Mohon tunggu...
Rifky Raya
Rifky Raya Mohon Tunggu... Penulis -

Bergiat di Komunitas PELAR. Mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Aqidah Usymuni (STITA), Terate Sumenep. Aktivis PMII Sumenep. Menulis puisi di sejumlah media lokal dan nasional juga di dalam beberapa antologi bersama.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hujan November

17 Februari 2016   23:35 Diperbarui: 18 Februari 2016   00:09 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aroma tanah menguap

Memberi tanda bagi musim

Yang bernyanyi di belakang rumah

Burung-burung melarung udara

Beterbangan dengan suara yang basah

 

Akhirnya, kita kembali menemukan arah cuaca

Setelah sekian puisi terbakar di sepetak tanah

Setelah sekian doa terkubur dalam terik hari

Wajah kita kembali menyala

Melepaskan kuncup bunga dari balik jendela

 

Hujan november

Membasahi seluruh rindu

Yang berdenyut di dataran waktu

;Orang-orang kembali menari

Bermain hujan di sawahnya sendiri

Terlahir kembali dari balik puisi

 

Aroma tanah menguap

Memuja langit

Bagi musim yang membukakan setiap pintu doa

Di atas tanah-tanah yang lengas dan berwarna

 

 

Sumenep, 18 November 2014

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun