Mohon tunggu...
Rifky Darmawan
Rifky Darmawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Fakultas Hukum

Mahasiswa Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa KKN 15 BTV 3 UNEJ Kenalkan Inovasi Baru Digitalisasi Tracing Covid-19 Melalui Google Form

3 September 2021   20:58 Diperbarui: 3 September 2021   21:04 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kuliah Kerja Nyata Back To Village (KKN BTV) merupakan salah satu program inovasi pengabdian masyarakat yang dilakukan Universitas Jember (UNEJ) dalam menghadapi kondisi pandemi seperti sekarang ini, program ini sudah berjalan 3 periode semenjak awal pandemi COVID-19 melanda Indonesia.

Seperti halnya yang sedang dilakukan oleh Rifky Darmawan mahasiswa Fakultas Hukum UNEJ ini, ia melakukan program pengabdiannya di kampung halamannya, yaitu di Kelurahan Nangkaan, Kecamatan Bondowoso, Kabupaten Bondowoso.

Secara geografi Kelurahan Nangkaan merupakan salah satu Kelurahan yang memiliki luas wilayah 122,22 Ha. Wilayah Kelurahan Nangkaan terdiri dari 23 RT.

Kepala Kelurahan Nangkaan Bapak Agus Adahi Leono, S.IP mengatakan, demografi jumlah penduduk di Kecamatan Sumbersari tahun 2021 menurut data profil Kelurahan Nangkaan sebanyak 3.009 jiwa laki-laki dan 2.904 jiwa perempuan, yang tersebar di 23 RT dengan jumlah keseluruhan yaitu 5.913 jiwa. Dengan banyaknya penduduk maka dalam kondisi pandemi seperti ini, perlu adanya efektifitas dalam upaya mengontrol penyebaran COVID-19.

"Pada tahun 2020 Kelurahan Nangkaan mendapat penghargaan kampung tanggu COVID-19 yang di adakan oleh pemerintah Kabupaten Bondowoso, yang dimana sebelum itu Kelurahan Nangkaan merupakan titik awal mula penyebaran COVID-19 di Kabupaten Bondowoso yang awalnya di sebut sebagai cluster Nangkaan, maka dari itu masyarakat nangkaan bersama aparatur pemerintahan di tingkat kelurahan melaksanakan upaya pengetatan penyebaran COVID-19 dengan mendirikan pos-pos pemeriksaan keluar dan masuk Kelurahan Nangkaan," Kata Agus saat diwawancarai di Bondowoso.

Pihaknya, juga menyiapkan ruang karantina bagi masyarakat yang datang dari luar kota untuk di karantina telebih dahulu sebelum kembali kerumahnya masing-masing, tidak hanya itu masyarakat dan pihak Kelurahan Nangkaan melakukan swasembada pangan untuk mereka yang kurang mampu akibat terdampak COVID-19.

"Namun dalam upaya tracing kasus konfirmasi dan kontak erat masih menggunakan metode yang konfensional dengan memberitahukan kepada pihak kelurahan jika ada kasus konfirmasi yang sedang melaksanakan isoman dirumahnya sehingga masih sangat sulit sekali untuk melacak kontak erat dengan kasus konfirmasi selama 324 jam yang dimana juga dapat menjadi potensi penyebaran COVID-19 varian delta yang sangat tinggi tingkat penularannya." Ujarnya.

Melihat kondisi tersebut, Rifky Darmawan selaku peserta KKN BTV merasa perlu untuk kembali meningkatkan pemahaman pentingnya tracing bagi pasien COVID-19 dan mereka yang berkontak erat dengan kasus konfirmasi COVID-19.

"Melihat persoalan yang ada karena susahnya mentracing kontak erat dan kasus konfirmasi perlu adanya perubahan metode tracing dari yang konfensional menuju digitalisasi tracing COVID-19", Kata Rifky.

"Dengan membuat system tracing baru yang menggunakan Google Forms sebagai alat untuk melakukan tracing yang nantinya data tracing tersebut dapat di lihat melalui Google Drive oleh pihak Kelurahan Nangkaan serta Posyandu Kelurahan Nangkaan,"Imbuhnya.

Pemuda asal Republik Kopi itu menambahkan, tujuan dari kegiatan ini menjadikan setiap masyakat sebagai tracer di lingkungannya untuk upaya mengontrol persebaran covid-19 dan dapat melakukan upaya antisipasi dan melakukan penanganan secara cepat dan tanggap, sehingga dapat memutus rantai persebaran covid-19 di lingkungan RT 01/ RW 01 Kelurahan Nangkaan. Diharapkan, kedepannya sistem ini dapat digunakan oleh seluruh masyarakat di setiap RT/RW Kelurahan Nangkaan.

Menurut pemuda yang juga ikut aktif dalam dunia gerakan mahasiswa tersebut, dalam data yang di dapat dari Dinas Kesehatan (DINKES ) Kabupaten Bondowoso setidaknya sebanyak kurang lebih 80 kasus di Kelurahan Nangkaan yang terdaftar di Dinkes, jika dalam aturan Kemenkes setidaknya dalam setiap 1 kasus konfirmasi harus terdapat 15 kontak erat yang harus di tracing maka dalam 80 kasus konfirmasi maka kontak erat yang harus d tracing yaitu 1.200 kontak erat.

Selain itu, untuk mentracing 1.200 orang tersebut maka di butuhkan 80 tracer, maka dari itu inovasi ini juga bertujuan menjadikan setiap warga adalah tracer bagi lingkungan sekitarnya. Dengan demikian dalam upanya mengontrol penyebaran COVID-19 mahasiswa KKN BTV 3 yang di bawah bimbingan Bapak Sundahri ini mencantumkan inovasi tersebut dalam proker KKN BTV 3 UNEJ kali ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun