Mohon tunggu...
Rifqi Muhammad Rofiqi
Rifqi Muhammad Rofiqi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Bernyanyi, bermain musik, olahraga

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Kapitalisme Menjadikan Trend menjadi Perbudakan Modern

16 Desember 2024   22:56 Diperbarui: 16 Desember 2024   22:56 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal ini yang menjadi sistem perbudakan Modern. Karena kita bekerja mati-matian demi trend yang gak ada habisnya. Kita terjebak disuatu sistem yang menjadikan kita harus peduli terhadap pandangan orang lain kepada kita. Sehingga kita menghabiskan waktu, dan kontrol yang kita punya. Dalam dunia Psikologi hal ini dinamakan "Bandwagon effect" atau efek ikut-ikutan. Awalnya efek ini berasal dari dunia politik, karena efek ini mempunyai infaksi yang luas maka efek ini merambat pada aspek yang lain. Misalnya ada laptop keluaran terbaru kita beli, ada handpone keluaran terbaru kita beli, ada motor keluaran terbaru kita ikut jga membelinya.

Secara Biologis manusia hidup bersosial dan di program untuk senang menjadi suatu kelompok. Karena dengan berkelompok manusia ada rasa memiliki dan rasa diterima dilingkungannya. Maka dari itu manusia melakukan hal yang sama dengan manusia lainnya.

Sebenarnya ngikutin trend tidak selamanya salah, bahkan di beberapa kondisi, trend bisa menjadi sebuah keuntungan. Misalnya didunia konten kreator. Untuk bisa menjadi konten kreator justru dituntut untuk mengikuti trend yang ada, agar bisa bersaing di pasar. Atau bagi pembisnis, untuk menarik hati komsumen pembisnis harus bisa mengkolaborasikan produk dengan trend yang terkini, jadi meski trend bisa memperbudak manusia, trend juga bisa menjadi keuntungan.

Dampak kapitalisme yang dapat kita rasakan saat ini adalah berubahnya kebutuhan pokok menjadi gaya hidup. Ketika dulu pakaian adalah kebutuhan pokok, tapi sekarang pakaian tidak hanya dinilai dari fungsinya akan tetapi dinilai dari status, kemewahan dll. Hal ini menunjukan kita bisa bisa merubah sesuatu hal yang gak bernilai menjadi bernilai tinggi, yaitu lewat trend

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun