Mohon tunggu...
rifkymuhammadf
rifkymuhammadf Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - .

TURU

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Frekuensi

26 Februari 2022   12:04 Diperbarui: 27 Februari 2022   07:24 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Tidaaaak..... tidaak....." ucap pemuda sedang tidur sambil mengigau
Suara hembusan angin dimalam hari terdengar bergemuruh, hujan yang begitu deras terdengar keras diatap, cuaca yang dingin membuat seorang pemuda terbangun dari tidurnya
"sepertinya aku sudah mimpi buruk"

Ia merasakan kehausan yang sangat terasa lalu ia beranjak dari tempat tidurnya terus berjalan menuju dapur membuat kopi panas untuk menghangatkan badannya yang terasa sangat dingin. 

Duduk dikursi diruang tengah sambil melihat hujan turun suaranya membuat ia merasa damai. Ia sangat suka suasananya yang damai dan tenang. 

Seketika sedang duduk sendiri ia teringat masa kecilnya yang menyenangkan tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Pemuda itu bernama haris adhitama ia berumur 18 tahun.

Ia memiliki tubuh yang kurus dan tinggi, memiliki alis yang tebal dan rambut hitam bergelombang, Ia memiliki hobi berolahraga, Sebegitu gemarnya Ia berolahraga sampai sering lupa waktu ketika berolahraga, kedua orang tuanya selalu marah jika Ia mandi terlalu malam. 

Ketika meminum kopi Ia berpikir karena merasa ada yang kurang dalam dirinya.Ternyata ia ingat bahwa besok hari senin dan ada pr yang harus dikumpulkan. Dengan tangannya yang tipis dia menepuk jidatnya. Dalam hatinya berkata

" waduh, aku lupa besok sudah hari senin ada tugas bahasa indonesia yang belum dikerjalan" Ia panik dan bergegas mengambil bukunya ke kamar untuk mengerjakan tugasnya.
30 menit kemudian Ia mengalami kesusahan dalam mengarjakan tugas nomor 5
Ia menelpon Edo teman sekelasnya
"Hallo, udah ngerjain tugas indo belum?" tanya haris kepada edo
"Udah, ada apa ris ?" jawab edo sambil berusaha untuk duduk
"Maaf ini aku malam malam menelponmu, Aku hanya ingin bertanya soal nomor 5"
"iya gapapa ris lagipula aku belum tidur"
Edo adalah sahabat haris dari masih Sd, Edo memiliki badan yang tidak terlalu tinggi hampir sama dengan haris, rambutnya tebal dan lurus, memiliki gigi yang rapih, Edo adalah sahabat Haris yang baik hati.

Ia pun mendapat penjelasan dan mulai mengerjakan tugasnya sambil menahan rasa kantuk yang melanda.

Waktu sudah menunjukkan pukul 01.00 tugas pun sudah selesai dikerjakan. saatnya ia mengistirahatkan tubuhnya yang lelah dan melanjutkan mimpinya" rasanya aku tidak bisa menahannya lagi" sambil menyimpan buku di meja, tapi sebelum tidur Haris membuka jendela untuk merasakan suasana dinginnya malam. 

Haris memiliki kebiasaan membuka jendela kamar dan pintu rumah setiap shubuh karena dia suka udara yang segar yang membuat paru parunya senang, Haris mulai berbaring dikasur sambil menatap langit langit kamar lalu menarik selimut, beberapa saat kemudian Haris tertidur.

Waktu terus berjalan maju semakin dekat pada jam 6 pagi dimana pemuda itu harus bangun
"kriiing........" suara alarm berbunyi

Ia membuka matanya melihat kearah jam sudah jam 6. Lalu Ia berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, "haris, ibu simpan uang sakumu diatas meja ya, takutnya ibu lupa" ucap ibu

"Siap bu, terima kasih"jawab haris sambil menggosok gigi.

Selesai mandi Ia pun memakai seragamnya terkejut ketika melihat jam sudah menunjukkan jam 7 pagi ia panik dan bergegas mengambil tas langsung berangkat ke sekolah sambil tergesa gesa. "Buk, haris pergi sekolah ya, Assalamualaikum." ucap haris sambil mengikat tali sepatu

"waalaikumsalam, uang jajanmu sudah diambil?"

