Mohon tunggu...
Rifqi18190040
Rifqi18190040 Mohon Tunggu... Jurnalis - Semua sudah ada jalannya

rickymarchell77@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pesantren Bentuk Manifestasi Karakter Bangsa

30 April 2019   04:30 Diperbarui: 30 April 2019   04:55 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Padahal kejadian yang sederhana seperti itu akan memberikan karakter berbohong menjadi hal yang biasa. Sehingga untuk masa selanjutnya akan mengambil alih hak-hak yang lainnya dengan melakukan ketidak jujuran. Sebagian instansi memberikan kantin kejujuran untuk peserta didik. Hal itu dilakukan dengan tujuan  mendorong pendidikan karakter jujur. 

Bahkan banyak sampel yang  bisa diambil dari ketidak jujuran di kantin sekolah yang nantinya akan membuat terbiasa peserta didik. Kejadian tersebut akan berlanjut untuk hal yang sangat banyak merugikan.

Rasa hormat terhadap yang lebih tua atau yang lebih muda perlahan-perlahan semakin terkikis. Berbeda jauh dari zaman 90 an yang begitu lekat dengan rasa hormat. Memang, penanaman moralnya lebih diutamakan dengan pengetahuan behavioris. 

Akhir-akhir ini rasa hormat itu terkadang tidak  bisa dikontrol oleh pemuda. Bahkan guru pun dijadikan bahan candaan dan cacian dengan menentang gurunya. Sangat miris bukan. Kejadian itu yang membuat pemerintah geram dan berusaha mengembalikan nilai-nilai moral dengan menerapkan pendidikan karakter secara langsung terhadap semua peserta didik.

Kejadian-kejadian diatas mengindikasikan kurangnya pendidikan karakter peserta didik. Penanaman nilai moral kebangsaan harus diseimbangkan dengan pergaulan yang semakin bebas dari peserta didik. Citra seorang pemuda sebagai kader bangsa tentu tidak terlepas dari orientasi pembangunan masa depan. Membangun tidak hanya dalam arti fisikal, kepentingan sesaat, tetapi tidak kalah pentingnya adalah membangun sikap mental dan nilai-nilai luhur yang terkandung didalam pancasila. 

Tentunya nilai-nilai kepancasilaan adalah nilai moral.
Pembangunan nilai moral peserta didik sejak dini harus diutamakan dan dijadikan utama. Untuk membentuk pemuda bangsa yang berkelanjutan dengan karakter moral.

Peran Pesantren dalam Pendidikan Karakter
Pesantren dijadikan garda terdepan dalam membentuk karakter peserta didik. Dunia pesantren dibiasakan dengan karakter yang memang sesuai karakter moral kebangsaan. Pesantren sendiri diseimbangkan dengan banyak pengetahuan moral. Peserta didik langsung mengimplementasikan dalam kehidupan lingkungannya.

Lingkungan pesantren diciptakan untuk tetap menanamkan nilai moral. Apalagi pesantren yang masih kental nilai konservatifnya.

Dunia pesantren memberikan gambaran yang cukup jelas untuk mencetak kader bangsa yang berkarakter moral. Pendidikan karakterpun lebih diutamakan daripada yang lainnya. Sehingga somboyan yang tertanam dalam dunia pesantren " lebih baik sedikit ilmu daripada sedikit akhlak". Semboyan tersebut mengajarkan tentang pendidikan moral. 

Percuma mempunyai banyak ilmu bila tidak ada akhlaknya. Bahkan semua pesantren mengajarkan tentang akhlak dan lebih mengedapankan akhlak daripada ilmu. Akhlak tercipta dari seberapa banyak mereka melihat lingkungan (pesantren) sekitarnya bukan dari banyaknya mendapat ilmu.

Peran pesantren sangatlah jelas dalam membangun karakter bangsa. Sehingga pesantren-pesantren dijadikan tempat utama dalam perkembangan peserta didik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun