

Auguste Comte menyebutkan dalam karyanya bahwa sosiologi merupakan kajian tentang kehidupan sosial manusia, dan ia diberi gelar sebagai bapak sosiologi moderen.

Kata sosiologi sendiri berasal dari bahasa Latin, yaitu socius dan logos, di mana socius berarti teman, dan logos merupakan ilmu atau mengajar.

Jadi, menurut estimologinya, sosiologi merupakan ilmu tentang teman, di mana teman diartikan sebagai kawan dan juga lawan.

Nah, maka dari itu sosiologi memiliki lingkup yang luas sehingga menjadi ilmu pengetahuan tentang kehidupan masyarakat atau manusia.

Hubungan antarmanusia atau masyarakat ini sangat beragam, baik dari segi struktur, proses, dan perubahan sosial yang ada di dalam kehidupan.

Hubungan-hubungan inilah yang dipelajari oleh sosiologi, dan objek kajian sosiologi sendiri merupakan manusia.

"Sosiologi mempelajaran tentang hubungan manusia atau masyarakat serta menjadikannya sebagai objek kajian sosiologi."

  • Karakteristik Sosiologi

Berikut ini adalah karakteristik ilmu sosiologi, yaitu:

1. Memiliki Sifat Empiris

Sosiologi memiliki sifat empiris, di mana sosiologi didasarkan dari observasi dan penalaran.

2. Memiliki Sifat Teoritis 

Sosiologi memiliki sifat teoritis, di mana sosiologi memberikan hasil yang menunjukkan hubungan pernyataan secara logis. 

3. Memiliki Sifat Komulatif

Sosiologi memiliki sifat komulatif, di mana teori yang ada dalam sosiologi didasari dari teori yang sudah ada.

Teori tersebut merupakan teori baru hasil penyempurna dari teori lama yang sudah ada.

4. Memiliki Sifat Nonetis

Sosiologi memiliki sifat nonetis, menjelaskan bahwa sosiologi bukan merupakan ajaran tentang susila.

Tugas seorang sosiolog sendiri, yaitu untuk menerangkan tindakan-tindakan sosial sebagai suatu fakta sosial.

"Karakteristik sosiologi terdiri atas empiris, teoritis, nonetis, dan komulatif." 

sumber dari : https://adjar.grid.id/read/542811288/pengertian-karakteristik-dan-cabang-ilmu-sosiologi-materi-kelas-10-bab-1?page=all#:~:text=Sosiologi%20memiliki%20sifat%20nonetis%2C%20menjelaskan,%2C%20nonetis%2C%20dan%20komulatif.%E2%80%9D

  • Contoh Sosiologi Bersifat Empiris

Sosiologi bersifat empiris artinya ilmu pengetahun ini didasarkan pada observasi terhadap kenyataan dan akal sehat serta hasil yang tidak bersifat spekulatif. Selain itu, sosiologi menghasilkan teori dan temuan melalui penelitian ilmiah, pengamatan, wawancara, serta analisis atas fakta-fakta sosial; bukan berdasarkan asumsi maupun dugaan.

Contoh sosiologi bersifat empiris yakni masyarakat Indonesia terkenal ramah, sederhana, kekeluargaan, dan gotong royong. 

  • Contoh Sosiologi Bersifat Teoretis

Sosiologi bersifat teoretis artinya ilmu pengetahuan ini selalu berusaha menyusun abstraksi dari hasil-hasil penelitian. Sosiologi menyusun hasil penelitian, membuat kesimpulan, kemudian menjelaskan tentang hubungan sebab-akibat, korelasi antara berbagai variabel atau faktor itu.

Contoh sosiologi bersifat teoretis, seorang pelajar atau mahasiswa rajin belajar secara tekun karena didorong keinginan menjadi orang yang pandai serta berguna bagi keluarga dan masyarakat.

  • Contoh Sosiologi Bersifat Kumulatif

Sosiologi bersifat kumulatif artinya teori-teori sosiologi dibentuk atas dasar teori-teori yang telah ada, maknanya untuk memperbaiki, memperluas, serta memperhalus teori-teori lama. Lebih lanjut, teori sosiologi senantiasa berkembang dan dinamis mengikuti dinamika masyarakat. Tidak hanya itu, teori yang telah ada dikaji ulang untuk mengetahui relevansi dengan dinamika masyarakat.

Contoh sosiologi bersifat kumulatif yakni Teori Evolusi yang dikemukakan Charles Darwin, menyatakan bahwa manusia di bumi berasal dari spesies kera. Namun, seiring berkembangnya zaman, terdapat beberapa teori yang menyempurnakan atau bahkan membantahnya dengan teori yang lain.

  • Contoh Sosiologi Bersifat Non-etis

Sosiologi bersifat non-etis. Artinya, yang dipersoalkan dalam proses pengamatan dan penelitian sosiologi tidak berkaitan dengan baik-buruk, benar-salah, atau alasan moral lain, melainkan fakta sosial.

Contoh sosiologi bersifat non-etis adanya fenomena ketidakteraturan masyarakat dalam kerumunan, hilangnya budaya antre, serta cenderung individualis. Namun, perspektif sosiologis mendeskripsikan gejala sosial tersebut berdasarkan hukum kausalitas dengan pertanyaan seperti, "apa yang menyebabkan itu?", "Bagaimana itu terjadi?", dan lain sebagainya.

Sumber dari: https://tirto.id/contoh-sosiologi-bersifat-teoritis-empiris-kumulatif-non-etis-gPa5

  • Cabang-Cabang Ilmu Sosiologi

Terdapat beberapa cabang dari ilmu sosiologi, meliputi sosiologi pendidikan, agama, hukum, keluarga, industri, pembangunan, politik, pedesaan, perkotaan, dan kesehatan. Sepuluh cabang ini memiliki pengertiannya masing-masing.

A. Sosiologi Pendidikan

Diterapkan sebagai solusi pemecahan masalah pendidikan yang mendasar. Zainuddin Maliki dalam Sosiologi Pendidikan (2000:5) menerangkan, sosiologi pendidikan mengkaji bagaimana sebuah institusi sosial bisa memberikan pengaruh pada pendidikan dan sebaliknya.

Timbal balik di antara kedua sisi, baik pendidikan dan sosiologi, tidak dapat terpisahkan untuk bisa memajukan sistem pendidikan serta menimbulkan terjadinya perkembangan sosial. Dengan kata lain, pendidikan memberikan perubahan sosial dan kehidupan sosial memengaruhi perubahan bentuk pendidikan.

 B. Sosiologi Agama

Hubungan antara masyarakat dengan agama tidak dapat terpisahkan. Fenomena dari kedua sisi ini ternyata bisa menghasilkan sebuah pola tertentu di sistem sosial bermasyarakat suatu kelompok.

Dalam Sosiologi Agama (2017:5) Agus Machfud Fauzi mengungkapkan, sosiologi agama mengkaji wilayah agama, yakni sebuah bagian dari kenyataan sosial yang ada dan memiliki hubungan dengan manusia. Nilai dan norma agama yang dianut seseorang atau masyarakat akan dijadikan sebagai bahan analisisnya.

C. Sosiologi Hukum

Ketika menjalankan kehidupan bermasyarakat, manusia bersinggungan langsung dengan hukum yang sifatnya mengatur.

Mengutip pendapat Soerjono Soekanto yang termuat dalam Sosiologi Hukum (2017:4) karya Fithriatus Shalihah, sosiologi hukum merupakan bentuk ilmu pengetahuan yang menganalisis hubungan timbal balik antara hukum dengan gejala-gejala lainnya terkait kehidupan sosial.

D. Sosiologi Keluarga

Dalam kehidupan sosial, keluarga adalah ruang terkecil masyarakat yang dihubungkan dengan tali darah. Dengan ini, sosiologi keluarga menawarkan pelajaran mengenai hubungan lembaga-lembaga yang memiliki kaitan dengan keluarga.

R.B. Soemanto dalam Pengertian dan Ruang Lingkup Sosiologi Keluarga (hlm.1.12) menerangkan, aspek sosiologi keluarga terkait fungsi dan pengaruh perubahan sosial terhadap keluarga.

E. Sosiologi Industri

Perkembangan industri memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat. Terkait ini, maka sosiologi yang mempelajari masyarakat mengkaji hubungan keduanya.

Dalam Pokok-Pokok Kajian Sosiologi Industri (2019:9-10) Hikmat menjabarkan, industri dan masyarakat memiliki keterkaitan yang menciptakan perubahan sosial. Misalnya, mata pencaharian berubah, maka kehidupan sosial akan mengikuti arusnya.

F. Sosiologi Pembangunan

Adon Nasrullah dalam Sosiologi Pembangunan (2016:2), sosiologi pembangunan berawal dari kegagalan program pembangunan atas sponsor AS ke negara berkembang.

Dimensi kajian tersebut akhirnya tercipta, seperti posisi negara miskin ketika berhubungan sosial dengan negara lain, karakter masyarakat yang mempengaruhi pembangunan, dan lain-lain.

G. Sosiologi Politik

Mempelajari aktivitas politik dengan menganalisis hubungan struktur sosial masyarakat, lembaga politik, dan negara. Ketiga pihak ini memiliki keterkaitan satu sama lain dalam kehidupan bernegara.

Suharno secara jelas dalam Diktat Kuliah Sosiologi Politik (hlm.3) menjelaskan, terdapat dua pengertian dari sosiologi politk, yakni sebagai ilmu tentang negara dan ilmu mengenai kekuasaan.

H. Sosiologi Pedesaan

Mengutip pendapat Galeski (1972) dalam Sosiologi Pedesaan (2012:3) karya Nora Susilawati, sosiologi pedesaan dideskripsikan sebagai studi terkait desa yang berperan dalam kegiatan pertanian dan kehidupan di dalamnya. Semua aspek yang hidup dalam pedesaan, mulai dari mata pencaharian, kebiasaan, aturan, akan dikaji melalui sosiologi pedesaan.

I. Sosiologi Perkotaan

Hampir sama dengan pedesaan, namun ruang lingkup kali ini adalah kota. Beni Ahmad Saebani memberikan pengantar dalam Sosiologi Perkotaan (2015:vii), segala peristiwa, keunikan, serta apapun yang menyangkut interaksi sosial dan kehidupan penduduk kota akan disajikan dalam sosiologi perkotaan.

J. Sosiologi Kesehatan

Dalam Sosiologi Kesehatan (2017:4) Dewi Rosmalia dan Yustiana Sriani menerangkan, sosiologi kesehatan berawal dari proyek kedokteran yang perlu pemahaman terkait faktor sosial yang mengakibatkan pola penyebaran penyakit.

Cabang ilmu ini akan menggunakan konsep dan metode sosiologi untuk mendeskripsikan, menganalisis, dan memecahkan berbagai masalah yang menyangkut kesehatan.

      Manfaat Ilmu Sosiologi

Sosiologi memiliki peran besar dalam upaya-upaya menyelesaikan masalah sosial karena mempelajari tentang masyarakat. Berikut adalah kegunaan sosiologi untuk pemecah masalah sosial:

1. Menyajikan dan memberikan data-data kajian yang bersifat sosiologis kepada siapa saja yang membutuhkan. Misalnya studi etnografi.

2. Ikut menanggulangi masalah-masalah sosial yang ada, dengan dua metode yaitu:

  • Metode preventif, dilakukan dengan mengadakan penelitian yang mendalam terhadap gejala-gejala sosial. Misalnya membuat kajian tentang suatu masalah sosial yang ada di dalam masyarakat yang bisa dijadikan referensi bagi siapa saja yang akan membuat keputusan untuk menyelesaikan masalh tersebut sebelum masalah tersebut berkembang menjadi besar/parah.
  • Metode represif, adalah proses penanggulangan secara langsung terhadap masalah sosial yang sedang tumbuh dan dirasakan masyarakat. Misalnya memberikan saran konkret terhadap penyelesaian masalah sosial yang sedang terjadi.

Sumber dari :https://tirto.id/cabang-cabang-ilmu-sosiologi-pengertian-dan-apa-saja-manfaatnya-garZ

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun