Mohon tunggu...
Rifqi Muhammad Rofiqi
Rifqi Muhammad Rofiqi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Bernyanyi, bermain musik, olahraga

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Kapitalisme Menjadikan Trend menjadi Perbudakan Modern

16 Desember 2024   22:56 Diperbarui: 16 Desember 2024   22:56 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto para kapitalis yang mencari keuntungan (sumber :

Mungkin dulu ketika kecil, kita sering membeli mainan, karena mengikuti teman-teman kita membeli mainan. Apakah trend membeli mainan  terjadi begitu saja? Tentu tidak, ada pihak yang menciptakan trend tersebut, yaitu penjual mainan.

Ketika mainan tersebut sudah menjadi trend dikalangan Anak-anak, maka banya uang jajan Anak-anak yang habis karena dibelikan maenan. Anak-Anak yang tadinya tidak membeli mainan pun terpaksa membeli membeli, karena takut di kesampingkan oleh teman-temannya yang lain. Pelajaran yang bisa diambil dari fenomena tersebut adalah kita harus menentukan pasar terlebih dahulu, untuk memdasari kenapa orang lain harus membeli barang tersebut, dibanding berjualan begitu saja tanpa ada trend yang mendasari produk tersebut.

Ketika sudah menjadi trend, hal itu yang jadi alasan, kenapa anak-anak harus nembeli mainan itu. Sehingga, uang dengan uang dengan sendirinya datang kepada tukang mainan itu. Itu bila kita lihat dari fenoma sehari-hari. Bila ditarik secara Global, kita sebenernya sedang berada di fase mainan tersebut. Fakta paitnya, hal ini yang menjadi teknik perbudakan Modern.

1. Perbudakan Trend

Cara memperbudak manusia dari zaman kezaman pasti berbeda. Untuk memperbudak manusia dizaman sekarang  yaitu dengan cara mempermainkan psikologinya. Karena manusia cenderung mengambil keputusan dengan psikologinya  psikologi manusia diserang dengan 2 arah, pertama dengan rasa takut. Kedua, dengan Rasa aman.

Kita ambil contoh di dunia Fashion. Seseorang akan merasa takut ketika  ketinggalan suatu trend, dan merasa aman karena diterima ketika mengikuti trend tersebut. Sebenarnya tidak masalah jika trend tersebut menjadi bermanfaat bagi hidup kita. Yang menjadi masalah adalah kalangan bawah yang meributkan trend itu, yang kemudian adanya diskriminasi terhadap sesama. Jika tidak mengunakan ini dibilang norak dsb. Keributan mereka yang menjadi keuntungan bagi para kapitalis.

Bila kita sadari, hidup kita ini dikontrol oleh trend yang ada di sosial media. Mulai dari gaya hidup, tontonan, hiburan, makanan dll. kapitalisme menjadikan trend sebagai alat umtuk memperbudak manusia, dengan cara mengikuti keinginan manusia, untuk menjadi bagian dari suatu kelompok. Misalnya dalam satu tongkrongan semua orang membahas tentang games, tapi ada satu orang yang tidak mengerti apa yang teman-temannya bahas, alhasil orang ini harus mempelajari bahkan bermain game agar bisa menyamakan pembahasan dengan teman-temannya

2. Bandwagon effect

Trend yang bertebaran itu sifatnya sementara, dan enggak akan habis. Ketika trend itu habis, maka akan ada trend terbaru selanjutnya. Begitu seterusnya.

Bagi orang yang suka trend mungkin tidak masalah, yang menjadi masalah adalah mereka yang tidak mau ketinggalan trennd, sehingga bisa menjadi beban fikiran akan trend yang tidak ada habisnya. Fenomena ini dinamakan "retres". Retres yaitu  Seseorang yang mengejar sesuatu tanpa ada ujungnya.

Hal ini yang menjadi sistem perbudakan Modern. Karena kita bekerja mati-matian demi trend yang gak ada habisnya. Kita terjebak disuatu sistem yang menjadikan kita harus peduli terhadap pandangan orang lain kepada kita. Sehingga kita menghabiskan waktu, dan kontrol yang kita punya. Dalam dunia Psikologi hal ini dinamakan "Bandwagon effect" atau efek ikut-ikutan. Awalnya efek ini berasal dari dunia politik, karena efek ini mempunyai infaksi yang luas maka efek ini merambat pada aspek yang lain. Misalnya ada laptop keluaran terbaru kita beli, ada handpone keluaran terbaru kita beli, ada motor keluaran terbaru kita ikut jga membelinya.

Secara Biologis manusia hidup bersosial dan di program untuk senang menjadi suatu kelompok. Karena dengan berkelompok manusia ada rasa memiliki dan rasa diterima dilingkungannya. Maka dari itu manusia melakukan hal yang sama dengan manusia lainnya.

Sebenarnya ngikutin trend tidak selamanya salah, bahkan di beberapa kondisi, trend bisa menjadi sebuah keuntungan. Misalnya didunia konten kreator. Untuk bisa menjadi konten kreator justru dituntut untuk mengikuti trend yang ada, agar bisa bersaing di pasar. Atau bagi pembisnis, untuk menarik hati komsumen pembisnis harus bisa mengkolaborasikan produk dengan trend yang terkini, jadi meski trend bisa memperbudak manusia, trend juga bisa menjadi keuntungan.

Dampak kapitalisme yang dapat kita rasakan saat ini adalah berubahnya kebutuhan pokok menjadi gaya hidup. Ketika dulu pakaian adalah kebutuhan pokok, tapi sekarang pakaian tidak hanya dinilai dari fungsinya akan tetapi dinilai dari status, kemewahan dll. Hal ini menunjukan kita bisa bisa merubah sesuatu hal yang gak bernilai menjadi bernilai tinggi, yaitu lewat trend

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun