Konten Marketing
Pada dasarnya, konten merupakan suatu metode yang dapat menyampaikan informasi ataupun pesan kepada orang orang yang melihatnya melalui sistem teknologi dan konten marketing merupakan strategi pemasaran yang dilakukan menggunakan berbagai jenis konten seperti gambar, video, suara, ataupun tulisan. Pembuatan konten marketing yang berharga, relevan dan konsisten tentunya akan menarik perhatian audiens yang menonton. Para ahli menggunakan standar definisi content  marketing dari Conten Marketing Institute, yang menjelaskan bahwa 'Content marketing is a strategic marketing approach focused on creating and distributing valuable, relevant, and consistent content to attract and retain a clearly defined audience --- and, ultimately, to drive profitable customer action.' Bila diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia memiliki arti definisi yaitu konten pemasaran  adalah pendekatan pemasaran strategis yang berfokus pada pembuatan dan pendistribusian konten yang berharga, relevan, dan konsisten untuk menarik dan mempertahankan audiens yang jelas - dan, pada akhirnya, untuk mendorong tindakan pelanggan yang menguntungkan.
konten pemasaran digambarkan seperti seni berkomunikasi dengan publik tanpa menjual apapun secara langsung. Content marketing juga disebut disebut sebagai pemasaran tidak terputus karena tidak dimaksudkan untuk menyerang ruang publik pelanggan. Pemasaran konten adalah metode pemasaran di mana perusahaan membuat konten  berdasarkan informasi yang relevan (kurasi) dan mendistribusikannya kepada pelanggan, bukan iklan atau penjualan door-to-door melalui saluran komunikasi tertentu.
Membuat content marketing memiliki banyak manfaat. Tentu saja strategi ini  dapat dijadikan sebagai alat untuk menarik lebih banyak konsumen dengan menggunakan media yang tepat. Daya tarik konten marketing tercermin dalam konsep pemasaran. Adapun manfaat dari pembuatan conten marketing, yaitu:
- untuk membangun brand awareness atau kesadaran merek,
- konten marketing memiliki peran krusial dalam membangun kesadaran merek. Dengan menyajikan konten yang menarik, informatif, dan berkualitas tinggi, suatu perusahaan atau brand dapat menarik perhatian audiens yang menonton. Konten yang relevan akan membantu dalam menciptakan pengenalan merek, memastikan bahwa perusahaan menjadi akrab di benak konsumen ketika mereka mempertimbangkan produk ataupun layanan.
- Meningkatkan interaksi dengan konsumen
- Konten marketing menjadi kunci dalam meningkatkan interaksi di platform media sosial. Dengan membuat konten yang menarik di media sosial, suatu brand dapat merangsang diskusi, mendapatkan umpan balik langsung, dan membangun komunitas di sekitar merek. Interaksi ini tidak hanya membantu perusahaan untuk tetap relevan tetapi juga meningkatkan keterlibatan konsumen.
- Membantu dalam penyebaran informasi produk atau layanan
- konten marketing bukan hanya tentang mempromosikan produk, tetapi juga memberikan pendekatan edukatif. Melalui unggahan konten dengan jenis gambar, video, tulisan, atau dan lain sebagainya, perusahaan dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh konsumen untuk membuat keputusan pembelian yang informasional dan terinformasi. Pendekatan ini membangun kepercayaan dan membantu menciptakan pelanggan yang lebih sadar akan suatu brand atau perusahaan.
- Memelihara hubungan jangka panjang
- konten marketing tidak hanya tentang mendapatkan pelanggan baru, tetapi juga mempertahankan pelanggan yang sudah ada. Dengan terus menyajikan konten yang bernilai, perusahaan dapat memelihara hubungan jangka panjang dengan konsumen. Ini menciptakan loyalitas, membantu mengurangi tingkat churn, dan mendorong pelanggan untuk tetap terlibat dengan merek selama bertahun-tahun.
- mempengaruhi keputusan pembelian
pada saat ini konsumen modern cenderung melakukan riset terlebih dahulu sebelum membuat keputusan pembelian. Konten marketing memberikan dukungan esensial selama perjalanan keputusan pembelian dengan menyediakan ulasan produk, panduan penggunaan, testimoni pelanggan, dan konten lainnya yang membangun kepercayaan dan memberikan kejelasan pada konsumen.
Platform media sosial, seperti Facebook, Twitter, dan Instagram, telah menjadi ruang vital untuk menyebarkan konten marketing. Interaksi langsung dengan audiens, kemampuan berbagi, dan kecepatan penyebaran informasi membuat media sosial menjadi instrumen yang sangat efektif dalam distribusi konten, banyaknya pengguna sosial media Instagram sebagai platform visual membawa perubahan dalam pendekatan konten marketing. Visual storytelling, melalui gambar dan video, menjadi semakin penting untuk mengekspresikan identitas merek dan menangkap perhatian konsumen yang cenderung mementingkan pengalaman visual.
Adapun indikator konten marketing yang digunakan oleh Abdurahim dan Marijanti (2020) yang dikutip dari (Refiliana, 2023) yaitu:
- Informasi yang ada dalam konten konsisten
- Informasi yang ada dalam konten relevan
- Informasi yang ada dalam konten akurat
- Informasi yang ada dalam konten bernilai
- Informasi yang ada dalam konten mudah dipahami
Sedangkan indikator konten marketing yang digunakan oleh (Refiliana, 2023) yaitu:
- Desain konten
- Konten mudah dipahami
- Konten berisi peristiwa terkini
Adapun indikator yang digunakan pada penelitian ini adalah merujuk pada pendapat Karr (2016) yang dikutip dari (Riadi, Kajian Pustaka, 2022) adalah sebagai berikut:
- Reader cognition
- Reader cognition merupakan suatu kondisi dimana pembuat konten menampilkan isi konten yang dapat dipahami dan mudah dicerna oleh audiens atau penonton. Contoh nya seperti interaksi visual, suara, dan kinestetik (menggunakan anggota tubuh dan otak secara bersamaan).
- Sharing motivation
- Sharing motivation adalah kondisi dimaan pembuat konten akan berbagi suatu informasi yang sangat pending dalam dunia sosial. Fungsi dari sahring motivation ini  perusahaan dapat memperluas jangkauan pasar mereka ke target audiens yang lebih bnayak lagi. Tujuan dari sharing motivation ini konten yang dibagikan dapat mengedukasi siapapun yang melihat konten tersebut.
- Persuasion
- Persuasion adalah kondisi dimana pembuat konten dapat membujuk serta mendorong penonton untuk menjadi konsumen melalui konten yang telah dibuat. Persuasion ini dapat diartikan bahwa penonton mau berpindah merek pesaing ke merek perusahaan kita melalui konten yang telah dipublikasi.
- Decison making
- Decision making adalah kondisi dimana konten memiliki kriteria pendukung yang menjadi solusi bagi audiens yang melihat konten. Pembuat konten dapat membuat konten yang berisi bukti bukti berdasarkan fakta dan relevan, serta adanya dorongan emosional yang timbul pada diri konsumen sehingga timbulah keputusan untuk membeli produk perusahaan tersebut.
- Life factor atau konten informasi yang relevan
Life faktor adalah faktor faktor lain yang mempengaruhi pihak ketiga diluar konten yang telah didiskusikan oleh target audiens. Konten yang dibuat oleh perusahaan tidak hanya diberi pendapat oleh audiens saja tetapi akan ada andil dari pengaruh teman, keluarga, dan lingkungan sekitar pihak audiens juga
Pengambilan keputusan pembelian merupakan suatu proses ketika konsumen menggabungkan pengetahuan untuk memilih antara dua atau lebih produk alternatif  yang tersedia yang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kualitas, harga, lokasi, periklanan, kenyamanan, dan layanan. Proses pengambilan keputusan konsumen dalam melakukan pembelian produk atau jasa dimulai dari kesadaran akan kebutuhan atau keinginan, disertai dengan pengenalan adanya masalah. Setelah menyadari hal tersebut, konsumen melibatkan diri dalam serangkaian tahap yang melibatkan penelitian, pertimbangan, dan pembandingan produk atau jasa. Selama tahap ini, konsumen mengumpulkan informasi, membandingkan berbagai pilihan, dan mengevaluasi berbagai faktor yang memengaruhi keputusan pembelian mereka.
Menurut (Kotler, Philip, & Armstrong, 2008), keputusan pembelian merupakan membeli merek yang paling disukai dari berbagai alternatif yang ada, tetapi dua faktor bisa berada antara niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain dan faktor yang kedua adalah faktor situasional. Sedangkan menurut menurut Peter dan Olson (2000), keputusan pembelian adalah proses mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya (Riadi, Kajianpustaka, 2020). Dari pengertian tersebut penulis dapat menyimpulkan dalam konteks keputusan pembelian, konsumen cenderung memilih merek yang paling disukai dari berbagai opsi. Meskipun demikian, terdapat dua faktor, yakni sikap orang lain dan faktor situasional, yang dapat mempengaruhi transisi antara niat pembelian dan keputusan akhir. Keputusan pembelian juga dapat dipahami sebagai suatu proses di mana pengetahuan digunakan untuk mengevaluasi beberapa perilaku alternatif, dengan konsumen akhirnya memilih salah satu di antaranya. Dengan demikian, keputusan pembelian tidak hanya dipengaruhi oleh preferensi merek, tetapi juga oleh pengaruh sosial dan kondisi situasional yang menjadi bagian integral dari proses evaluasi dan seleksi.
Adapun indikator yang digunakan pada penelitian ini untuk mengukur keputusan pembelian yaitu dengan merujuk pada indikator menurut (Kotler & Keller, 2012) adalah sebagai berikut:
- Pengenalan masalah
- Pengenalan masalah yaitu kondisi dimana ketika pembeli mengenal masalah atau kebutuhan yang dicetuskan dalam atau dari luar pembelian.
- Pencarian Informasi
- Pencarian infromasi yaitu kondisi dimana konsumen mencari informasi dari berbagai macam sumber seperti sumber pribadi (teman, keluarga, tetangga, dll), sumber komersial (iklan, media sosial, dll), sumber publik (media massa, organisasi konsumen, dll), dan sumber eksprimental (karena telah menggunakan produk tersebut).
- Evaluasi alternatif
- Evaluasi alternatif adalah kondisi dimana produsen harus berusaha memahami cara konsumen mengenal informasi yang diperolehnya dan sampai pada sikap tertentu mengenai produk merek dan keputusan untuk membeli. Pada tahap ini tidak ada suatu proses evaluasi yang mudah dan tunggal yang dapat digunakan untuk seua konsumen atau bahkan oleh seorang konsumen dalam semua situasi pembelian.
- Pengambilan Keputusan
- Pada tahap ini diawali dengan tahap penilaian dari berbagai alternatif yang dapat dari atribut-atribut yang melekat pada produk perusahaan dengan indikasi konsumen membentuk pilihan. Namun, ada dua faktor yang mempengaruhi pada saat memilih, yaitu sikap positif atau negatifnya pada orang tersebut terhadap suatu produk.
- Perilaku setelah Pembelian.
Pembelian merupakan hal yang penting bagi pembeli dan penjual. Perusahaan harus memberikan pelayanan dan kualitas dari produk yang ditawarkan untuk mendapatkan kesan yang terbaik bagi konsumen. ada dua faktor yang terjadi setelah konsumen melakukan pembelian yaitu melakukan pembelian ulang karena menyukai produk tersebut atau tidak membelinya lagi karena kualitas produk dan layanan perusahaan tidak baik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H