"udah bu, terima kasih"

Haris pergi ke Sekolah dengan berjalan cepat. Sesampainya di sekolah ia datang dengan napas yang napas yang tersengal-sengal keringat melumuri tubuhnya. Ia duduk sebentar di kursi dekat gerbang masuk sekolah untuk beristirahat sejenak. Kemudian Ia berjalan menuju kelas, ternyata di kelas ada ibu guru sedang mengabsen muridnya,

"Assalamualaikum, mohon maaf saya telat bu" ucap haris sambil mengetuk pintu

"Wa'alaikumsalam, ya masuk"

"Baik bu, terima kasih"

Ia berjalan masuk menuju tempat duduknya dipojok semeja dengan Edo lalu Ia menyimpan tasnya di bangku. Haris mulai mengeluarkan buku dan alat tulis di ranselnya.

Haris melihat edo yang tampak bersemangat mengikuti pelajaran dengan tatapan yang fokus
"Serius banget bro" ucap haris sambil mencolek tangan edo
"Iya dong biar bisa jadi orang sukses" jawab edo dengan suara yang pelan
"Hahaha mantap brother saya ini"

"kriiiiiiiing" bel bebunyi tiba saatnya istirahat. Ia menghampiri edo yang terlihat kebingungan dan megajaknya ke kantin.
"do, mau ke kantin ga"
"kuyy"
Setibanya dikantin ia memesan makanan dan minuman untuk melancarkan dahaga tenggorokannya. ketika menunggu makanan mereka melihat ada selembar kertas perlombaan bahwa ada perlombaan lari marathon yang akan diselenggarakan suatu organisasi olahraga di hari sabtu.

Setelah beberapa menit yang dipesan pun datang
"Gak biasanya kamu telat ris, kenapa?" tanya edo memulai pembicaraan
"Gapapa, Tadi hanya membetulkan keran yang bocor dikamar mandi " jawab haris tertawa tipis
Setelah beberapa menit makanan dan minumannya pun habis dimakan, mereka bersantai duduk di kursi kantin.

Mereka mendengar suara bel masuk sudah berbunyi. merekapun membayar lalu pergi ke kelas. Sesampainya dikelas Haris memelihat Edo mendapat notifikasi di handphonenya lalu membaca seketika wajah edo berubah seperti sedang dilanda kesedihan yang amat berat. Ia berpikir jika bertanya langsung pasti dia tidak akan menjawab dengan jujur, munculah dibenaknya ide untuk mengikuti edo saat nanti pulang.

Sampai tiba saatnya waktu pulangpun tiba. Momen yang ditunggu tunggupun datang ketika pulang sekolah biasanya haris, edo dan teman teman disekitar rumahnya bermain bola di lapangan dekat rumahnya.
"siap, beri salam" ucap Ketua Murid
"Assalamualaikum warahmatullah hiwabarakatu" sambut semua murid
"Waalaikumsalam warahmatullahiwabarakatu, sampai bertemu dipelajaran selanjutnya anak anak."

Bu guru beranjak dari tempat duduknya sembari mengambil buku lalu berjalan menuju pintu.
Haris melihat edo yang terburu buru memasukkan bukunya kedalam tas lalu pergi begitu saja. Haris mengikutinya tapi apalah daya, Haris kehilangan jejak saat Edo berjalan menyusuri gang yang Haris tidak tau tempatnya dimana.

Harispun kembali kejalan awal dan pulang kerumahnya. Haris berjalan menuju arah rumahnya
"apa yang terjadi pada edo yaa" haris bingung terhadap sikap edo yang berubah secara tiba-tiba karena tidak biasa nya dia begitu.

