Aroma tanah menguap
Memberi tanda bagi musim
Yang bernyanyi di belakang rumah
Burung-burung melarung udara
Beterbangan dengan suara yang basah
Â
Akhirnya, kita kembali menemukan arah cuaca
Setelah sekian puisi terbakar di sepetak tanah
Setelah sekian doa terkubur dalam terik hari
Wajah kita kembali menyala
Melepaskan kuncup bunga dari balik jendela
Â
Hujan november
Membasahi seluruh rindu
Yang berdenyut di dataran waktu
;Orang-orang kembali menari
Bermain hujan di sawahnya sendiri
Terlahir kembali dari balik puisi
Â
Aroma tanah menguap
Memuja langit
Bagi musim yang membukakan setiap pintu doa
Di atas tanah-tanah yang lengas dan berwarna
Â
Â
Sumenep, 18 November 2014
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H