Pengambilan keputusan pembelian merupakan suatu proses ketika konsumen menggabungkan pengetahuan untuk memilih antara dua atau lebih produk alternatif  yang tersedia yang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kualitas, harga, lokasi, periklanan, kenyamanan, dan layanan. Proses pengambilan keputusan konsumen dalam melakukan pembelian produk atau jasa dimulai dari kesadaran akan kebutuhan atau keinginan, disertai dengan pengenalan adanya masalah. Setelah menyadari hal tersebut, konsumen melibatkan diri dalam serangkaian tahap yang melibatkan penelitian, pertimbangan, dan pembandingan produk atau jasa. Selama tahap ini, konsumen mengumpulkan informasi, membandingkan berbagai pilihan, dan mengevaluasi berbagai faktor yang memengaruhi keputusan pembelian mereka.
Menurut (Kotler, Philip, & Armstrong, 2008), keputusan pembelian merupakan membeli merek yang paling disukai dari berbagai alternatif yang ada, tetapi dua faktor bisa berada antara niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain dan faktor yang kedua adalah faktor situasional. Sedangkan menurut menurut Peter dan Olson (2000), keputusan pembelian adalah proses mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya (Riadi, Kajianpustaka, 2020). Dari pengertian tersebut penulis dapat menyimpulkan dalam konteks keputusan pembelian, konsumen cenderung memilih merek yang paling disukai dari berbagai opsi. Meskipun demikian, terdapat dua faktor, yakni sikap orang lain dan faktor situasional, yang dapat mempengaruhi transisi antara niat pembelian dan keputusan akhir. Keputusan pembelian juga dapat dipahami sebagai suatu proses di mana pengetahuan digunakan untuk mengevaluasi beberapa perilaku alternatif, dengan konsumen akhirnya memilih salah satu di antaranya. Dengan demikian, keputusan pembelian tidak hanya dipengaruhi oleh preferensi merek, tetapi juga oleh pengaruh sosial dan kondisi situasional yang menjadi bagian integral dari proses evaluasi dan seleksi.
Adapun indikator yang digunakan pada penelitian ini untuk mengukur keputusan pembelian yaitu dengan merujuk pada indikator menurut (Kotler & Keller, 2012) adalah sebagai berikut:
- Pengenalan masalah
- Pengenalan masalah yaitu kondisi dimana ketika pembeli mengenal masalah atau kebutuhan yang dicetuskan dalam atau dari luar pembelian.
- Pencarian Informasi
- Pencarian infromasi yaitu kondisi dimana konsumen mencari informasi dari berbagai macam sumber seperti sumber pribadi (teman, keluarga, tetangga, dll), sumber komersial (iklan, media sosial, dll), sumber publik (media massa, organisasi konsumen, dll), dan sumber eksprimental (karena telah menggunakan produk tersebut).
- Evaluasi alternatif
- Evaluasi alternatif adalah kondisi dimana produsen harus berusaha memahami cara konsumen mengenal informasi yang diperolehnya dan sampai pada sikap tertentu mengenai produk merek dan keputusan untuk membeli. Pada tahap ini tidak ada suatu proses evaluasi yang mudah dan tunggal yang dapat digunakan untuk seua konsumen atau bahkan oleh seorang konsumen dalam semua situasi pembelian.
- Pengambilan Keputusan
- Pada tahap ini diawali dengan tahap penilaian dari berbagai alternatif yang dapat dari atribut-atribut yang melekat pada produk perusahaan dengan indikasi konsumen membentuk pilihan. Namun, ada dua faktor yang mempengaruhi pada saat memilih, yaitu sikap positif atau negatifnya pada orang tersebut terhadap suatu produk.
- Perilaku setelah Pembelian.
Pembelian merupakan hal yang penting bagi pembeli dan penjual. Perusahaan harus memberikan pelayanan dan kualitas dari produk yang ditawarkan untuk mendapatkan kesan yang terbaik bagi konsumen. ada dua faktor yang terjadi setelah konsumen melakukan pembelian yaitu melakukan pembelian ulang karena menyukai produk tersebut atau tidak membelinya lagi karena kualitas produk dan layanan perusahaan tidak baik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H