Sosiologi bersifat empiris artinya ilmu pengetahun ini didasarkan pada observasi terhadap kenyataan dan akal sehat serta hasil yang tidak bersifat spekulatif. Selain itu, sosiologi menghasilkan teori dan temuan melalui penelitian ilmiah, pengamatan, wawancara, serta analisis atas fakta-fakta sosial; bukan berdasarkan asumsi maupun dugaan.
Contoh sosiologi bersifat empiris yakni masyarakat Indonesia terkenal ramah, sederhana, kekeluargaan, dan gotong royong.Â
- Contoh Sosiologi Bersifat Teoretis
Sosiologi bersifat teoretis artinya ilmu pengetahuan ini selalu berusaha menyusun abstraksi dari hasil-hasil penelitian. Sosiologi menyusun hasil penelitian, membuat kesimpulan, kemudian menjelaskan tentang hubungan sebab-akibat, korelasi antara berbagai variabel atau faktor itu.
Contoh sosiologi bersifat teoretis, seorang pelajar atau mahasiswa rajin belajar secara tekun karena didorong keinginan menjadi orang yang pandai serta berguna bagi keluarga dan masyarakat.
- Contoh Sosiologi Bersifat Kumulatif
Sosiologi bersifat kumulatif artinya teori-teori sosiologi dibentuk atas dasar teori-teori yang telah ada, maknanya untuk memperbaiki, memperluas, serta memperhalus teori-teori lama. Lebih lanjut, teori sosiologi senantiasa berkembang dan dinamis mengikuti dinamika masyarakat. Tidak hanya itu, teori yang telah ada dikaji ulang untuk mengetahui relevansi dengan dinamika masyarakat.
Contoh sosiologi bersifat kumulatif yakni Teori Evolusi yang dikemukakan Charles Darwin, menyatakan bahwa manusia di bumi berasal dari spesies kera. Namun, seiring berkembangnya zaman, terdapat beberapa teori yang menyempurnakan atau bahkan membantahnya dengan teori yang lain.
- Contoh Sosiologi Bersifat Non-etis
Sosiologi bersifat non-etis. Artinya, yang dipersoalkan dalam proses pengamatan dan penelitian sosiologi tidak berkaitan dengan baik-buruk, benar-salah, atau alasan moral lain, melainkan fakta sosial.
Contoh sosiologi bersifat non-etis adanya fenomena ketidakteraturan masyarakat dalam kerumunan, hilangnya budaya antre, serta cenderung individualis. Namun, perspektif sosiologis mendeskripsikan gejala sosial tersebut berdasarkan hukum kausalitas dengan pertanyaan seperti, "apa yang menyebabkan itu?", "Bagaimana itu terjadi?", dan lain sebagainya.
Sumber dari: https://tirto.id/contoh-sosiologi-bersifat-teoritis-empiris-kumulatif-non-etis-gPa5
- Cabang-Cabang Ilmu Sosiologi
Terdapat beberapa cabang dari ilmu sosiologi, meliputi sosiologi pendidikan, agama, hukum, keluarga, industri, pembangunan, politik, pedesaan, perkotaan, dan kesehatan. Sepuluh cabang ini memiliki pengertiannya masing-masing.
A. Sosiologi Pendidikan