Haris sampai dirumahnya.
"Assalamualaikum," ucap haris sambil membuka sepatu
"Waalaikusalam, makan dulu" balas ibu
"baik bu"
Haris makan dengan cepat dalam hitungan 10 makanan yang ada dipiring habis masuk kedalam perutnya seperti makan tanpa mengunyah, ia minum lalu pergi kerumah edo
"Bu, haris pergi main" ucap haris
"Aduuh, mau kemana lagi ris" tanya ibu
"Mau main kerumah temen bu" sambil mengambil kunci motor lalu berangkat

Diperjalan haris melihat edo keluar dari klinik sambil memegang selembar kertas ditangan kirinya. Haris mengikutinya dari jauh sampai langkah Edo terhenti di rumah Edo ,
"dooor, dari mana do" tanya Haris.
Haris melihat edo tampak sedih
"Udah di rumah bu Ina ris nganter paket" jawab edo sambil tidak menatap mata
Harispun merasa sahabatnya ini sedang berbohong padanya, haris mengambil kertas di genggaman edo lalu membacanya tak disangka sangka ternyata itu tagihan obat yang harus di tebusnya."Kenapa kamu ga bilang do?" tanya Haris

Haris ingin membantunya tetapi ia hanya memiliki uang 50 ribu sementara obat yang harus dibayar 6 kali lipat dari uangnya, Haris ingat ada lomba lari marathon. Haris berencana mengikuti lomba tersebut.
"Do Doakan aku menang lomba lari marathon" ucap Haris sambil memberikan kertas tagihannya
" Pasti ris, makasih sebelumnnya" balas edo

Sore harinya Haris datang ke tempat administrasi perlombaan lari marathon, Ia mendaftarkan dirinya dengan mengisi formulir dan membayar uang 50 ribu, itu adalah uang terakhir ia miliki yang perlahan diberikan kepada panitia perlombaan.
"Ini uangnya om" ucap haris
Panitia mengambil uangnya lalu memberikan nomor peserta kepada Haris.
"Lari marathon diselenggarakan besok akan dimulai jam 7 pagi" Ucap panitia kepada Haris.
Haris yang tampak bersemangat dan memiliki tekad untuk memenangkan perlombaan ini dan uangnya untuk menebus obat.

Matahari perlahan terbenan yang menunjukkan waktu malam. Ia mempersiapkan perlengkapannya mulai dari jersey, celana, sepatu dan semua yang ia butuhkan. Tak lupa Ia juga sembahyang dan berdoa agar berkah. Haris tidak menelpon Edo karena biarkan edo mememani ibunya yang sedang sakit. Setelah semua selesai haris tidur lebih awal dari biasanya untuk perlombaan besok.

Keesokan harinya haris berangkat jam 6 menuju lokasi perlombaan menggunakan motor, cuaca pagi ini sangat cerah. sesampainya haris melakukan pemanasan supaya otot ototnya tidak kaget. Tiba saatnya panitia memerintahkan semua peserta lomba lari untuk berkumpul di garis start untuk persiapan. Haris dan semua peserta sudah bersiap mengikuti lombanya.
Panitia mulai berhitung mundur
"Tigaaa...Duaaaa....Satuuuuu...." ucap panitia sambil mengangkat bendera catur
Haris dan semua peserta berlari dengan langkah yang panjang Ia melangkah dengan cepat tanpa melihat peserta lain, hanya fokus pada dirinya. Setelah beberapa meter Ia berlari mulailah keluar keringat didalam tubuhnya dan napasnya yang tidak teratur, tetapi Haris tidak menyerah dan masih konsiten pada kecepatannya berlari, Langkah demi langkah telah menyusuri rute berlari ia berada di posisi ke empat. Haris belum menambah kecepatan berlarinya, Haris mulai lelah keringat membasahi tubuhnya, kakinya mulai melemah, napas yang mulai pendek, tatapi ia tidak menyerah malah semakin menambah kecepatannya bagaikan citah memburu mangsa.

Haris berhasil menyalip dua orang didepannya dan mendapat juara nomor dua yang mendapatkan hadiah satu juta rupiah. Haris sudah senang bisa juara meskipun tidak juara satu setidaknya ia bisa membantu Edo untuk menebus obatnya.

Dengan rasa gembira haris jalan menuju rumah edo lalu ia meminta resep dokter yang harus ditebus. Haris pergi ke apotek terdekat untuk menebus obatnya. Setelah beberapa saat Haris datang membawa obatnya dan memberikannya kepada edo, Edo tampak terharu terhadap kepedulian haris kepadanya, Haris tampak senang bisa membantu sahabatnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun